Imlek di Singkawang Tanpa Panggung Hiburan dan Festival
Imlek di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, kali ini dalam suasana pandemi Covid-19. Sejumlah acara yang biasanya digelar setiap tahun, antara lain panggung hiburan dan festival, ditiadakan tahun ini.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·5 menit baca
Imlek di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, kali ini dalam suasana pandemi Covid-19. Sejumlah acara yang biasanya digelar setiap tahun, antara lain panggung hiburan dan festival, ditiadakan tahun ini. Berbagai kalangan pun berharap pandemi segera berakhir.
Stadion Kridasana, Kota Singkawang, sepi pada Kamis (11/2/2021). Tak ada panggung hiburan ataupun stan-stan pameran di stadion itu. Suasana tersebut berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, sejak beberapa pekan menjelang Imlek dan Cap Go Meh, di stadion tersebut sudah dilaksanakan acara pembukaan Imlek dan Cap Go Meh.
Imlek tahun-tahun sebelumnya, Stadion Kridasana biasanya riuh dengan pertunjukan kesenian paguyuban berbagai etnis di ”Kota Seribu Kelenteng” itu selama beberapa pekan. Musik Mandarin membahana di berbagai sudut stadion, kala itu.
Lampion dan hiasan bunga serta patung shio di tengah stadion biasanya menjulang tinggi menambah semarak. Namun, tidak demikian pada tahun ini. Seisi Stadion Kridasana senyap, jauh dari hiruk-pikuk keramaian kali ini.
Pemerintah Kota Singkawang dan pemangku kebijakan lainnya memutuskan semua kegiatan yang mengundang kerumunan ditiadakan karena masih pandemi Covid-19. Hal itu sesuai imbauan pemerintah untuk menaati protokol kesehatan.
Kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumunan yang ditiadakan antara lain hiburan rakyat, pameran usaha mikro, kecil, dan menengah, serta pawai lampion. Festival pawai tatung juga ditiadakan pada Cap Go Meh nanti.
Tanpa pawai lampion
Tahun-tahun sebelumnya, pada perayaan Cap Go Meh, tepatnya hari ke-15 setelah Imlek, biasanya akan ada pawai lampion. Kendaraan dihiasi dengan berbagai macam bentuk lampion, lalu berjalan mengelilingi ruas jalan. Namun, tahun ini acara tersebut ditiadakan.
Festival tatung yang biasanya diikuti ratusan tatung pada hari Cap Go Meh juga ditiadakan tahun ini. Tatung adalah orang yang pada hari Cap Go Meh memperagakan atraksi kekebalan tubuh untuk menolak bala dan diarak dengan tandu berkeliling kota.
Ritual (doa) malam Cap Go Meh tetap ada dan juga dilakukan secara virtual. Kegiatan lelang juga direncanakan dilaksanakan secara virtual pada saat Cap Go Meh. Suasana pandemi Covid-19 masih terasa hingga ke kelenteng.
Pada malam Imlek, Kamis (11/2/2021) malam, di Wihara Tri Dharma Bumi Raya yang terletak di pusat Kota Singkawang, disesuaikan dengan situasi pandemi. Di depan pintu masuk disediakan tempat cuci tangan dan antiseptik pembersih tangan.
Warga yang datang dan berdoa wajib menggunakan masker. Di situ juga tampak petugas rumah ibadah yang berjaga untuk memastikan protokol kesehatan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Menjelang pukul 00.00, suasana jalanan di Singkawang pun sudah sepi.
Walakin, suasana Imlek masih bisa dinikmati dengan adanya lampion yang menghiasi kota. Berbagai ruas jalan di Singkawang berhias ribuan lampion sejak beberapa pekan lalu. Tugu naga, ikon Singkawang, berhias lampion di bagian atas bak payung. Taburan lampion di jalan-jalan sekitarnya juga memberikan nuansa semarak saat malam.
Di salah satu ruas jalan juga terlihat rangkaian lampion yang meliuk-liuk berhiaskan replika kepala naga di pengujung rangkaiannya. Rangkaian itu bak naga yang meliuk-liuk di tengah pasar. Pada malam hari, rangkaian itu gemerlap indah.
Sejumlah kalangan pun berencana merayakan Imlek dengan tetap berada di rumah. ”Saya dan keluarga merayakan Imlek di rumah saja tahun ini. Kami tidak berani jalan-jalan. Semoga Covid-19 segera berakhir,” ujar Akim (67), warga Singkawang.
Tidak berani ke mana-mana tahun ini, soalnya masih suasana Covid-19. (Akong)
Tahun lalu Akim dan keluarga merayakan Imlek dengan jalan-jalan ke pantai dan mengunjungi keluarga. Sementara tahun ini mereka tidak merayakannya di luar rumah karena masih suasana pandemi Covid-19 sehingga lebih aman jika berada di rumah.
Demikian juga dengan Akong (62), warga lain, yang memilih merayakan Imlek di rumah bersama keluarga dalam satu rumah. ”Tidak berani ke mana-mana tahun ini, soalnya masih suasana Covid-19,” ujarnya.
Ketua Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia Kalbar Pung Wui Khong menyampaikan, saat ini situasi di Tanah Air masih menghadapi pandemi Covid-19. Ia meminta kepada masyarakat yang merayakan Imlek agar menjaga kesehatan diri, keluarga, maupun warga Singkawang.
Dalam situasi seperti sekarang, hendaknya masyarakat bisa menahan diri. Menyapa satu sama lain cukup secara daring. Taati protokol kesehatan yang sudah ditetapkan pemerintah. ”Mudah-mudahan pandemi segera berakhir. Apalagi dengan adanya vaksin semoga perlahan bisa diatasi,” ujarnya.
Pihaknya menyiagakan 60 petugas untuk memantau 32 titik di sejumlah kelenteng di Singkawang pada Kamis malam. Mereka diminta memastikan protokol kesehatan dijalankan saat masyarakat beribadah di kelenteng.
Tetap taati protokol
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie, pada Kamis malam seusai beribadah bersama anggota keluarganya di Wihara Tri Dharma Bumi Raya, mengatakan, tahun ini perayaan Imlek dan Cap Go Meh berbeda. Ia mengajak masyarakat untuk introspeksi diri apa yang sudah dikerjakan dan yang perlu dilanjutkan.
”Tetap taati protokol kesehatan. Selain itu, berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar pandemi Covid-19 cepat berlalu,” kata Tjhai Chui Mie.
Meskipun demikian, ia berharap masyarakat jangan kecewa dengan situasi yang sedang dihadapi saat ini. Wali kota Singkawang pada Imlek tahun ini tidak mengadakan open house. Meskipun demikian, kota tetap dihias di berbagai sudut agar suasana Imlek tetap terasa dan tetap semangat dalam melaksanakan pembangunan.
Ada yang hilang
Wakil Ketua DPRD Kota Singkawang Sumberanto Tjitra menuturkan, suasana Imlek tahun ini seperti ada yang hilang karena berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Meski pandemi belum berakhir, masyarakat diharapkan tidak kecewa dan putus asa. Yang terpenting hidup harus terus berlanjut dengan kesehatan yang baik dan pengharapan yang tidak pernah putus.
Tetap taati protokol kesehatan. Selain itu, berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar pandemi Covid-19 cepat berlalu. (Tjhai Chui Mie)
Walaupun tidak digelar open house, mengucapkan selamat Imlek masih bisa dilakukan melalui media sosial. Pada Imlek tahun ini, Sumberanto dan keluarga memutuskan tetap di rumah bersama keluarga dalam satu rumah, berbeda dari Imlek tahun lalu yang dirayakan dengan bepergian.
XF Asali, budayawan Tionghoa Kalbar yang tinggal di Pontianak, juga hanya merayakan Imlek di rumah bersama keluarga dalam satu rumah. Ia tidak mengundang tamu ke rumah. Ia juga tidak menggelar open house demi kesehatan bersama.
Berdasarkan pantauan Kompas, pada hari pertama Imlek di Singkawang, Jumat (12/2/2021) pagi, sebagian besar pertokoan tutup meskipun beberapa masih ada yang buka, termasuk mal. Sejumlah warga mengisi hari pertama Imlek dengan berdoa di kelenteng.
Jalan-jalan utama di Singkawang relatif sepi dibandingkan dengan hari biasa. Ada juga warga yang menghabiskan waktu liburan di mal, tetapi kondisinya relatif tidak padat dan terkendali. Setiap pengunjung diperiksa suhu tubuhnya, mencuci tangan menggunakan cairan antiseptik, dan wajib bermasker.