Jaringan pengusaha Harmoni Dinamik Indonesia menjalankan gerakan sumbangan buku untuk anak-anak panti asuhan. Program ini direncanakan berlangsung 10 tahun dan menjangkau 10.000 anak-anak.
Oleh
JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pengusaha mandiri yang menjual produk-produk lebah Harmoni Dinamik Indonesia atau HDI menyisihkan sebagian keuntungan dari penjualan dan memberikan bantuan berupa buku-buku untuk anak-anak di panti asuhan di seluruh Indonesia.
Di masa pandemi ini, baik anak di rumah maupun di panti, terkungkung dalam rasa bosan karena tidak dapat beraktivitas seperti biasa. Diharapkan, pemberian buku ini dapat menjadi salah satu solusi untuk memerangi rasa bosan sekaligus membuka wawasan anak-anak menjadi lebih luas lagi.
”Diharapkan pembagian buku ini menjadi program selama 10 tahun untuk 10.000 anak guna mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang lebih baik, misal menjadi sarjana,” ujar CEO dan Chairman HDI Brandon Chia dari Singapura dalam jumpa pers virtual, Selasa (22/12/2020). Chia mengatakan, perusahaan didirikan tidak semata-mata untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga menjadi manfaat bagi lebih banyak orang.
Dari 1 Desember hingga 20 Desember 2020 sudah terkumpul dana sekitar Rp 800 juta yang akan digunakan untuk mengirim buku ke berbagai panti. Chia mengatakan dengan optimistis, target penggalangan dana Rp 1 miliar untuk tahap awal akan dapat terlampaui.
Salah satu pencetus ide untuk memberikan buku itu adalah Julianto Eka Putra, pendiri SMA Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Batu, Malang. Julianto juga merupakan salah seorang top leader pada HDI. Sekolah gratis ini menyediakan pendidikan formal dan memberikan pendidikan wirausaha untuk anak-anak tidak mampu.
Julianto juga membuat Buku Impian yang diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak di panti asuhan dan membuat mereka berani bermimpi serta dapat meraih masa depan lebih baik lagi. Buku Impian ini merupakan salah satu buku yang dibagikan, selain buku bacaan lain.
Penyaluran bantuan tersebut bekerja sama dengan BenihBaik.com yang didirikan oleh Andy F Noya. Dalam menyalurkan bantuan, Andi juga mengatakan benar-benar mencari panti atau tempat yang dapat memanfaatkan buku itu dengan baik.
”Kami berusaha mencari local champion koordinator yang mengurus dan mengerakan budaya baca. Jangan sampai buku yang disalurkan teronggok di rumah atau hilang di jalan. Memang harus dipastikan ada aktivitas membaca. Juga tempat. Bagaimana mencari tempat yang akan disasar buku-buku itu sudah ada rohnya. Ada juga perpustakaan besar yang didirikan mewah, tetapi tidak ada yang mengelola, tidak ada rohnya. Buku harus ada penggeraknya. Kalau tidak ada, buku ini hanya menjadi benda mati,” ujar Andi.
Sosiolog dari Universitas Padjadjaran, Budi Muhamad Taftazani, mengatakan, penyaluran buku ini sangat bermanfaat untuk anak-anak. ”Anak-anak selalu memerlukan pengasuhan,” ujar Budi.
Di masa pandemi ini, tidak semua panti dapat memberikan alternatif kegiatan untuk anak-anak asuhannya. Membaca buku merupakan salah satu cara untuk mengisi waktu dengan kegiatan positif.