Lima Benda Megalit Ditemukan di Perkebunan Kopi Lahat
Sebanyak lima benda megalitik ditemukan di perkebunan kopi milik warga di Kecamatan Sukamerindu, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Penemuan ini memperbanyak koleksi benda megalitik yang ditemukan di kabupaten tersebut.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
LAHAT, KOMPAS — Sebanyak lima benda megalitik ditemukan di perkebunan kopi milik warga di Kecamatan Sukamerindu, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Pada zamannya, benda itu kemungkinan digunakan untuk sejumlah kegiatan pertanian. Penemuan ini memperbanyak koleksi benda megalitik yang ditemukan di kabupaten tersebut, yakni mencapai 55 benda.
Staf Khusus Bupati Lahat Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Maryoto, Rabu (27/1/2021), menuturkan, benda megalit ini ditemukan di sebuah perkebunan kopi milik warga. Tidak hanya satu benda, tetapi ada lima benda megalitik ditemukan sekaligus.
Kelimanya terdiri dari tiga lumpang batu dan dua lesung batu. ”Sebenarnya di kawasan itu masih banyak benda megalit yang ditemukan. Nantinya akan diteliti lagi lebih dalam,” ujarnya.
Maryoto menerangkan, kelima benda megalitik ini memiliki bentuk yang berbeda. Lumpang batu dengan empat lubang memiliki diameter lubang sekitar 12 sentimeter. Sementara lumpang batu berlubang tiga memiliki diameter lubang sekitar 14 cm.
Adapun untuk dua lesung batu memiliki lubang memanjang sekitar 25 cm. ”Kedua lesung batu hampir tidak terlihat karena tertimbun tanah,” ujar Maryoto.
Kemungkinan, semua benda ini digunakan untuk kegiatan pertanian di masa lampau. ”Alat seperti ini digunakan untuk menumbuk biji-bijian dan juga ada kaitannya dengan pemujaan kepada leluhur,” kata Maryoto.
Maryoto menuturkan, temuan benda megalitik itu mengukuhkan Lahat sebagai kabupaten yang kaya dengan megalitik. ”Secara keseluruhan setidaknya ada 55 situs megalitik di Lahat yang tersebar di 20 situs megalitik,” ujarnya.
Kabupaten Lahat telah dikukuhkan oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) pada 2012 sebagai pemilik situs megalitik terbanyak se-Indonesia. Temuan-temuan baru terus terjadi. Sebagian besar penemuan megalit di Lahat terletak tidak jauh sungai dan berada di dataran tinggi.
Yang terpenting adalah menjadikan kawasan penemuan megalit sebagai cagar budaya dengan mengulik nilai penting dari kawasan tersebut.
Pada tahun 2020, kata Maryoto, ditemukan juga dua situs megalitik di Kecamatan Gumay Ulu, Kabupaten Lahat. ”Kami sedang berupaya untuk menjadikan situs tersebut menjadi kawasan cagar budaya,” ujarnya.
Arkeolog dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Retno Purwanti, menuturkan, megalitik merupakan sebuah tradisi yang terjadi sejak turun-menurun. Berdasarkan, penelitian yang pernah dilakukan, benda megalit tertua di Sumsel berada di Pagar Alam yang kemungkinan telah ada pada abad ke-4.
”Di Sumsel belum ditemukan benda megalit yang berusia sebelum Masehi,” ujarnya. Namun, penemuan megalit yang banyak ditemukan selama ini diperkirakan berasal dari abad ke-9 sampai ke-12 atau saat Kerajaan Sriwijaya berkuasa.
Menurut Retno, temuan benda megalitik di Lahat dan Pagar Alam dan beberapa daerah di Sumsel bukan merupakan hal baru karena sudah sering sekali terjadi. Bahkan, benda megalitik di Sumsel sudah tertuang dalam beberapa tulisan, seperti tulisan Van der Hoop pada 1887 dan Schnitger pada 1936.
Menurut Retno, Lahat terkenal dengan situs megalitiknya, dimungkinkan setiap kecamatan memiliki karya megalitik. ”Saat ini yang terpenting adalah menjadikan kawasan penemuan megalit sebagai cagar budaya dengan mengulik nilai penting dari kawasan tersebut. Hal ini sangat dibutuhkan untuk melindungi keberadaan benda megalitik tersebut,” kata Retno.