Guru setingkat sekolah menengah atas di Palembang, Sumatera Selatan, mulai menjalani vaksinasi. Vaksinasi pada tenaga pengajar ditargetkan dapat segera dituntaskan agar belajar tatap muka bisa segera berlangsung.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Sebanyak 114 guru setingkat sekolah menengah atas di Sumatera Selatan mulai menjalani vaksinasi di RSUD Siti Fatimah, Palembang, Rabu, (17/3/2021). Vaksinasi itu merupakan bagian dari rencana vaksinasi pada sekitar 2.000 tenaga pengajar setingkat sekolah menengah atas di Palembang, Sumatera Selatan. Vaksinasi pada tenaga pengajar ditargetkan tuntas sesegera mungkin agar kegiatan belajar-mengajar tatap muka dapat terwujud paling lambat pada Juli 2021.
Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Selatan Riza Pahlevi, Kamis (17/3/2021), di Palembang menuturkan, vaksinasi ini diterapkan pada guru yang mengajar di tingkat sekolah menengah atas (SMA), sekolah menegah lejuruan (SMK), dan sekolah luar biasa (SLB). ”Dengan vaksinasi ini diharapkan para guru bisa lebih percaya diri untuk segera mengajar secara tatap muka,” ucapnya.
Vaksinasi guru setingkat SMA ini baru diterapkan di Palembang karena ketersediaan vaksin yang masih terbatas. ”Jika sudah ada vaksin lagi dari Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, vaksinasi pada guru akan berlanjut hingga ke daerah,” ucapnya.
Di Sumsel, ujar Riza, tercatat ada sekitar 21.000 guru setingkat SMA yang menjadi sasaran vaksinasi. Proses vaksinasi pada guru akan menjadi prioritas mengingat pemerintah pusat sudah menargetkan kegiatan belajar-mengajar dapat diterapkan pada Juli 2021.
Namun, mengacu pada surat edaran Gubenur Sumsel, ujar Riza, kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka masih ditunda sampai semua guru sudah divaksinasi. ”Kalaupun pembukaan sekolah dilakukan secara bertahap, setidaknya 60 persen guru sudah harus divaksinasi,” kata Riza.
Selain para guru sudah divaksin, pembukaan sekolah untuk kegiatan belajar- mengajar tatap muka juga harus mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Sumsel. Misalnya, jumlah siswa yang hadir setengah dari kapasitas kelas, alat untuk protokol kesehatan sudah tersedia, dan dalam proses kegiatan belajar-mengajar harus mengenakan masker. ”Jika sekolah belum bisa menerapkan itu semua, sekolah belum boleh dibuka,” kata Riza.
Selain vaksinasi untuk guru di tingkat SMA, vaksinasi pada tenaga pengajar di tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) juga telah dilakukan di Palembang. Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda menuturkan, ada sekitar 17.000 guru tingkat PAUD hingga SMP yang menjadi target vaksinasi di Kota Palembang. Fitrianti menargetkan proses vaksinasi pada guru dapat selesai pada April 2021 sehingga pembelajaran tatap muka di Palembang dapat berlangsung pada Juli 2021.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy menuturkan, memang guru menjadi salah satu kelompok masyarakat yang perlu divaksin karena mereka akan berhadapan dengan banyak orang ketika melakukan proses belajar-mengajar. ”Tidak hanya guru di tingkat PAUD hingga SMA, vaksinasi juga akan dilakukan pada pengasuh pondok pesantren,” ujarnya.
Namun, karena jumlah vaksin yang masih terbatas, proses vaksinasi harus dilakukan secara bertahap. ”Kita mulai dengan yang berisiko tinggi terlebih dahulu,” ucapnya.
Karena jumlah vaksin yang masih terbatas, proses vaksinasi harus dilakukan secara bertahap. (Lesty Nurainy)
Rabu (17/3/2021), Sumsel kembali menerima sebanyak 39.500 dosis vaksin Covid-19. Vaksin ini akan disalurkan ke sejumlah kelompok masyarakat mulai dari warga lansia hingga petugas pelayan publik di 17 kabupaten/kota. ”Terkait kelompok mana yang lebih dulu menerima vaksin, kewenangan itu diserahkan kembali kepada pemerintah kabupaten/kota,” kata Lesty.
Cakupan vaksin
Hingga kini, ujar Lesty, vaksinasi terus berlangsung di berbagai kelompok masyarakat. Untuk cakupan vaksinasi pada sumber daya manusia kesehatan (SDMK), dari 4.007 orang yang menjadi sasaran, sekitar 95 persen sudah divaksinasi di tahap pertama dan 75 persen untuk dosis kedua.
Adapun untuk petugas pelayan publik dari 439.477 orang yang menjadi sasaran, sekitar 12,13 persen di antaranya sudah divaksinasi.
Sementara untuk warga lansia dari sekitar 700.000 orang sasaran, baru 1,9 persen yang divaksin. Lesty mengakui cakupan vaksinasi untuk warga lansia terbilang masih kecil lantaran baru dilakukan di Palembang dan banyak di antara mereka yang harus tertunda atau tidak bisa divaksinasi karena memiliki penyakit komorbid.
Walau demikian, proses vaksinasi di Sumsel harus cepat dan serentak. Tujuannya agar segera tercapai kekebalan komunal di Sumatera Selatan.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menuturkan, pembukaan sekolah masih bergantung dari kajian pakar epidemiologi dan para ahli di bidng lain tentang kondisi Sumsel. Jika berdasarkan hasil kajian sekolah sudah bisa dibuka, tentu akan dibuka. Sebaliknya jika belum, tentu akan ditunda.
Herman mengingatkan agar proses vaksinasi harus terus berjalan terutama pada kelompok masyarakat yang berisiko tinggi. Misalnya, petugas bank yang berada di garis depan yang berhubungan langsung dengan nasabah.
Mereka harus segera divaksinasi agar minat masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas perbankannya meningkat. ”Dengan begitu, kegiatan perkonomian dapat kembali pulih,” katanya.