logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanDiskriminasi terhadap...
Iklan

Diskriminasi terhadap Penghayat Sunda Wiwitan Terus Terjadi

Praktik diskriminasi terhadap penghayat Sunda Wiwitan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terus terjadi. Mulai dalam hal pencatatan dokumen sipil hingga ekspresi berkeyakinan.

Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/IMnxdYmXPBQMBp3wEwl1lzZDMi0=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F730bcb03-e36a-4534-96ae-70f2bf2cb764_jpg.jpg
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI

Anjar (14), penghayat Sunda Wiwitan, bermain kecapi di Paseban Tri Panca Tunggal di Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Selasa (25/5/2021). Transformasi ajaran Sunda Wiwitan, antara lain, dilakukan melalui seni budaya.

KUNINGAN, KOMPAS — Praktik diskriminasi terhadap penghayat Sunda Wiwitan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, belum usai. Selain status kependudukan dan catatan sipil yang belum diakui sepenuhnya oleh negara, masyarakat Adat Karuhun Urang Sunda Wiwitan juga kesulitan mengekspresikan kepercayaannya.

”Kami meyakini diskriminasi belum berakhir,” ucap Dewi Kanti, Girang Pangaping (pendamping) masyarakat Akur Sunda Wiwitan, saat ditemui di Cigugur, Kuningan, Selasa (25/5/2021). Kasus terbaru adalah keputusan Pemkab Kuningan yang tidak mengakui permohonan komunitas Sunda Wiwitan sebagai masyarakat hukum adat (MHA).

Editor:
Aloysius Budi Kurniawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000