Kesempatan Belajar Seni secara Daring Makin Terbuka
Materi dan pelatihan seni semakin banyak tersedia di internet. Masyarakat bisa memanfaatkannya untuk mengasah keterampilan seni.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah pembatasan kegiatan masyarakat di masa pandemi Covid-19, kesempatan untuk belajar dan berlatih seni tetap terbuka. Masyarakat dapat mengakses materi seni secara daring dengan bimbingan seniman dari berbagai latar belakang.
Pendiri Mejaseni.com, Budi Bagus Prasetyo, mengatakan, pemindahan materi seni dari luar jaringan ke dalam jaringan menjadi bentuk adaptasi terhadap pandemi Covid-19. Dengan begitu, publik bisa belajar dan mengembangkan keterampilan seni secara aman. Seniman pun bisa menyalurkan bakat seni dan memperoleh pendapatan.
”Seni penting karena saya meyakini bahwa bangsa yang beradab adalah yang (masyarakatnya) berkesenian. Seni yang disediakan secara daring bisa diakses dengan mudah dan murah oleh publik selama ada jaringan internet,” kata Budi saat dihubungi dari Jakarta, Minggu (6/6/2021).
Mejaseni.com merupakan platform kursus seni daring yang diluncurkan pada Sabtu (5/6/2021). Platform itu terbuka untuk publik, baik anak-anak, orang dewasa, maupun pegiat seni profesional.
Seni yang disediakan secara daring bisa diakses dengan mudah dan murah oleh publik selama ada jaringan internet.
Sejumlah seniman dari berbagai latar belakang dilibatkan sebagai pembimbing. Sedikitnya ada sepuluh kategori seni yang diajarkan, yaitu musik, musik tradisional, tari, videografi, fotografi, seni lukis, teater, bahasa, tata rias, dan keterampilan bicara di depan umum. Kategori itu dibagi lagi dalam sejumlah subsektor yang lebih spesifik.
”Rata-rata seniman pembimbing merupakan lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Mereka umumnya punya pengalaman mengajar dan sering mengaplikasikan seni, baik di panggung maupun acara-acara lain. Jadi, materi seni yang diajarkan juga mencakup soal komunikasi, kepercayaan diri, dan bagaimana menjual karya,” tutur Budi.
Sementara itu, Museum Nasional juga menyelenggarakan kelas tari secara daring. Kelas ini bisa diakses secara gratis setiap akhir pekan melalui aplikasi Zoom atau kanal Youtube Museum Nasional.
Pengadaan kelas tari tradisional ini merupakan kerja sama Museum Nasional dengan Yayasan Belantara Budaya Indonesia (YBBI). Kelas tersebut diadakan untuk melestarikan kebudayaan tari tradisional selama pandemi.
”Belajar budaya itu bukan sekadar belajar tari, melainkan juga budi pekerti. Dalam setiap tarian tradisional Indonesia ada budaya. Budaya itu bukan hanya seni, melainkan juga etika. Budi pekerti orang Indonesia dalam bersikap dan berbahasa tubuh bisa dipelajari dari tarian,” kata koordinator tari dari YBBI, Rosydinda Deselia, dikutip dari laman resmi Museum Nasional.
Kesempatan belajar dari seniman juga disediakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). Program yang berjalan sejak 2017 ini akan digelar lagi pada 2021. Proses seleksi seniman dimulai sekitar Juli 2021.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek Restu Gunawan mengatakan, ada 924 seniman dari berbagai kabupaten/kota yang akan terlibat di GSMS 2021. Mereka akan mengajar siswa dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di sejumlah satuan pendidikan.
Menurut Restu, seleksi seniman akan dilakukan dinas kebudayaan di masing-masing kabupaten/kota. Seniman yang terlibat merupakan seniman lokal dari berbagai latar belakang, seperti seni rupa, media pertunjukan, sastra, teater, dan seni media baru. Selanjutnya, seniman terpilih akan menjalani lokakarya tentang pembelajaran campuran (blended learning).
”Proses belajar bisa secara luring jika peserta didiknya tidak banyak dan wilayah itu ada di zona hijau Covid-19. Selain itu, teori bisa diajarkan secara daring, lalu praktiknya secara luring di alam terbuka. Hal ini mengikuti (kondisi) satuan pendidikannya,” ucap Restu saat dihubungi terpisah.
Ia menambahkan, GSMS memberi peluang bagi seniman untuk masuk ruang pendidikan. Potensi dan keterampilan seni diharapkan bisa dipelajari anak-anak sehingga regenerasi seni terjadi.