Sedikitnya 27 siswa SMA 1 Padang Panjang, Sumatera Barat, dinyatakan positif Covid-19 dengan kondisi tanpa gejala. Sebagian besar siswa itu diisolasi di asrama sekolah. Penelusuran kasus terus dilakukan.
Oleh
YOLA SASTRA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Sedikitnya 27 siswa SMA 1 Padang Panjang, Sumatera Barat, dinyatakan positif Covid-19 dengan kondisi tanpa gejala. Sebagian besar siswa itu diisolasi di asrama sekolah, sedangkan siswa lainnya yang dinyatakan negatif Covid-19 dipulangkan. Pembelajaran tatap muka dialihkan ke sistem daring.
Kepala SMA 1 Padang Panjang Sefriadi, Senin (7/6/2021), mengatakan, kasus Covid-19 pertama kali ditemukan pada 21 Mei 2021, sebelum pembelajaran tatap muka dimulai pada 24 Mei 2021. Dari hasil penelusuran kontak erat, ditemukan kasus-kasus berikutnya hingga mencapai 27 siswa.
”Kemarin ada tambahan 19 siswa. Totalnya 27 siswa. Empat siswa dibawa pulang orangtua mereka. Siswa lainnya menjalani isolasi di asrama sekolah. Besok ratusan siswa asrama putri dan guru menjalani tes usap,” kata Sefriadi, Senin sore.
Menurut Sefriadi, 20-an siswa yang dinyatakan positif Covid-19 dan diisolasi di asrama sekolah itu berstatus orang tanpa gejala. Sejauh ini, kondisi mereka relatif baik, tidak ada keluhan yang mengkhawatirkan.
Atas kejadian ini, kata Sefriadi, kegiatan pembelajaran tatap muka dihentikan sementara. Pembelajaran dialihkan ke daring, termasuk ujian akhir semester yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Kebijakan penapisan
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Padang Panjang Nuryanuwar mengatakan, temuan kasus Covid-19 di SMA 1 Padang Panjang merupakan hasil penapisan. Kebijakan di Padang Panjang mewajibkan sekolah berasrama melakukan tes Covid-19 terhadap siswa sebelum memulai sekolah tatap muka.
Mohon patuhi protokol kesehatan. Jangan beranggapan virus korona jenis baru ini tidak ada. (Nuryanuwar)
”Covid-19 kemungkinan dibawa sejumlah siswa dari kampung masing-masing, lalu ditularkan ke siswa lain di asrama. Semua siswa yang positif dari asrama putra,” kata Nuryanuwar.
Nuryanuwar pun mengimbau masyarakat, termasuk siswa dan guru, agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Apalagi, beberapa bulan terakhir kasus Covid-19 di sejumlah kabupaten/kota di Sumbar terus meningkat signifikan.
”Penyebab peningkatan kasus Covid-19 tidak lain karena kita tidak patuh dengan protokol kesehatan. Protokol kesehatan, kan, sederhana, 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Mohon patuhi protokol kesehatan. Jangan beranggapan virus korona jenis baru ini tidak ada,” ujarnya.
Berdasarkan catatan Kompas, kluster Covid-19 di sekolah berasrama di Padang Panjang sudah beberapa kali ditemukan. Selain kasus di SMA 1 Padang Panjang, kluster Covid-19 juga pernah ditemukan di Pondok Pesantren Perguruan Diniyyah Putri dan SMA 1 Sumbar di Pandang Panjang.
Di Pondok Pesantren Perguruan Diniyyah Putri, November 2020, ada 135 siswa tingkat SMP dan SMA yang dinyatakan positif Covid-19. Sementara di SMA 1 Sumbar pada Maret 2021, Dinas Kesehatan Padang Panjang menyatakan ada 61 siswa yang dinyatakan positif Covid-19 (versi sekolah 58 siswa).