Bertumpu pada Para Ibu
Para ibu menjadi salah satu tumpuan pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19. Hanya perlu sedikit bantuan agar perempuan dapat berperan penuh dalam pemulihan.
Saat meluncurkan program bantuan sosial tunai tahun 2021 untuk masyarakat yang terkena dampak negatif pandemi Covid-19, Presiden Joko Widodo menekankan agar bantuan digunakan membeli sembako. Berbicara di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/1/2021) pagi, Presiden Jokowi mengingatkan para bapak supaya tidak menggunakan bantuan untuk membeli rokok.
Bantuan sosial (bansos) senilai Rp 110 triliun tersebut menyasar keluarga prasejahtera dan masyarakat yang terkena dampak negatif Covid-19.
Dalam webinar Kaukus Perempuan Parlemen (KPP) RI pada Senin sore, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut bansos sebagian besar menyasar perempuan. Dalam webinar juga hadir Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, serta Menteri Sosial Tri Rismaharini.
Program Keluarga Harapan mensyaratkan penerima bantuan adalah ibu hamil atau nifas dari keluarga miskin, memiliki anak balita, anak sekolah hingga usia 18 tahun, dan anak disabilitas. Peserta wajib memeriksakan kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui serta anak berusia 0-6 tahun; anak-anak wajib bersekolah dengan kehadiran minimal 85 persen; serta memeriksakan kesehatan rutin anggota keluarga dengan disabilitas dan kaum lanjut usia.
Baca juga : Perempuan dalam Pusaran Pandemi
Bantuan pangan nontunai juga menyasar perempuan. Masyarakat mengonstruksikan perempuan sebagai pengurus rumah tangga, termasuk mengatur belanja pangan keluarga.
Bantuan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui subsidi bunga pinjaman dan restrukturisasi pinjaman juga membantu perempuan yang sebagian besar pelakunya. Pemulihan ekonomi masyarakat kini ditumpukan pada UMKM di berbagai sektor.
Perempuan juga menjadi tumpuan pemulihan dari pandemi karena lebih berdisiplin menjalani 3M: memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Survei daring Badan Pusat Statistik memperlihatkan hal itu.
Jumlah perempuan yang terinfeksi Covid-19 juga lebih rendah dari laki-laki. Maka, Satgas Covid-19 memakai kalimat pengingat ”ingat pesan Ibu” dalam kampanye 3M.
Pemulihan dan perempuan
Sri Mulyani mengatakan, anggaran belanja negara diarahkan untuk mengatasi dampak pandemi dan terus membangun modal manusia. Karena itu, program bansos menyasar pendidikan, kesehatan, serta ketersediaan dan akses pada makanan bergizi. Perempuan menjadi penerima sebagian besar program bansos berdasarkan survei dan penelitian di Indonesia dan di banyak negara: perempuan lebih menaruh perhatian pada kesejahteraan keluarga.
Namun, perempuan merasakan dampak pandemi lebih besar. Perempuan banyak bekerja di sektor yang memerlukan tatap muka, seperti pendidikan, kesehatan, restoran, dan pariwisata.
Baca juga : Perempuan Memikul Beban Terberat Saat Krisis
Proses belajar anak sekolah yang pindah ke rumah secara daring meningkatkan beban ganda perempuan. Selain ikut bekerja mencari nafkah, para ibu harus membantu mereka belajar dan mengurus anggota keluarga yang semua berdiam di rumah. Pada saat sama, kekerasan terhadap perempuan meningkat.
Walakin, pengalaman perempuan mengandung dan memelihara kehidupan menjadi salah satu tumpuan pemulihan sosial dan ekonomi. Namun, perempuan memerlukan dukungan berupa akses dan pemanfaatan setara terhadap sumber daya agar dapat berperan optimal.
Dalam lokakarya ”Promoting Financial Inclusion through Mobile Financial Services: Empirical Evidence on the Impacts on Women Business Owners” pada 17 Februari 2020, Mayra Buvinic dari Center for Global Development memperlihatkan perempuan cenderung menabung. Data penelitian tahun 2017 dengan dukungan multi-mitra membandingkan antara perempuan pelaku usaha kecil di Jawa Timur dan Tanzania. Meskipun keuntungan yang didapat perempuan kurang dari separuh pendapatan laki-laki, perempuan pengusaha di Jawa Timur menabung 39-47 persen pendapatannya, sementara laki-laki menabung hanya 17-29 persen.
Dalam praktik, akses perempuan pada layanan perbankan tertinggal dari laki-laki meskipun tersedia layanan perbankan tanpa kantor (Laku Pandai) dan ribuan agen bank.
Baca juga : Suara Perempuan Tangguh Hadapi Pandemi
Kabar baiknya, pelatihan bisnis dapat mengatasi kesenjangan itu, terutama ketika agen bank bertemu langsung dengan perempuan pengusaha. Pelatihan dan penelitian pada 1.400-an perempuan pengusaha di 400 desa di Jawa Timur pada tahun 2017 yang disampaikan Hillary C Johnson dari East Asia and Pacific Gender memperlihatkan, pelatihan singkat dapat meningkatkan keragaman bisnis perempuan dan tabungan mereka. Kedua hal tersebut pada akhirnya mendorong keberhasilan bisnis perempuan.
Investasi manusia
Dampak penting lain melebihi keuntungan ekonomi ialah membantu perempuan pelaku UMKM membuat perempuan menjadi lebih percaya diri mengambil keputusan. Selain itu, kesejahteraan rumah tangga meningkat dan menjadi modal membangun manusia.
Penelitian di berbagai negara berkembang, termasuk di Indonesia, memperlihatkan perempuan akan menggunakan sumber daya keluarga untuk makanan bergizi, pendidikan, dan kesehatan.
Dalam webinar ”Keefektifan Pos Gizi dalam Penanganan Gizi Buruk pada Anak Balita di Nusa Tenggara Timur” oleh Forum Kajian Pembangunan, Kamis (7/1/2021), pengajar dan peneliti dari Universitas Nusa Cendana dan Credos Institute, Christina Olly Lada dan Umbu Reku Raya, menunjukkan peran penting perempuan dalam membangun modal manusia.
Pos Gizi sebagai bagian dari program pemberian makanan tambahan yang menyatu dengan posyandu dan berbasis komunitas mengandalkan peran perempuan untuk memperbaiki kondisi anak balita kurang gizi dan tengkes (stunting). Metode pelatihan dengan saling belajar di antara para ibu, meningkatkan pengetahuan, dan praktik memberi makanan bergizi bagi anak balita. Para ibu juga mudah bekerja sama menanam sayuran, terutama menghadapi musim kemarau yang kering di NTT. Perempuan kepala desa juga lebih mendukung program Pos Gizi.
Walakin, Ketua KPP RI Diah Pitaloka berpendapat, program bansos pemerintah setelah waktu tertentu harus dapat memandirikan penerima.
Untuk waktu satu hingga dua tahun ke depan, kelompok masyarakat miskin, hampir miskin, serta pelaku usaha mikro dan kecil yang mayoritas perempuan masih akan memerlukan bantuan pemerintah. Namun, pemanfaatan bantuan dapat dievaluasi dan didesain untuk mengubah perilaku, termasuk mengatasi penularan Covid-19.