Pemkot Surabaya Gandeng Perusahaan Ringankan Beban Siswa Tak Mampu
Pemberi beasiswa akan menerima laporan secara periodik, seperti nilai rapor sekolah dan progres perkembangan siswa penerima bantuan.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menggelar pertemuan terkait program beasiswa pendidikan jenjang SMP bersama 65 perusahaan, yayasan, dan organisasi. Tujuannya, para pihak berkontribusi memotong generasi anak putus sekolah melalui beasiswa bagi murid SMP dan SMA di sekolah swasta.
Dalam pertemuan satu jam di ruang sidang wali kota, Selasa (13/4/2021), Eri didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo membahas kerja sama Pemerintah Kota Surabaya bidang pendidikan dalam program corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan.
Saya selalu sampaikan kota ini hebat bukan karena pemerintah atau pejabatnya, melainkan karena panjenengan atau Anda semua. Untuk itu, kalau Anda memiliki rezeki berlebih tolong dibantu agar sama-sama sejahtera. (Eri Cahyadi)
Eri mengatakan, demi membangun kota yang mencerdaskan kehidupan bangsa dibutuhkan gotong royong dari berbagai elemen masyarakat, terutama membangun bidang pendidikan. Oleh sebab itu, ia mengajak para pemimpin perusahaan dan yayasan untuk bersama membantu beasiswa pendidikan bagi pelajar yang masuk dalam kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
”Surabaya ini dibangun dengan penuh cinta kasih. Makanya, saya ingin mengajak bapak-ibu pemimpin perusahaan untuk ikut mengambil peran dalam mencerdaskan anak bangsa,” kata mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.
Kota Surabaya juga diyakini akan semakin sejahtera jika seluruh elemen bersatu membangun kota, di antaranya warga mampu membantu yang tidak mampu. Kemudian, warga yang tidak mampu membantu tenaga kepada perusahaan yang membutuhkan.
”Saya selalu sampaikan kota ini hebat bukan karena pemerintah atau pejabatnya, melainkan karena panjenengan atau Anda semua. Untuk itu, kalau Anda memiliki rezeki berlebih tolong dibantu agar sama-sama sejahtera,” ungkap Eri.
Tidak hanya itu, jika perusahaan atau perorangan bersedia menjadi orangtua asuh, Eri Cahyadi meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo memberikan laporan secara periodik. Artinya, mulai dari nilai rapor sekolah hingga perkembangan kemampuan dan berbagai macam progres anak asuhnya itu juga dilaporkan kepada pemberi CSR.
”Nanti kami akan mempertemukan Anda dengan anak-anak itu. Kami ajak keliling ke sekolah mereka supaya panjenengan tahu bantuan tersebut tepat sasaran,” jelasnya.
Alhasil, dari pertemuan itu, mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) secara spontan menerima bantuan dari salah satu pemimpin perusahaan yang bersedia memberikan beasiswa kepada 500 anak asuh.
”Alhamdulillah. Ketika pemerintah itu dipercaya, orang yang memberikan bantuan itu nyaman dan percaya. Itu yang saya wujudkan. Kalau warga sudah tulus dan cinta pada kotanya, maka mereka secara otomatis saling mendukung,” ucapnya.
Pencairan beasiswa
Sementara itu, Kepala Dispendik Kota Surabaya Supomo menambahkan, untuk skemanya setelah pertemuan hari ini akan ada pembuatan MOU (nota kesepahaman). MOU itu nantinya ditandatangani antara pemberi CSR atau bantuan beasiswa dan wali kota. Pencairan dana pun pemkot sama sekali tak terlibat karena langsung masuk ke rekening tiap-tiap sekolah.
Supomo juga melaporkan secara periodik progres dari anak asuh ketika mereka melanjutkan sekolah atau tidak. ”Jadi, pengusaha pasti mengetahui dananya diperuntukkan kepada anak asuh siapa dan sekolah di mana,” ujarnya.
Program beasiswa untuk pelajar SMP dan SMA sudah berjalan dua tahun. Polanya pemberi beasiswa memiliki anak asuh yang mendapat bantuan tiga tahun, artinya hingga siswa lulus sekolah. Besaran beasiswa dipatok Rp 150.000 per bulan per siswa dan sebaiknya perusahaan atau yayasan atau lembaga pemberi beasiswa menyanggupi hingga tiga tahun.