Orangtua dan guru diajak untuk mendongeng supaya bisa mengenalkan keragaman budaya Indonesia kepada anak-anak.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mendongeng kepada anak menjadi salah satu cara menggugah minat anak-anak untuk mengetahui tentang Indonesia. Oleh karena itu, keluarga dan guru diajak menyampaikan nilai-nilai budaya pada anak lewat kebiasaan mendongeng.
Nilo Wardhani, Ketua Yayasan Atma Nusvantara Jati (Atsanti) Foundation, dalam webinar bertajuk ”Dongeng Nusantara dalam Tumbuh Kembang Anak dan Keluarga”, Sabtu (13/2/2021), mengatakan, semua orang, termasuk anak-anak, suka bercerita. Anak-anak juga suka mendengar cerita dongeng.
”Dongeng nusantara bisa menggugah minat anak-anak untuk tahu tentang Indonesia. Mau ajak seluruh keluarga dan guru menjadi jembatan bersama Atsanti Foundation untuk menyampaikan nilai-nilai budaya kepada anak,” ujar Nilo.
Atsanti Foundation yang berusia satu tahun menggagas Gerakan Keluarga Mendongeng yang diikuti banyak sukarelawan. Ada juga kegiatan Nusantara Mendongeng sejak Desember 2020. ”Kami sudah memiliki podcast keluarga mendongeng, dongeng nusantara, dan Borobudur bercerita. Kami mengajak orangtua dan guru untuk ikut serta dalam kegiatan Nusantara Mendongeng,” kata Nilo.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati dalam sambutannya mengatakan, untuk mencapai negara sejahtera, maju, dan pembangunan berkualitas, investasi terpenting bukan emas atau tambang, melainkan menjamin sumber daya manusia masa depan. ”Investasi terpenting bagi suatu bangsa adalah anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa yang jumlahnya berkisar 30 persen dari populasi Indonesia,” ujarnya.
Bintang memaparkan, masa tumbuh kembang anak merupakan masa kiritis yang perlu diperhatikan. Kebiasaan mendongeng atau membacakan cerita kepada anak dapat menjadi stimulasi perkembangan otak dan emosi anak.
”Membacakan cerita dan mendongeng jadi kegiatan menyenangkan dan jadi solusi bagi orangtua atau pengasuh anak yang tidak biasa bercerita. Intonasi, irama, dan suara yang bermacam-macam dapat membantu bayi dan anak-anak mengenali emosi, kosakata, dan menambah pengetahuan yang penting dalam membangun fondasi berpikir,” jelas Bintang.
Bintang mengatakan sudah ada sekitar 366 cerita rakyat yang dibukukan. Diingatkan Bintang, orangtua atau pengasuh agar tak lupa menghadirkan dongeng pahlawan perempuan yang dapat jadi contoh dan teladan bagi generasi masa depan bangsa.
Sementara itu, psikolog Maria Ekawati menjelaskan, dongeng fantasi dapat membantu proses tumbuh kembang anak. Dongeng menjadi salah satu cara untuk menstimulasi anak yang menyenangkan.
”Mendongeng itu ada hiburannya. Kalau anak belajar dengan nyaman, aman, dan tenang, akan lebih optimal. Yang kita stimulasi akan lebih diserap. Mendongeng akan mengembangkan kecerdasan bahasa. Saat bercerita akan diserap anak, menambah kosakata dan memahami isi cerita untuk melatih kemampuan anak berkomunikasi aktif dan pasif, juga belajar berinteraksi,” tutur Maria.
Maria menambahkan, ada kehangatan dan kegembiraan saat aktivitas mendongeng. Anak bisa belajar ekspresi dari pendongeng. ”Dongeng itu menstimulasi imajinasi dan kreativitas. Merangsang otak kanan dan memvisualisasi,” ujarnya.
Membangun relasi
Praktisi mendongeng Ivan Bonang mengatakan, dirinya bersama istri membangun kebiasaan mendongeng ketika anak pertama lahir. Kebiasaan mendongeng dan mengajak anak bermain diyakini dapat membangun relasi intim orangtua dan anak.
Tahun 2002, Ivan dan istri membentuk Komunitas Dongeng Dakocan di Lampung dengan aktivitas mendongeng di sekolah dan acara keluarga.
”Kami menemukan, orangtua dan anak jarang berinteraksi. Bisa jadi karena gadget atau orangtua sibuk bekerja. Lalu kami mulai membuat podcast 20 menit yang memukau, untuk membantu orangtua punya waktu berkualitas minimal 20 menit tiap hari bersama anak-anak mereka,” papar Ivan.
Mengutip riset Laura Joffe Numeroff, Ivan mengatakan membaca minimal 20 menit per malam untuk anak dapat mengembangkan kemampuan literasi anak setara 10 hari di sekolah. ”Kalau dibacakan setiap waktu, perkembangan bahasa anak akan sangat bagus. Bahasa merupakan kunci untuk mengenal nilai dan kehidupan serta pengetahuan,” ujarnya.
Iin Zakaria dari Komunitas Dongeng Dakocan menambahkan, ketika membacakan cerita dengan suara keras atau read a loud dan mendongeng, orangtua harus menghayati dengan rasa. Artinya, orangtua harus fokus atau perhatian penuh kepada anak sehingga anak merasakan antusiasme dari keberadaan orangtua.
”Harus ada rasa antusias menceritakan bahan cerita kepada anak. Nanti ada theatre of mind alias imajinasi di anak-anak. Hal ini jadi bekal penting menuju masa depan anak, mampu memilah mana kenyataan dan impian, melihat perspektif. Anak dengan imajinasi tinggi cenderung kreatif,” tutur Iin.