Kasus Penularan Masih Tinggi, Sekolah Tatap Muka di Palu Ditunda
Penyelenggaran sekolah tatap muka di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang sempat direncanakan berlangsung Mei, kembal ditunda berhubung masih tingginya penularan Covid-19.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·4 menit baca
PALU, KOMPAS — Pembelajaran atau sekolah tatap muka di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang menurut rencana mulai digelar pada awal Mei ini kembali ditunda dengan terus melihat perkembangan kasus penularan Covid-19. Penundaan sekolah tatap muka terkait dengan masih tingginya tingkat penularan di ibu kota Provinsi Sulteng itu.
”Alasan utama penundaan karena masih tingginya kasus Covid-19. Kami tak ingin penularan masuk ke lingkungan sekolah yang menyebabkan adanya kluster sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng Ansyar Sutiadi, saat dihubungi di Palu, Senin (3/5/2021).
Penundaan sekolah tatap muka tersebut telah disampaikan kepada kepala sekolah jenjang sekolah dasar serta sekolah menengah pertama dan sederajat di Palu yang berada dalam tanggung jawab Pemerintah Kota Palu. Surat yang ditandatangani Ansyar diterbitkan pada 30 April 2021.
Sementara untuk jenjang sekolah menengah atas dan sederajat yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Sulteng, belum ada rencana untuk sekolah tatap muka.
Alasan utama penundaan karena masih tingginya kasus Covid-19. Kami tak ingin penularan masuk ke lingkungan sekolah yang menyebabkan adanya kluster sekolah. (Ansyar Sutiadi)
Sekolah atau pembelajaran dari rumah sudah dilakukan di Palu dan Sulteng pada umumnya sejak kasus merebak di Indonesia pada awal Maret. Guru memberi materi pembelajaran melalui berbagai platform teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang saat ini.
Penularan Covid-19 di Kota Palu masih tergolong tinggi dengan tipe fluktuatif dari segi tambahan kasus baru harian. Dalam seminggu terakhir, ada tambahan 71 kasus baru. Setiap hari selalu ada kasus baru dengan jumlah paling kurang 5 kasus dan tertinggi 16 kasus.
Total pasien atau orang yang terjangkit Covid-19 yang dirawat dan diisolasi secara mandiri hingga Minggu (2/5/2021) sebanyak 206 orang. Total kasus sejak dilaporkan pada akhir April 2020 menjadi 2.936 kasus. Angka itu tertinggi di Sulteng yang secara kumulatif kasusnya mencapai 12.316 kasus.
Belum ditentukan
Sekolah atau pembelajaran tatap muka dicanangkan Pemerintah Kota Palu dimulai awal April 2021. Begitu hendak dilaksanakan, kasus penularan masih tinggi sehingga ditunda ke awal Mei sebelum akhirnya ditunda lagi sampai batas waktu yang belum ditentukan. Penerapan pembelajaran tatap muka dicanangkan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid sesaat setelah dilantik menjadi pemimpin kota itu pada pertengahan Februari.
Tahun lalu, rencana sekolah tatap muka sempat ditargetkan dimulai pada sejumlah sekolah contoh pada awal Oktober. Namun, hal itu urung dilaksanakan karena kasus penularan masih tinggi.
Ansyar menyatakan, pihaknya mencermati semua perkembangan terbaru terkait pandemi Covid-19 sebelum memutuskan menyelenggarakan sekolah tatap muka. Situasi yang mencolok tersebut tak hanya terkait perkembangan kasus di Palu, tetapi juga situasi sosial secara umum, yakni kemungkinan dinamisnya mobilitas masyarakat dalam kota terkait Idul Fitri.
Meskipun tak mudik, liburan dan hari raya tersebut berisiko penularan Covid-19. ”Selain itu, ada juga situasi global dengan apa yang terjadi di India. Kami melihat semua perkembangan situasi tersebut,” ucapnya.
Meskipun sekolah tatap muka kembali ditunda, Ansyar menegaskan, sekolah tetap mempersiapkan semua fasilitas yang terkait dengan protokol pencegahan Covid-19 di sekolah, seperti tempat cuci tangan dan alat pengukur suhu. Hal itu dilakukan agar sekolah siap begitu pembelajaran atau sekolah tatap muka dilaksanakan nanti.
Ditundanya sekolah tatap muka ditanggap positif orangtua peserta didik. Getrudin Damus (41), warga Kelurahan Birobuli Selatan, Kecamatan Palu Selatan, yang dua anaknya masing-masing di bangku SMP dan SMA, menyatakan, jika masih ada kasus sebaiknya sekolah tatap muka tak dilaksanakan.
Pemerintah memang perlu mencermati semua perkembangan terkait penularan, tak hanya di lingkup lokal, tetapi juga global. ”Saya ngeri melihat situasi di India. Jangan sampai seperti itu terjadi di sini,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Sulteng Komang Adi Sujendra, beberapa waktu lalu, menyatakan, sekolah tatap muka semestinya didahului oleh surat edaran atau keputusan Gubernur Sulteng dengan memperhatikan masukan dari dinas kesehatan. Sejauh ini, belum ada rekomendasi terkait sekolah tatap muka di Sulteng.
Selain penanganan Covid-19 dengan pendisiplinan protokol kesehatan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas), pemerintah saat ini juga menggelar vaksinasi.
Di Sulteng, berdasarkan data per 26 April 2021, sebanyak 75.305 orang, termasuk guru dan tenaga pendidikan, sudah divaksinasi atau 65 persen dari target prioritas hingga Juni 2021 yang sebanyak 115.451 orang. Namun, jumlah sasaran yang divaksin itu masih untuk dosis pertama. Jangkauan vaksinasi untuk tahap kedua lebih rendah lagi.