Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan Menitikberatkan Program Keahlian
Dalam struktur baru kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah kejuruan, pemerintah fokus kepada program keahlian.
Oleh
Mediana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Struktur kurikulum baru untuk jenjang pendidikan menengah kejuruan akan terdiri dari 59 program keahlian. Dengan struktur seperti ini, pemerintah berharap sekolah bisa fleksibel melakukan relevansi ataupun sinkronisasi kompetensi keahlian sesuai kebutuhan dunia usaha/dunia industri.
Guru SMK Negeri 1 Tengaran, Semarang, Jawa Tengah, Sri Wahyu Sarwoko, saat dihubungi pada hari Jumat (26/3/2021) dari Jakarta, berpendapat, jika kompetensi keahlian ditiadakan, materi yang dipelajari siswa menjadi lebih luas dan tidak spesifik. Peserta didik masih dapat dibekali keterampilan hidup yang cukup agar bisa beradaptasi dengan lingkungan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) setelah lulus.
Realitas yang terjadi belakangan ialah banyak rombongan belajar di kompetensi keahlian tertentu. Akan tetapi, peluang dan lapangan kerja yang tersedia terbatas. Akibatnya, ada lulusan menganggur atau lulusan bekerja di sektor DUDI yang berbeda dari kompetensi keahlian yang mereka pelajari saat sekolah.
”Kelemahannya (struktur kurikulum baru ) adalah tidak ada fokus terhadap spesifik kompetensi keahlian tertentu. Kelemahan ini bisa diatasi asal tercipta kerja sama yang efektif antara SMK dan DUDI,” ujar Sri.
Menurut dia, perubahan struktur kurikulum itu membawa konsekuensi bagi SMK yang biasanya membuka beberapa kompetensi keahlian kini mengerucut ke program keahlian tertentu. Saat penerimaan peserta didik baru, tak ada lagi banyak pilihan kompetensi keahlian.
Murid SMK menata mesin pendeteksi Covid-19 GeNose C19 yang telah dirakit di Teaching Factory SMK SMTI, Umbulharjo, Yogyakarta, Rabu (3/3/2021). Sri menambahkan, komitmen pemerintah bekerja sama dengan organisasi atau DUDI guna menyelenggarakan program pelatihan bagi guru mesti disambut positif. Misalnya, pelatihan keterampilan kemampuan hidup.
”Komitmen itu masih menyambung dengan perubahan struktur kurikulum pendidikan menengah kejuruan. Siswa semestinya jangan hanya bertumpu pada lowongan pekerjaan dari industri. Mereka bisa membuat terobosan dengan merintis usaha,” ujarnya.
Mengutip datapokok.ditpsmk.net, jumlah SMK di Indonesia mencapai 14.379 instansi. Jumlah ini terdiri dari 3.465 SMK negeri dan 10.734 SMK swasta.
Direktur SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) M Bakrun mengatakan, terdapat 7.400 SMK yang memiliki siswa kurang dari 200 orang dan 2.200 SMK dengan total siswa kurang dari 60 orang. Kementerian akan melakukan evaluasi terhadap SMK-SMK tersebut.
Dalam diskusi daring ”Bincang Pendidikan: SMK Pusat Unggulan”, pekan lalu, di Jakarta, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan, semua SMK yang bakal jadi penerima program SMK Pusat Unggulan akan mengikuti struktur kurikulum baru itu.
”Kalau sebelumnya, struktur kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah kejuruan mempunyai 149 kompetensi keahlian. Kami sekarang kelompokkan langsung ke program keahlian. Lebih efisien dan jadi fleksibel,” tuturnya.
SMK Pusat Unggulan merupakan kebijakan kesembilan Merdeka Belajar. Melalui SMK Pusat Unggulan, pemerintah berkomitmen membenahi kondisi SMK agar selaras dengan kebutuhan DUDI. Selain dana, insentif pemerintah lainnya ialah mengajak perguruan tinggi vokasi agar ikut mendampingi. SMK peserta program kelak mesti mengimbaskan ke sekolah lain.
Saat penerimaan peserta didik baru, tak ada lagi banyak pilihan kompetensi keahlian.
Spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan memuat bidang keahlian, lalu program keahlian, serta paket atau kompetensi keahlian. Spektrum keahlian merupakan acuan dalam pembukaan dan penyelenggaraan bidang/program/paket ataupun kompetensi keahlian di SMK.
Kemitraan
Secara terpisah, Deputy Director British Council Indonesia Colm Downes di sela-sela kegiatan daring ”SMK Work Ready Conference 2021”, Jumat, di Jakarta, mengatakan, British Council Indonesia bermitra dengan HSBC, Indonesia Technology Enhanced Language Program (iTELL), dan Rencanamu menyelenggarakan pelatihan keterampilan sosial bagi guru SMK. Keterampilan sosial ini penting karena permintaan pasar kerja.
”Kami mengembangkan modul pelatihan daring yang sudah diintegrasikan dengan kurikulum dari pemerintah. Beberapa materi pelatihan keterampilan sosial mencakup, antara lain, berpikir kritis, memecahkan masalah, dan interaksi,” ujarnya.
Program itu baru diimplementasikan di 20 SMK di DKI Jakarta. Colm mengemukakan, setelah ada evaluasi pelaksanaan ataupun modul, British Council Indonesia bersama mitra akan menyebarluaskannya ke seluruh SMK.
Senior Vice President Corporate Sustainability PT Bank HSBC Indonesia Nuni Sutyoko mengatakan, di antara pelaku industri dan usaha tengah memikirkan prospek bidang keterampilan masa depan. Mereka menyiapkan pelatihan bagi internal karyawan agar tetap relevan.
”Sementara untuk generasi muda yang akan masuk pasar kerja, kami rasa menyiapkan kompetensi mereka harus dilakukan secara kolaboratif,” ujarnya.