Orangtua Mengandalkan Intuisi dalam Pengasuhan Anak
Orangtua didorong untuk lebih percaya diri dalam mengasuh anak-anak mereka, dengan fokus kepada kebutuhan anak, bukan sekadar mengikuti pola pengasuhan orang lain.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Orangtua didorong untuk lebih percaya diri dalam mengasuh anak-anak mereka, dengan fokus kepada kebutuhan anak, bukan sekadar mengikuti pola pengasuhan orang lain. Pengasuhan ini memungkinkan anak-anak tumbuh tak sekadar jadi anak cerdas, tetapi juga percaya diri, tangguh, dan tidak mudah menyerah.
“Orangtua bisa mengandalkan intuisinya dalam mengasuh buah hati mereka, sesuai kebutuhan dan karater tiap anak. Namun, bukan intuisi kosong ya. Ada tiga bekal yang harus dimiliki orangtua,” kata Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, dalam talkshow virtual di acara penutupan Cussons Bintang Kecil 9 - Konser Eksplorasi, Minggu (28/2/2021).
Vera mengatakan, ada istilah intuitive parenting atau pengasuhan intuitif yang merupakan pengasuhan dengan mengandalkan apa yang dirasa orangtua memang terbaik untuk anak. Namun orangtua, pertama, harus memahami tahap tumbuh kembang anak. Misalnya, orang tua wajib paham milestone bayi 9 bulan, ataupun anak empat tahun.
Kedua, orangtua harus berkomitmen waktu dan energi untuk anak sehingga betul-betul bisa hadir lahir batin ketika bersama anak. Ketiga, orang tua harus memiliki regulasi emosi yang baik.
Saat kekesalan menghadapi anak sudah sampai puncaknya, tenangkan diri terlebih dahulu baru kembali lagi kepada anak.
“Dalam pengasuhannya, orangtua mengikuti anak. Bukan mengikuti kemauan anak, tapi mengikuti temperamennya, menyesuaikan dengan tipe anak. Tiap anak, akan beda-beda. Satu anak pun, jika bertambah usia juga harus menyesuaikan lagi,” jelas Vera.
Menurut Vera, kemajuan teknologi informasi di era digital telah memudahkan banyak orangtua mendapatkan informasi pengasuhan terkini. Namun, di sisi lain, banjirnya informasi ini membuat orang tua juga semakin stress.
Ada yang cemas karena khawatir, apakah pengasuhan sudah tepat atau belum. Ada juga yang tertekan dan merasa bersalah, karena merasa tak mampu memberi pengasuhan terbaik. Apalagi, ditambah konten-konten ‘family’s goal’ di media sosial yang sering dijadikan referensi.
Vera menambahkan, orangtua tak hanya cukup bertanggung jawab untuk memastikan semua kebutuhan anak tercukupi. Orangtua juga berperan sebagai partner. “Orang tua sebagai pihak yang mendengarkan anak, bukan menyuruh atau memerintah,” tambah Vera.
Pasangan selebriti Indra Brasco dan Mona Ratuliu memiliki empat anak, dengan rentang usia si sulung berusia 17 tahun dan si bungsu 9 bulan. “Setiap anak membutuhkan pendekatan berbeda-beda. Di awal masa pandemi, kita duduk bareng dengan anak, untuk menyamakan persepsi dulu. Mendengarkan perasaan mereka, juga memenuhi kebutuhan anak yang berbeda-beda,” jelas Indra.
Memahami kebutuhan eksplorasi anak di masa tumbuh kembang juga menjadi tantangan tersendiri bagi Cussons yang selalu berkomitmen menjadi mitra orang tua. “Ajang Cussons Bintang Kecil 9 bukan sekadar ajang kreativitas, tapi juga menyelenggarakan rangkaian program parenting untuk membantu orang tua memilih pola asuh yang tepat. Terutama untuk orang tua baru, untuk bersama-sama mengeksplorasi bersama anak-anaknya,” jelas Rahma Anna Setyani, Head of Marketing Cussons Baby & Kids.
Cussons Bintang Kecil (CBK) 9 diselenggarakan sejak 9 Oktober 2020 hingga 9 Januari 2021 dan berhasil menjaring 133.000 peserta yang mengirimkan video dan foto aktivitas mereka.
Sebagai bagian kegiatan memperkaya eksplorasi dunia anak, Cussons Kids juga memperkenalkan CK Play, yaitu sebuah aplikasi gamification pertama yang didesain untuk mengoptimalkan imajinasi anak serta membantu orang tua dalam berinteraksi dengan si buah hati. Diperkaya dengan berbagai fitur interaktif dan kompetisi-kompetisi yang menyenangkan bagi anak dan orang tua. CK Play dikembangkan oleh pengembang aplikasi khusus anak yang terkemuka di Indonesia, dan telah bekerjasama dengan Insight Psychology untuk memastikan kredibilitasnya.
Cussons juga menggalang donasi dari konsumen senilai Rp 400 juta selama CBK 9 berlangsung, dan diserahkan kepada Kick Andy Foundation guna mendukung proses belajar mengajar anak yang mengalami kesulitan di masa pandemi Covid-19.
Anna mengatakan, respon yang diberikan oleh para peserta dalam mengikuti rangkaian acara CBK 9 ini positif dan mereka sangat antusias berinteraksi.