Muncul Kluster Sekolah, Pembelajaran Tatap Muka di Jambi Dihentikan Sementara
Pemprov Jambi menginstruksikan penghentian sementara pembelajaran tatap muka di SMA. Gugus tugas juga menyerukan kepada semua pemerintah kabupaten dan kota di Jambi agar melaksanakan pembelajaran daring.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Pembelajaran tatap muka atau PTM di Jambi yang baru berjalan dua bulan mengalami tantangan berat. PTM tingkat SMA di Jambi yang dimulai sejak pertengahan Februari, serta SD dan SMP yang dimulai awal Maret, terus menuai kluster-kluster baru Covid-19.
Menurut juru bicara penanganan Covid-19 Provinsi Jambi, Johansyah, PTM yang dimulai pertengahan Februari lalu sebenarnya telah didahului berbagai persiapan matang dan telah melalui simulasi. Sekolah-sekolah juga telah dicek kelayakan alat penunjang protokol kesehatannya.
Sebelum uji coba PTM digelar, dinas pendidikan juga telah menginstruksikan sekolah-sekolah untuk dapat memanfaatkan dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk mendukung protokol kesehatan yang ketat selama berlangsungnya PTM.
Selain itu, siswa juga diberikan kesempatan memilih PTM atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sehari sebelum dimulai PTM, siswa yang memilih PTM diwajibkan mengikuti tes usap antigen terlebih dahulu. Jika negatif, mereka dapat mengikuti PTM.
Namun, diakuinya masih ada sejumlah celah yang akhirnya menimbulkan merebaknya kluster sekolah. Awalnya, Covid-19 menerpa 56 siswa dan guru di SMA Titian Teras, Kabupaten Muaro Jambi, akhir Maret. Pembelajaran tatap muka yang baru berjalan dua pekan di sekolah itu langsung dihentikan. Hingga kini, sekolah itu masih menerapkan belajar daring.
Tak lama setelahnya, 30 orang di SMK Pertanian Kabupaten Batanghari juga positif Covid-19. Yang terbaru pada pekan ini, 51 siswa di Madrasah Aliyah Negeri Cendekia Kabupaten Muaro Jambi terkonfirmasi positif.
Johansyah mengatakan, hingga Sabtu, masih dilakukan uji usap masif pada seluruh siswa dan tenaga pengajar di MAN Cendekia. Yang tidak terinfeksi virus korona baru langsung dipisahkan tempat tinggal. Gedung asrama siswa kini terbagi dua untuk yang positif dan yang negatif. ”Supaya tidak berlanjut penularan virusnya,” katanya.
Pihaknya juga telah mengeluarkan rekomendasi kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jambi agar menghentikan sementara PTM SMA. Gugus tugas juga menyerukan kepada semua pemerintah kabupaten dan kota di Jambi agar memberlakukan pembelajaran daring bagi sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Untuk pertama kalinya, sejumlah daerah di Jambi masuk dalam status zona merah Covid-19, yakni Kota Jambi, Kota Sungai Penuh, dan Kabupaten Kerinci. Kasus harian meningkat dua kali lipat dari sebelumnya yang sempat melandai. Jumlah pasien terkonfirmasi bertambah 92 orang pada Kamis dan 74 orang pada Jumat. Dengan demikian, total kasus 7.670 orang, dengan angka kematian 114 orang.
Dengan merebaknya kasus-kasus kluster, sekolah-sekolah terkait wajib menerapkan lock down. Secara khusus, sekolah berasrama, isolasi mandiri dilakukan langsung di gedung asrama dalam kompleks sekolah. Siswa tidak pulang ke rumah. Siswa yang positif dan negatif virus dipisahkan gedung tinggalnya. Kluster sekolah yang telah mencapai angka positif nol juga belum dibuka untuk PTM. Salah satunya, SMA Tititan Teras, semua siswa sudah sembuh. ”Tetapi, hingga kini masih tetap diberlakukan PJJ,” katanya.
Hingga kini, proses vaksinasi masih terus menyasar lebih luas kepada tenaga pengajar di Jambi. Guru SDN 131 Kota Jambi, Nurfaidah, bersyukur telah selesai menjalani vaksinasi. Masih ada guru yang belum divaksin karena kondisi alergi.
Menurut Nurfaidah, saat ini yang menjadi tantangan bagi para tenaga pengajar adalah berupaya menyiapkan materi pembelajaran yang menarik dan inovatif. Guru juga kini mengalami beban lebih berat karena selain harus mengajar di depan kelas juga harus mempersiapkan materi untuk siswa yang menginginkan belajar di rumah. ”Dengan dua kali kegiatan belajar mengajarnya, untuk siswa yang memilih PTM dan yang memilih PJJ, harus dipersiapkan materinya,” katanya.