Fakultas Teknologi Pertanian dari 34 Perguruan Tinggi Kerja Sama Perkuliahan
Fakultas Teknologi Pertanian dari 34 perguruan tinggi di Indonesia melakukan kerja sama pembelajaran. Mahasiswa dari kampus peserta kerja sama itu bisa belajar selama satu semester di kampus lain.
Oleh
DAHLIA IRAWATI
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Fakultas Teknologi Pertanian dari 34 perguruan tinggi di Indonesia melakukan kerja sama pembelajaran. Mahasiswa dari kampus peserta kerja sama itu bisa belajar selama satu semester di kampus lain. Kesempatan memilih kuliah di kampus berbeda itu bisa dilakukan mulai hari ini hingga tahun 2025.
Hal itu merupakan hasil penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan secara daring di antara dekan Fakultas Teknologi Pertanian dari 34 kampus se-Indonesia, Kamis (14/1/2021). Inti kesepakatan itu adalah mengizinkan mahasiswa belajar selama satu semester di kampus lain. Kesempatan tersebut mulai berlaku sejak penandatanganan kerja sama hingga 10 Desember 2025.
Perwakilan Universitas Brawijaya (UB) dalam penandatanganan itu adalah Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UB Prof Imam Santoso dengan disaksikan Rektor UB Prof Nuhfil Hanani. Hadir dalam penandatanganan kerja sama itu, antara lain, Dekan FTP Universitas Udayana, Dekan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram, Dekan FTP Universitas Semarang, Dekan Fakultas Teknologi dan Industri Pangan Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Dekan FTP Universitas Andalas, dan Dekan FTP Universitas Gadjah Mada.
Dalam sambutannya, Nuhfil Hanani mengaku senang dengan kerja sama itu. ”Kami mengapresiasi kegiatan ini. Bahkan, Universitas Brawijaya siap melakukan kerja sama di bidang apa pun, pada program studi atau fakultas apa pun. Kami berharap betul kepada tekologi pertanian untuk dapat lebih berkembang. Semoga penandatanganan nota kesepakatan ini dapat menjadi langkah awal bagi riset-riset dan atau kegiatan lain yang bermanfaat bagi bangsa ini,” katanya.
Dekan FTB UB Prof Imam Santoso menyatakan, kegiatan ini merupakan inisiasi Forum Komunikasi Perguruan Tinggi-Teknologi Pertanian Indonesia (FKPT–TPI) dalam mendukung kegiatan pertukaran pelajar untuk program studi yang sama di luar perguruan tinggi dalam rangka Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
”Kerja sama ini merupakan bukti nyata kami dalam mendukung MBKM. Kami sepakat menciptakan kerja sama dalam mengembangkan program pembelajaran pada program studi di setiap fakultas. Penyelenggaraan program pembelajarannya harus sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dalam kurun waktu satu semester, dengan beban belajar setara 20 SKS bagi mahasiswa,” kata Imam.
Untuk detail teknis kerja samanya, Imam mengatakan, akan diatur lebih lanjut dalam panduan teknis yang akan disepakati antarfakultas setiap perguruan tinggi. Sejumlah hal penting harus disepakati, terutama tentang proses pembelajaran, pengakuan kredit semester, penilaian, dan skema pembiayaan.
”Nantinya, tidak hanya pertukaran mahasiswa saja, tetapi juga akan kami agendakan webinar series tentang tiga pilar (teknologi industri pertanian, teknologi hasil pertanian, dan teknik pertanian dan biosistem) agar berkontribusi dalam perkembangan teknologi pertanian,” kata Imam.
Selain itu, Imam menambahkan, juga direncanakan webinar series lainnya tentang smart agriculture (pertanian cerdas), rantai pasok, pertanian presisi, atau bagaimana perkembangan teknologi pangan dan industri pangan.
Kerja sama itu, menurut Imam, diharapkan mampu membuka jalan pengembangan keilmuan teknologi pertanian dan mendorong memajukan sektor pertanian Indonesia sebagai negara agraris.
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Feri Arlius, yang juga turut dalam penandatangan kesepakatan, menyatakan, perlunya tindak lanjut sesegera mungkin sebagai implementasi penandatanganan kerja sama itu.
”Kita perlu segera melakukan tindak lanjut, seperti mengirimkan mata kuliah yang ditawarkan setiap perguruan tinggi, agar dapat di-enroll (didaftarkan) oleh perguruan lain. Tentu dengan syarat dan ketentuan yang berlaku,” katanya.
Feri menambahkan, juga penting segera dibangun media komunikasi dan informasi program merdeka belajar FKPT–TPI. Hal ini, misalnya, website atau media komunikasi lainnya.
Kerja sama antarperguruan tinggi tersebut sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam perayaan Dies Natalis Ke-58 Universitas Brawijaya, beberapa waktu lalu. Saat itu, Presiden berharap kampus membuka diri untuk menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak dan praktisi agar kampus bisa mencetak tenaga-tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.