Yayasan Peduli Pendidikan Kota Pahlawan Bantu Anak Surabaya Meraih Mimpi
Yayasan Peduli Pendidikan Kota Pahlawan ikut membantu Pemerintah Kota Surabaya membiayai pendidikan siswa SD dan SMP dari keluarga tak mampu yang menimba ilmu di sekolah swasta.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Berbagai upaya dan program sudah dilakukan Pemerintah Kota Surabaya untuk mewujudkan mimpi anak-anak sekolah dasar dan sekolah menengah pertama dari keluarga tidak mampu. Kondisi ini alasan bagi Yayasan Peduli Pendidikan Kota Pahlawan untuk terlibat mengurangi angka putus sekolah siswa SD dan SMP yang menimba ilmu di perguruan atau lembaga pendidikan swasta.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya, setiap tahun paling tidak 1.500 siswa yang bersekolah di lembaga pendidikan swasta bisa meneruskan pendidikan hingga tamat berkat bantuan dari berbagai lembaga dan perusahaan serta organisasi. Bantuan beasiswa tersebut disalurkan melalui Dinas Pendidikan Kota Surabaya langsung ke lembaga tempat penerima beasiswa sekolah.
Untuk membantu akses bisa bersekolah meski dari keluarga tak mampu, Rektor Universitas Negeri Surabaya Prof Nurhasan, Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur Prof Akhmad Muzakki, Rektor Unitomo Bachrul Amiq, dan penggiat literasi Esthi Susanti Hudiono, beserta beberapa tokoh lain, sepakat mendirikan Yayasan Peduli Pendidikan Kota Pahlawan. Pendirian YPPKP dilakukan tepat pada Hari Pahlawan, 10 November 2020, dan diinisiasi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo.
Mereka memang ingin semua bisa sekolah di negeri karena gratis, tapi, kan, terhadang daya tampung. Nah, salah satu cara agar mereka bisa meraih mimpinya bersekolah swasta dan biaya pendidikannya dibantu oleh banyak pihak, termasuk melalui YPPKP. (Bachrul Amiq)
Ketua Yayasan Peduli Pendidikan Kota Pahlawan (YPPKP) Bachrul Amiq pada deklarasi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (17/12/2020), mengatakan, yayasan ini dibentuk untuk memberikan akses bagi anak-anak Surabaya, terutama mereka yang menimba ilmu di sekolah swasta.
”Mereka semua ingin bisa sekolah di negeri karena gratis, tapi, kan, terhadang daya tampung. Nah, salah satu cara agar mereka bisa meraih mimpinya bersekolah swasta dan biaya pendidikannya dibantu oleh banyak pihak, termasuk melalui YPPKP,” katanya.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo, sejak 2010, siswa SD hingga SMA negeri di Surabaya menikmati pendidikan secara gratis. Biaya pendidikan gratis di sekolah negeri salah satu alasan bagi warga Surabaya untuk berusaha bisa masuk di sekolah negeri.
Bahkan, Pemkot Surabaya membantu perlengkapan untuk sekolah, termasuk memberikan sepeda sebagai alat transportasi dari rumah ke sekolah. Bantuan seragam, buku, tas, sepatu, dan sepeda itu sampai sekarang masih dilaksanakan.
Di sisi lain juga banyak sekolah yang dikelola yayasan atau lembaga pendidikan swasta kesulitan untuk mendapatkan siswa. Rata-rata hambatan siswa untuk bersekolah di swasta karena biaya pendidikan mahal dan sangat tidak terjangkau. Dampak dari kondisi ini, angka putus sekolah pelajar SD dan SMP, sejak 2017, pengelolaan SMA di Pemerintah Provinsi Jatim, ada kecenderungan meningkat.
Pemkot Surabaya terus mencari solusi untuk menekan angka putus sekolah pelajar SD dan SMA dengan melakukan program campus social responsibility (CSR) dengan melibatkan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri dan swsata di Surabaya untuk mendampingi sekaligus mengajak anak putus sekolah meneruskan pendidikannya.
”Biaya sekolah, tunggakan, dan beberapa kebutuhan lain siswa dari keluarga tak mampu ini ditanggulangi dengan dana bantuan dari berbagai lembaga atau perusahaan berupa tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility perusahaan atau lembaga,” kata Supomo.