Bupati Tangerang Ragu Sekolah Tatap Muka Bisa Digelar Juli 2021
Rencana sekolah tatap muka di Kabupaten Tangerang kembali dipikirkan ulang. Bupati Tangerang ragu sekolah tatap muka bisa dilaksanakan saat angka kasus Covid-19 masih tinggi.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
HUMAS POLRESTA TANGERANG
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar
TANGERANG, KOMPAS — Rencana Pemerintah Kabupaten Tangerang melaksanakan sekolah tatap muka di tingkat SD hingga SMP pada Juli 2021 belum pasti dilaksanakan. Kebijakan itu akan dikaji kembali setelah Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menyatakan sekolah tatap muka berisiko membahayakan peserta didik jika dilaksanakan saat kasus Covid-19 masih tinggi.
Salah satu pertimbangan Zaki adalah tren peningkatan kasus Covid-19 yang selalu terjadi seusai libur panjang. Pada Mei 2021, masyarakat akan merayakan bulan suci Ramadhan dan Lebaran.
”Dihitung satu bulan setelah itu, dapat diprediksi pada akhir Juni akan ada peningkatan kasus Covid-19,” ujar Zaki melalui siaran pers, Senin (15/3/2021).
Pertimbangan itu membuat Zaki mengkaji ulang rencana menyelenggarakan sekolah tatap muka. Ia mengaku tidak ingin memaksakan membuka sekolah karena akan berisiko membahayakan peserta didik dan juga guru-guru di Kabupaten Tangerang.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menargetkan pembukaan kegiatan belajar tatap muka pada awal Juli 2021 dapat terlaksana. Rencana Nadiem tersebut kemudian mendapat respons positif dari Pemerintah Provinsi Banten. Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan siap menyelenggarakan pembelajaran tatap muka se-Banten pada Juli 2021.
Kompas/Hendra A Setyawan
Murid-murid SDIT Nurul Amal, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, mengikuti kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, Kamis (12/11/2020). Kegiatan belajar mengajar secara luring ini telah dilakukan sejak Agustus 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan kesepakatan dari orangtua murid. Selain pembelajaran luring, pihak sekolah juga melakukan pembelajaran secara daring bagi siswa yang tidak diizinkan mengikuti kegiatan belajar secara tatap muka.
”Jadi, kalau vaksinasi ini sudah selesai semua, kegiatan apa pun, termasuk pembelajaran tatap muka, kami berani untuk membukanya,” kata Wahidin.
Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengingatkan pemerintah daerah untuk tak buru-buru melonggarkan sejumlah pembatasan dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Menurut Yunis, vaksinasi setidaknya baru akan berdampak jika sudah mencapai 80-90 persen dari total jumlah populasi di suatu wilayah.
”Kalau yang kita lihat sekarang itu kebanyakan diumumkan vaksinasi 70 persen dari target sasaran. Padahal, bukan begitu cara membacanya,” ujar Yunis ketika dihubungi.
Tidak menjamin
Zaki menjelaskan, vaksinasi yang sudah dilakukan terhadap para tenaga pendidik juga tidak dapat menjamin keamanan para siswa dan juga para orangtua yang mungkin belum melaksanakan vaksinasi.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, hingga saat ini sudah 36.660 warga Kabupaten Tangerang menjalani vaksinasi. Rinciannya, pada tahap I sudah dua kali pelaksanaan vaksinasi 10.260 orang. Kemudian, tahap II baru satu kali pelaksanaan dan telah menyentuh 26.400 orang.
”Kalau vaksinasi untuk guru itu masih belum banyak karena keterbatasan dosis vaksin yang kami baru dapatkan. Kalau sudah dapat lagi, langsung disuntikkan,” kata juru bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Petugas dari PMI Kota Tangerang menyemprotkan disinfektan di lingkungan SD Negeri 1 Tangerang, Banten, Rabu (3/6/2020). Penyemprotan tersebut sebagai langkah sterilisasi lingkungan sekolah dari Covid-19. Banyak sekolah belum siap membuka kembali kegiatan belajar mengajar tatap muka secara fisik.
Menurut Hendra, vaksinasi belum bisa mencapai 100 persen karena diberikan secara bertahap. Di sisi lain, belum semua fasilitas layanan kesehatan memberikan laporan kemajuan vaksinasi. Vaksinasi di Kabupaten Tangerang dilaksanakan di 44 puskesmas dan 24 rumah sakit.
Salah satu pertimbangan Zaki adalah tren peningkatan kasus Covid-19 yang selalu terjadi seusai libur panjang. Pada Mei 2021, masyarakat akan merayakan bulan suci Ramadhan dan Lebaran.
Kendati demikian, Zaki mengatakan, seluruh sekolah di wilayah Kabupaten Tangerang sudah siap untuk melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka dengan penerapan protokol kesehatan. Persiapan itu membuat sekolah-sekolah bisa langsung menggelar pembelajaran tatap muka jika situasi dan kondisi dinilai sudah memungkinkan.
”Seluruh sekolah sudah siap untuk melakukan kegiatan belajar tatap muka, tetapi kita melihat situasi dan kondisi terakhir dari penyebaran Covid-19 serta instruksi dari Gubernur Banten Wahidin Halim dan Dinas Kesehatan Banten,” kata Zaki.
Di Kota Tangerang, Wali Kota Arief Wismansyah juga belum dapat memastikan pelaksanaan sekolah tatap muka pada Juli 2021. Arief mengaku belum dapat memberikan kepastian karena masih mengamati perkembangan penanganan Covid-19 dan dinamika penularan yang terus terjadi di masyarakat.
Rencana sekolah tatap muka sebelumnya sempat hendak dilakukan Pemerintah Kota Tangerang pada Januari 2021. Namun, kemudian ditunda karena angka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 se-Banten meningkat.