Pembelajaran di Sumsel Bakal Gunakan Sistem Hibrid
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berencana memulai pembelajaran tatap muka pada 12 Juli 2021 dengan sistem hibrid, yakni memadukan pembelajaran daring dan luring. Vaksinasi untuk guru juga terus dilakukan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berencana memulai pembelajaran tatap muka pada 12 Juli 2021 dengan sistemhibrid, yakni memadukan pembelajaran daring dan luring. Namun, pelaksanaanya harus mengedepankan protokol kesehatan agar tidak menjadi kluster baru penularan Covid-19.
”Pembelajaran tatap muka boleh diterapkan di sekolah yang sudah menyiapkan sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar protokol kesehatan. Namun yang terpenting adalah pembukaan sekolah harus atas dasar persetujuan orangtua,” kata Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Riza Pahlevi, Rabu (9/6/2021).
Ada 1.018 sekolah setingkat SMA di Sumsel, sebagian besar sudah mengusulkan untuk membuka sistem tatap muka terbatas. Mengacu pada arahan pemerintah pusat bahwa pembelajaran tatap muka hanya boleh dilakukan secara terbatas, maka skema pembelajaran secara daring tetap berlaku.
”Yang boleh tatap muka hanya 50 persen dari total kapasitas ruang kelas, sisanya tetap belajar via daring,” ujar Riza.
Selain itu, waktu pembelajaran pun dibatasi, yakni hanya dua kali dalam seminggu dengan waktu belajar sekitar tiga jam. Adapun jam belajar disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.
Untuk mencegah risiko penularan, ujar Riza, beberapa sekolah sudah menggelar simulasi tetang pembelajaran sistem hybrid ini. ”Tinggal bagaimana satgas sebagai pengawas memastikan semua berjalan dengan prosedur protokol kesehatan,” ucap Riza. Yang pasti, baik guru maupun siswa yang mengikuti tatap muka harus dalam kondisi sehat.
Vaksinasi untuk guru terus berlangsung. Setidaknya untuk penyuntikan pertama, Juni ini harus selesai. (Yusri)
Percepat vaksin
Dinas Kesehatan Sumsel juga terus mendorong percepatan vaksinasi terhadap tenaga pendidik. ”Vaksinasi untuk guru terus berlangsung. Setidaknya untuk penyuntikan pertama, Juni ini harus selesai,” ungkap Kepala Seksi Imunisasi dan Surveilans Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Yusri.
Dari 144.807 guru yang menjadi sasaran vaksinasi di Sumsel, sekitar 55,86 persen atau 80.877 orang sudah menjalani vaksinasi tahap pertama. Mereka adalah guru di semua tingkat pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini sampai sekolah menengah atas.
Dari 17 kabupaten/kota yang ada di Sumsel, ujar Yusri, hanya Muara Enim yang sudah 100 persen menjalani vaksinasi. Adapun yang terendah adalah Kota Prabumulih dengan persentasi 2,53 persen.
Ada beberapa kendala yang dialami untuk proses vaksinasi di antaranya keterbatasan vaksin. ”Hanya saja memang setiap daerah akan memiliki prioritas masing-masing (siapa yang divaksin lebih dulu),” ucap Yusri.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Sumatera Selatan Aris Saputra mengatakan, pengawasan pada proses pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah akan menjadi prioritas utama pada tahun ajaran baru mendatang. ”Hanya sekolah yang memenuhi syarat protokol kesehatan-lah yang boleh membuka pembelajaran tatap muka secara terbatas,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, lanjut Aris, pihaknya juga akan memastikan sekolah sudah membentuk Satuan Tugas Covid-19 yang diketuai kepala sekolah sehingga kegiatan belajar-mengajar tidak keluar dari koridor protokol kesehatan. Pengawasan ini harus dilakukan seketat mungkin karena risiko penularan di area sekolah sangat mungkin terjadi.
”Jangan sampai ada kluster sekolah ketika pembelajaran tatap muka mulai diberlakukan,” ucapnya. Jika hal itu terjadi, lanjut Aris, maka sekolah akan ditutup kembali dan pembelajaran akan berlangsung secara daring.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menuturkan, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil semua komite dan kepala sekolah terkait hal ini. Menurut dia, pembelajaran tatap muka adalah hal yang harus dilakukan agar siswa tidak kehilangan semangat untuk belajar.