Surabaya Gandeng Kejaksaan Negeri Tanamkan Nilai Antikorupsi pada Pelajar
Dinas Pendidikan Kota Surabaya menggandeng Kejaksaan Negeri Surabaya guna menumbuhkan nilai-nilai karakter antikorupsi pada anak sejak usia dini, terutama pelajar.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Dinas Pendidikan Kota Surabaya menggandeng Kejaksaan Negeri Surabaya guna menumbuhkan nilai-nilai karakter antikorupsi pada anak sejak usia dini, terutama pelajar. Tahap awal digelar di SMP Negeri 1 Surabaya, Rabu (6/1/2021), secara tatap muka terhadap 15 siswa serta diikuti ratusan guru dan siswa SMP secara dalam jaringan atau virtual.
Sejak pukul 09.00, belasan pelajar mengikuti pendidikan antikorupsi dengan protokol kesehatan ketat yang disampaikan langsung Kepala Kejari Surabaya Anton Delianto. Menariknya, kegiatan ini juga diikuti ribuan peserta yang terdiri dari guru, pelajar, serta wali murid secara virtual.
Anton mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memupuk jiwa antikorupsi sejak duduk di bangku sekolah. Apalagi korupsi dapat terjadi dari hal-hal kecil tanpa disadari. Maka, perlu disampaikan kepada para siswa mengenai undang-undang dan pasal yang mengatur sehingga diharapkan pelajar akan getok tular untuk saling menanamkan kejujuran, kedisiplinan, dan peduli kepada sekitarnya.
Pola ini akan menjadi role mode di kalangan pelajar. (Anton Delianto)
Menurut dia, ketika siswa-siswi kelak memasuki dunia kerja, mereka sudah memiliki bekal jiwa antikorupsi. Dari situlah diharapkan mereka menjauhi tindakan terlarang tersebut.
Di sisi lain, Anton juga meminta kepada para pelajar agar ketika ditemukan penyimpangan, mereka harus berani menyampaikan hal itu. Misalnya, saat ditemukan persoalan suap-menyuap, pemerasan, ataupun penyalahgunaan kewenangan.
”Dijelaskan perbuatan korupsi di lingkungan sekolah itu termasuk mencontek, lalu memalak teman. Kami jelaskan aturan-aturan hukumnya di Indonesia hingga pasal per pasal secara detail,” ujarnya.
Di tengah pemaparan materi, Kajari Surabaya ini mendapat banyak pertanyaan dari para pelajar. Siswa terlihat aktif dan antusias mendengarkan paparan dengan saksama.
Bahkan, saat Kajari Surabaya menanyakan cita-cita, serentak para pelajar itu unjuk tangan dan menyebutkan keinginannya masing-masing. Ada yang ingin menjadi dokter, juru masak, hingga polisi.
”Saya melihat anak-anak memiliki cita-cita luar biasa. Ini berkat bimbingan bapak ibu guru di sekolah. Oleh sebab itu, mari sama-sama memberikan yang terbaik untuk generasi muda agar mereka tumbuh menjadi manusia yang pintar dan memiliki integritas,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo menyampaikan, hari Rabu ini peserta yang mengikuti pendidikan antikorupsi secara virtual jumlahnya mencapai ribuan.
Untuk itu ke depan, kegiatan tersebut akan rutin digelar satu bulan sekali. Menurut rencana, pada bulan Februari pihaknya bakal memilih tema antikekerasan dengan mendatangkan pihak kepolisian sebagai narasumber.
Belakangan, menurut Supomo, saat ada demonstrasi beberapa waktu lalu, ada pelajar yang ikut-ikutan dalam aksi tersebut. ”Untuk itu, dengan adanya materi seperti ini, harapannya dapat menekan kasus kekerasan dan juga bahaya korupsi,” ucapnya.