Memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, guru di Jambi membuat konten edukasi lewat Tiktok. Dengan sajian kreatif, siswanya diajak peduli lingkungan dengan cara berdiet sampah plastik.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·5 menit baca
Berawal dari hasil mengeksplorasi sebuah pameran flora fauna, Nurfaidah (35) menciptakan konten video musik Tiktok untuk bahan edukasi siswanya. Tayangan itu pun disebarluaskan kepada siswa dan para guru untuk menarik kepedulian untuk diet sampah sekaligus memperingati Hari Peduli Sampah Nasional tanggal 21 Februari lalu.
Sepulang dari tempatnya mengajar di SDN 131 Kota Jambi, Kamis (18/2/2021), Nurfaidah bertemu kenalannya sembari menengok Pameran Flora Fauna yang tengah digelar di mal itu. Saat berkeliling pameran, ia menemui tas-tas anyaman berbahan alam dijual menjadi tas belanja. Ada pula deretan tanaman bonsai kelapa yang banyak memanfaatkan bahan limbah sebagai aksesoris potnya.
Pada saat yang sama, di sebelah acara pameran, sedang digelar sosialiasi kepada seluruh tenant mal soal gerakan memilah dan mengurangi sampah. Seketika itulah tebersit ide untuk membuat konten edukasi bagi siswanya. Setelah selesai memotret produk-produk di pameran itu, ia pun pulang untuk mengumpulkan materi pendukung. Kira-kira satu jam hasil konten selesai dibuat.
Esok paginya, video berdurasi 20 detik itu pun disebarkan kepada murid-murid dan para guru lainnya. Pada hari yang sama setelah tayangan meluas, para siswanya terpantik membuat bentuk kampanye serupa. Hari itu, berseliweran kampanye-kampanye peduli lingkungan lewat aplikasi Tiktok. Ada pula siswa yang menggambar dan mewarnai dengan menyelipkan pesan-pesan peduli lingkungan.
Tiktok belakangan akrab digunakan sebagai media untuk membuat konten pembelajaran bagi siswanya. Nurfaidah pun menyadari sejak ia mulai menciptakan konten-konten tematik dengan bertiktok, siswanya tambah semangat belajar.
Secara khusus memperingati Hari Peduli Sampah Nasional, ia ingin membangun kepedulian seluruh penghuni sekolah itu pada lingkungan sekitar. Ia gunakan musik berdurasi 20 detik agar membuai telinga. Lalu, konten dibuka dengan kalimat, ”Sampah adalah PR besar manusia di bumi ini”.
Nurfaidah menambahkan beberapa fakta soal kondisi tumpukan sampah di depan mata dilengkapi foto-foto miris tentang kondisi sampah yang menggunung. Tayangan pun diakhiri dengan pesan ”Ingat 3R”.
Oleh karena konten itu diberikan bagi kalangan siswa, Nurfaidah berupaya menggunakan narasi yang sederhana agar mudah diserap. Misalnya, untuk mengurangi sampah, selalu bawa botol minum dan peralatan makan sendiri saat bepergian. Lalu, menggunakan kembali wadah-wadah, misalnya kaleng biskuit untuk menyimpan uang koin. Dan juga mendaur ulang sampah plastik untuk menjadi pot atau wadah lucu.
Konten kampanye peduli lingkungan, katanya, selama ini belum banyak diberikan. Sewaktu mengumpulkan bahan pembelajaran itulah, Nufa mendapatkan kisah ironi di balik peringatan Hari Sampah. Ia membawa tragedi lingkungan dan kemanusiaan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah di Jawa Barat, 15 tahun silam.
Sampah menggunung setinggi 60 meter meledak dan menelan korban tewas sebanyak 157 jiwa. Dua kampung tertimbun oleh longsoran sampah, yakni di Kampung Cilimus dan Kampung Pojok, Kelurahan Leuwigajah, Kota Cimahi.
Saat ia telusuri lebih lanjut di laman lipi.go.id, ia baru mengetahui ledakan terjadi karena sistem pengelolaan sampah masih menggunakan cara lama, yaitu open dumping alias ditumpuk begitu saja. Tidak dilakukan pemilahan terlebih dahulu. Hal itu menyebabkan gas-gas yang dihasilkan sampah organik terperangkap di antara sampah anorganik.
Betapa dahsyatnya nestapa yang timbul akibat sampah. Tragedi itu menginspirasinya untuk mengajak siswa berdiet sampah lewat pemanfaatan bahan-bahan ramah lingkungan.
Tuntutan kreatif
Bagi Nurfaidah, masa sekolah di rumah selama pandemi Covid-19 menuntutnya untuk kreatif. Proses pembelajaran siswa yang dilakukan jarak jauh perlu semenarik mungkin bagi para siswanya.
”Kalau dibuat dengan menarik, siswa akan mudah menangkapnya dan makin semangat belajar,” katanya.
Hal yang ia lakukan adalah bagaimana caranya mencegah kebosanan siswa. Ia pun mengoptimalkan peran teknologi dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauhnya.
Penggunaan aplikasi media sosial sebagai media pembelajaran sebenarnya merupakan ide dari para siswanya sendiri. Saat itu Nurfaidah mendapati siswanya mengeluh bahan ajar yang ia berikan sulit dimengerti.
”Padahal, sudah saya persiapkan selengkap mungkin tetapi ternyata sulit dicerna,” terangnya.
Tak ingin kondisi itu berlarut-larut, ia pun menanyakan kepada muridnya apa yang bisa membuat mereka semangat. Para siswanya lalu memberi tantangan agar sang guru membuat materi ajar menggunakan media Tiktok.
”Saya jawab, oke ibu akan coba,” kenangnya.
Saat konten yang diminta para siswa selesai dibuat dan dikirim, langsung menuai respons positif. Para siswa pun semangat kembali. Dari situlah, ia menyadari betapa pentingnya kreativitas dan penyegaran selama proses pembelajaran jarak jauh.
Kalau dibuat dengan menarik, siswa akan mudah menangkapnya dan makin semangat belajar. (Nurfaidah)
Sejak itu pula ia mencoba terus berinovasi agar siswa tidak merasa bosan ketika belajar. ”Lama-lama kan bosan jika menggunakan Zoom terus, jadi diselingi dengan pembuatan media belajar yang unik,” ujarnya.
Peran orangtua, menurut dia, tetap diperlukan dalam proses belajar mengajar jarak jauh, termasuk saat asupan berkonten Tiktok masuk. ”Agar anak tidak melihat konten yang lain sehingga bisa lebih fokus ke materi ajar,” katanya.
Selain materi lingkungan, sebelumnya materi Bahasa Indonesia dibuat pula versi Tiktok. Ada topik pelajaran cara mudah membuat peta pikiran. Adapula tentang organ jantung pada manusia.
Kreativitas lewat media tak hanya memantik kalangan guru. Siswa pun turut terlecut. Eny Wahyuni, orangtua Abiyu Lakeswara, siswa kelas VB SDN 131 Kota Jambi, menceritakan anaknya sangat tertarik belajar setiap kali gurunya mengasupkan ragam pilihan media belajar.
”Bayu (panggilan Abiyu) jadi senang belajarnya, tidak bosan nge-Zoom terus,” kata Eny.
Bahkan, anaknya turut tertantang untuk membuat ringkasan-ringkasan dari setiap materi belajar harian lewat konten Tiktok. Sesuatu yang sebelumnya jarang dilakukan semasa pembelajaran luring. ”Sehabis dibaca, materinya lalu saya rangkum dan bikin videonya melalui Tiktok,” kata Bayu.
Kreativitas pada akhirnya merupakan kunci untuk mengembangkan diri, termasuk dalam pembelajaran jarak jauh kala pandemi.