Digitalisasi Mempermudah Penyaluran Apresiasi untuk Pekerja Seni
Layanan transaksi digital memberikan peluang bagi pekerja seni untuk mendapatkan apresiasi dari masyarakat dengan lebih mudah di masa pandemi Covid-19.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi nyatanya tidak membatasi ruang berekspresi bagi pekerja seni. Pertunjukan yang biasanya digelar secara langsung telah banyak berpindah ke ruang daring. Akibatnya, bentuk apresiasi yang disalurkan pun harus beralih ke transaksi digital.
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Judi Wahjudin di Jakarta, Kamis (29/4/2021), mengatakan, apresiasi harus terus diberikan bagi pekerja seni di tengah pandemi. Upaya untuk mempermudah penyaluran apresiasi tersebut pun dilakukan oleh pemerintah melalui kerja sama dengan berbagai pihak.
”Pada praktiknya masih ada beberapa seniman, termasuk musisi, belum memiliki rekening bank, sementara transaksi sekarang lebih banyak dilakukan secara daring. Karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) membantu para seniman menyediakan layanan transaksi digital melalui teknologi QRIS (Standar Kode Respons Cepat Indonesia),” katanya.
Penyediaan layanan transaksi digital ini diharapkan bisa sekaligus membantu memperluas literasi keuangan bagi masyarakat. Selain menguntungkan para seniman, layanan ini juga bisa mempermudah masyarakat untuk menyalurkan bentuk apresiasi yang ingin diberikan.
Judi menilai, QRISbisa menjadi solusi yang efektif bagi para seniman untuk mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Pertunjukan yang saat ini lebih banyak dilakukan melalui media sosial membuat bentuk penyaluran apresiasi harus berubah. Dengan layanan ini, masyarakat cukup melakukan pemindaian kode bar yang ditayangkan di layar pertunjukan untuk memberikan apresiasi.
Layanan ini juga bisa dimanfaatkan untuk transaksi lainnya, termasuk untuk pembayaran tiket pertunjukan yang diselenggarakan secara tatap muka. Selain dengan BRI, kerja sama ini juga dilakukan bersama dengan Institut Musik Jalanan.
Bagi seniman yang ingin mendapatkan layanan ini sebelumnya akan dilakukan kurasi terlebih dahulu. Itu diperlukan agar pemberian layanan ini bisa tepat sasaran. (Judi Wahjudin)
”Bagi seniman yang ingin mendapatkan layanan ini sebelumnya akan dilakukan kurasi terlebih dahulu. Itu diperlukan agar pemberian layanan ini bisa tepat sasaran,” katanya.
Pendiri Institut Musik Jalanan, Andi Malewa, menyampaikan, inisiasi pemanfaatan layanan transaksi daring sudah dimulai sejak 2019. Namun, penggunaannya semakin masif di masa pandemi. Sosialisasi pun terus dilakukan agar semakin banyak seniman yang memanfaatkannya.
Layanan QRIS pertama kali disosialisasikan pada 30 Maret 2021 di Yogyakarta. Sekitar 100 seniman mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut. Setidaknya ada 50 akun dari para seniman yang sudah diterbitkan sehingga layanan QRIS bisa langsung dimanfaatkan.
Menurut Andi, penggunaan layanan ini masih menjadi kendala bagi seniman yang berusia lanjut yang masih kesulitan memanfaatkan teknologi. Karena itu, sosialisasi juga harus dilakukan kepada keluarga atau orang terdekat yang biasa membantu seniman untuk melakukan pertunjukan daring.
Pemimpin Cabang BRI KCP Kemendikbud Marina menuturkan, tidak ada persyaratan khusus bagi seniman yang ingin mendaftarkan diri untuk bisa mendapatkan layanan ini, yakni dengan menunjukkan KTP dan NPWP. Jika sudah lolos proses kurasi, rekening baru bisa didapatkan beserta layanan QRIS.
”Penggunaan layanan ini diharapkan juga bisa mendukung peningkatan kesejahteraan bagi seniman. Pendataan dari layanan ini juga bisa menjadi rujukan untuk pengajuan kredit di bank, seperti untuk KPR,” ucapnya.