Tahun Ajaran Baru, Pembelajaran Model Campuran Jadi Pilihan
Pembelajaran pada tahun ajaran baru periode 2021/2022 yang akan dimulai sekitar bulan Juli akan diisi dengan model campuran luring dan daring.
JAKARTA, KOMPAS — Pembelajaran sekolah tahun ajaran 2021/2022 baru akan digelar Juli 2021 mendatang. Meski demikian, sejumlah sekolah mulai merumuskan teknis penyelenggaraan pembelajaran. Opsi yang menguat adalah pembelajaran campuran luring dengan daring.
Tahun ini, pemakaian platform teknologi digital tetap akan diandalkan di dunia pendidikan. Karena itulah, sekolah masih akan berhadapan dengan tantangan keterbatasan jaringan internet dan perangkat komunikasi serta beban kuota data.
Guru SD Negeri 2 Plososari Patean Kendal, Jawa Tengah, Widi Astiyono, saat dihubungi Selasa (2/3/2021) dari Jakarta, mengatakan, bantuan kuota data internet dari pemerintah membantu guru dan siswa dari kelompok ekonomi menengah ke bawah. Meski demikian, bantuan tidak terpakai maksimal sebab kualitas sinyal internet sering memburuk.
Tahun 2020, bantuan kuota data internet terdiri dari kuota umum dan kuota belajar. Pembagian dua jenis kuota ini justru membuat pembelajaran semakin tidak optimal. Sebab, guru dan siswa terbiasa terlibat belajar-mengajar di platform YouTube. Sementara aplikasi YouTube hanya bisa diakses memakai jatah kuota umum yang volumenya lebih kecil dibandingkan dengan kuota belajar.
Untuk program bantuan kuota data internet kali ini, pemerintah menyebut ada pengurangan volume. Kami para guru tetap mensyukuri. Kami berusaha mencari solusi pembelajaran yang inovatif agar anak tetap belajar di tengah keterbatasan ini.
”Untuk program bantuan kuota data internet kali ini, pemerintah menyebut ada pengurangan volume. Kami para guru tetap mensyukuri. Kami berusaha mencari solusi pembelajaran yang inovatif agar anak tetap belajar di tengah keterbatasan ini,” ujar Widi.
Para guru SD di Kendal mengoptimalkan kanal Kendal Pintar Berbagi di YouTube. Kanal ini didukung oleh dinas pendidikan dan sebuah yayasan bidang pendidikan. Guru seperti Widi rutin mengisi materi pembelajaran, baik secara live maupun video tunda, yang bisa diakses siswa kapan saja. Lalu, praktik guru kunjung kerap dijalankan. Siswa pun diminta seminggu sekali ke sekolah untuk mengambil dan menyetorkan tugas.
Di Kendal, pendataan vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan mulai berjalan. Dia berharap pelaksanaan vaksinasi segera dilakukan.
”Untuk tahun ajaran baru, kami kemungkinan besar menyelenggarakan pembelajaran model campuran-tatap muka luring dan daring bersamaan. Segala keterbatasan yang ada kami hadapi. Praktik baik yang berjalan, seperti kanal Kendal Pintar Berbagi, juga akan tetap dipakai,” ujarnya.
Baca juga: Vaksinasi bagi Guru Jadi Syarat Pembelajaran Tatap Muka di Karawang dan Purwakarta
Sejak Januari
Guru SMP Negeri 4 Sungai Apit, Siak, Riau, Mardiyati, menceritakan, sekolah tempatnya mengajar telah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas sejak Januari 2021. Kegiatan pembelajaran di sekolah berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat.
SMP Negeri 4 Sungai Apit masuk dalam daerah berzona kuning Covid-19. Banyak siswa kesulitan mengakses pembelajaran dengan metode daring. Berdasarkan kondisi itu, sekolah memutuskan menggelar pembelajaran tatap muka terbatas.
”Kebanyakan tempat tinggal siswa berada di lokasi yang terbatas akses internet. Kondisi ekonomi orangtua juga terbatas untuk membeli gawai dan paket data internet. Metode pembelajaran campuran akhirnya dipakai sekolah,” ujarnya.
Bantuan kuota data internet yang diberikan pemerintah sangat membantu siswa. Namun, pemanfaatan bantuan tidak maksimal sebab orangtua tidak ikut memantau pemakaian. Kebanyakan orangtua bekerja sebagai petani, nelayan, dan buruh kasar yang disibukkan dengan pekerjaan sehari-hari. Guru hanya tahu, kuota data bantuan cepat habis, tetapi tugas sekolah anak-anak tidak diselesaikan.
Ketika pemerintah mengumumkan akan kembali menyalurkan bantuan kuota data internet, Mardiyati merasa senang. Meski volume kuota dikurangi, dia bersyukur masih ada bantuan.
”Dengan kondisi seperti sekarang, masih adanya bantuan kuota data internet tetap membantu. Tetap disyukuri. Kami berupaya inovatif dalam menyelenggarakan pembelajaran daring dan tatap muka terbatas secara bersamaan, seperti penugasan yang tidak membebani anak,” katanya.
Mengenai arahan pemerintah pusat untuk pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru, Mardiyati mengemukakan, sekolah akan menyosialisasikan kepada orangtua. Hal ini sama seperti pembelajaran awal 2021. Sekolah bersama orangtua membuat kesepakatan dulu. Lalu, sekolah mengatur jadwal masuk dan jumlah siswa sesuai dengan aturan pemerintah kabupaten.
Sekolah kecil
Guru SD Islam Al-Ma’ruf, Fathiyatur Rohmah, secara terpisah berpendapat, beberapa sekolah swasta berskala kecil terbantu dengan adanya program bantuan kuota data internet. Sementara untuk sekolah swasta berskala besar, keberadaan program bantuan itu kurang pas sebab guru dan siswa mengandalkan langganan internet berupa produk nirkabel (Wi-Fi) untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
Pengurangan besaran volume kuota data internet bantuan akan berdampak pada sekolah kecil. Namun, menurut dia, baik sekolah swasta kecil maupun besar tidak fokus ke hal itu. Mereka tetap melanjutkan belajar-mengajar dengan berbagai kondisi sembari semuanya sedang mempersiapkan beberapa opsi pembelajaran untuk tahun ajaran 2021/2022 sesuai dengan arahan pemerintah. Semua opsi diperkirakan tetap mengandalkan platform daring.
”Misalnya, satu bulan pertama siswa kelas tinggi atau kelas VI belajar tatap muka di sekolah dengan cara pertemuan dua kali seminggu bergantian. Kelas lainnya tetap belajar dari rumah. Artinya, platform pembelajaran daring tetap akan dibutuhkan,” ujar Fathiyatur.
Di sekolah tempat dia bekerja sekarang sedang mempersiapkan strategi agar guru siap dengan kondisi pembelajaran seperti itu. Orangtua juga dipersiapkan. Mereka tetap punya hak memutuskan anaknya belajar di sekolah atau dari rumah.
”Kalaupun pemerintah akan kembali menyalurkan bantuan kuota data internet, saya rasa pemerintah perlu memilah-milah satuan pendidikan yang amat membutuhkan," ujarnya.
Transisi
Sebelumnya, dalam taklimat media ”Pengumuman Kebijakan Bantuan Kuota Data Internet Tahun 2021”, Senin (1/3/2021), Mendikbud Nadiem Anwar Makarim menyebut hasil penelitian Arus Survei Indonesia. Dalam penelitian itu disebutkan, sebanyak 84,7 persen responden menilai bahwa program bantuan kuota data internet pada 2020 merupakan langkah tepat dalam menjawab krisis pandemi Covid-19. Sebanyak 85,6 persen responden menilai bahwa program itu meringankan beban ekonomi orangtua pelajar/mahasiswa dalam membeli paket data internet.
Dalam kesempatan itu, Nadiem menjelaskan, berdasarkan respons positif masyarakat, program bantuan kuota data internet dilanjutkan, tetapi hanya untuk tiga bulan mulai Maret 2021. Program ini dimaknai untuk membantu satuan pendidikan selama masa transisi mempersiapkan pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran 2021/2022 yang dimulai Juli 2021.
”Pada saat bersamaan, pemerintah terus mengupayakan agar vaksinasi kepada lebih dari 5 juta pendidik dan tenaga kependidikan selesai pada Juni 2021. Jadi, pembelajaran tatap muka kembali di satuan pendidikan segera dipersiapkan saja,” ujarnya.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Smart Learning and Character Center Eko Indrajit mengatakan, model pembelajaran campuran atau blended learning merupakan metode pembelajaran luring dan daring untuk memperkaya pengalaman peserta didik. Sementara model pembelajaran hibrid merupakan kombinasi sejumlah metode belajar yang dipilih sesuai dengan pendekatan terbaik ke anak.
Keduanya menjadi keniscayaan bagi dunia pendidikan. Jika vaksinasi kepada pendidik dan tenaga kependidikan berhasil dilakukan, dia berpendapat, pembelajaran di sekolah tidak akan menggunakan pembelajaran tatap muka luring secara penuh. Kemungkinan besar, pembatasan sosial masih berjalan sehingga jumlah siswa yang masuk ke sekolah akan dibatasi.
Baca juga: Masih Ada Kekhawatiran Orangtua terhadap Pembelajaran Tatap Muka
”Apabila kondisi masih pandemi Covid-19, orangtua masih punya peran signifikan besar. Keputusan siswa yang akan hadir di sekolah mengikuti pembelajaran tatap muka tergantung dari orangtua. Maka, sekolah mesti menyediakan blended learning atau hybrid learning,” ujarnya dalam webinar ”Guru Milenial sebagai Pendekar Blended dan Hybrid Learning”, Senin (1/3/2021).