Kementerian Sosial mengajak dunia usaha dan elemen masyarakat bahu-membahu meringankan beban masyarakat terdampak bencana.
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pascabencana alam banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur, Menteri Sosial Tri Rismaharini memastikan bahwa pemerintah terus memantau lokasi bencana, menyalurkan bantuan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pengungsi, termasuk alat-alat berat dan peralatan pendukung untuk membuka jalur-jalur yang masih terisolasi.
Selain makanan, pencarian korban yang hingga kini belum ditemukan terus dipantau, termasuk upaya untuk pengerahan alat-alat berat di lokasi, karena pencarian korban dilakukan manual.
”Alat mungkin kita belum bisa usahakan besok, tapi kita akan bawa gergaji mesin untuk memotong pohon karena menutup akses jalan utama,” ujar Risma, kepada media di Jakarta, Rabu (7/4/2021).
Pada saat yang sama, Mensos juga mendorong solidaritas masyarakat untuk membantu para korban di lokasi bencana yang sangat membutuhkan bantuan. Bahkan, Kementerian Sosial mengajak dunia usaha dan elemen masyarakat bahu-membahu meringankan beban masyarakat terdampak bencana.
Untuk memastikan tidak ada yang terlewatkan bantuan, hari ini, Kamis (8/4/2021), Mensos akan kembali mengunjungi NTT. Sejauh ini, dari pantauan selain di Pulau Adora, Lembata, juga di Pulau Alor dan Sumba Timur membutuhkan bantuan, terutama makanan. Ia mengakui, di Sumba Timur, jumlah pengungsi banyak sehingga yang makanan perlu ditambah karena belum cukup.
Mensos menegaskan, distrubusi bantuan memang sempat terkendala dan terlambat karena faktor cuaca. Bantuan diturunkan di Maumere, kemudian jalan darat ke Larantuka, lalu menyeberang ke Pulau Adonara. Penyeberangan sempat terhalang karena cuaca buruk. ”Jadi, masalahnya yang terjadi adalah transportasi angkutan barang. Kalau penyediaan barang mudah sekali, cuma karena transportasinya sulit sehingga kita kesulitan untuk membawa barang ke sana,” ujar Mensos.
Pengiriman bantuan di Pulau Adonara tidak bisa cepat karena landasan untuk angkutan udara mendarat tidak ada. ”Jadi, itu yang terjadi. Saya kemarin jelaskan, kemarin saya juga di-marahin. Kami bukan tidak mau, tapi enggak bisa kami ke sini. Sebetulnya saya maunya dari Bima langsung ke Adonara, tapi tidak bisa terbang karena cuacanya tidak bagus. Saya jelaskan kepada warga, akhirnya mereka mengerti,” papar Risma.
Selain transportasi, Mensos mengakui, peralatan masak untuk pengungsi sangat terbatas karena tidak ada kompor dari gas sehingga proses memasak lama. Pengiriman kompor gas segera dilakukan. Selain mengupayakan makanan jadi kepada pengungsi, juga ditambah abon-abon dan kentang kering, termasuk biskuit untuk anak-anak.
Mensos mengajak pihak yang akan membantu untuk memberikan bantuan pakaian dan kasur lipat juga diupayakan agar bisa membantu pengungsi yang terkena banjir bandang. Kemensos memang membawa makanan, pakaian, dan selimut, tetapi jumlahnya masih kurang.
”Kami akan buatkan posko. Terus terang begitu banyaknya yang terdampak. Inilah bentuk kepedulian kita, untuk membantu saudara kita,” ujar Risma yang mengungkapkan keberadaan helikopter sangat membantu, terutama untuk menolong ibu hamil yang akan melahirkan. Kemensos telah meminta bantuan Panglima TNI untuk pesawat Herkules.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos menerima kehadiran perwakilan dunia usaha, yakni dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) dan pendiri sekaligus CEO kitabisa.com, Muhammad Alfatih Timur. Hadir pula Azevedo Andovireska Adikara da Lopez atau Andovi da Lopez, seorang aktor, komedian, dan YouTuber yang hadir bersama kakaknya, Jovial da Lopez.
Pascabencana, kitabisa.com sejak Minggu (4/4/2021) melakukan penggalangan. Hingga Rabu malam, donasi masyarakat yang terkumpul dari Masyarakat sudah Rp 6,4 miliar.