Pekalongan Dorong Perpanjangan dan Perluasan Pembelajaran Jarak Jauh
Saat daerah lain bersiap menghadapi pembelajaran tatap muka, Pemkot Pekalongan berencana mendorong perpanjangan masa pembelajaran jarak jauh melalui siaran televisi dan radio lokal untuk memutus penyebaran Covid-19.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
PEKALONGAN, KOMPAS — Pemerintah berencana memulai kembali pembelajaraan tatap muka pada Januari 2021. Meski demikian, di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sejumlah pihak mendorong pembelajaran jarak jauh diperpanjang untuk menekan risiko penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.
Sejak September, Pemerintah Kota Pekalongan menyiarkan materi pembelajaran melalui Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL), yakni Batik TV dan Radio Kota Batik. Acara yang disiarkan Senin-Jumat itu sengaja dibuat sebagai pelengkap pembelajaran jarak jauh yang selama ini dilakukan oleh tiap-tiap sekolah.
”Kami berharap pembelajaran jarak jauh melalui LPPL ini bisa diteruskan pada 2021. Sebab, tren kasus Covid-19 di Kota Pekalongan belum mereda dan kesehatan anak adalah yang paling utama,” kata Kepala Subbagian Perencanaan dan Evaluasi Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Ahmad Husni, Selasa (15/12/2020).
Hingga Selasa malam, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Pekalongan mencapai 1.142 orang. Dari jumlah tersebut, kasus aktif 141 orang. Adapun jumlah kasus meninggal 68 orang.
Di tengah peningkatan kasus Covid-19, penyiaran materi pembelajaran melalui LPPL, menurut Husni, mendapat sambutan baik dari siswa dan orangtua siswa. Melalui siaran tersebut, siswa bisa menyimak materi pembelajaran yang penting dengan cara yang menyenangkan dan bisa terhindar dari potensi paparan Covid-19 di lingkungan sekolah.
Untuk bisa menghasilkan materi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, ratusan guru dari berbagai jenjang di Kota Pekalongan dilatih. Selain dilatih membuat materi siaran radio dan televisi, para guru juga diajari cara membuat program siaran serta menyiarkan materi melalui media televisi dan radio.
Sementara itu, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Pekalongan Mabruri juga mendorong penyiaran materi pembelajaraan melalui LPPL ini bisa diteruskan dan diperluas jaringannya. Mabruri juga menyarankan kualitas program penyiaran materi pembelajaran bisa terus ditingkatkan.
”Kami menginginkan kegiatan ini bisa terus dilanjutkan. Semoga, selanjutnya, media pembelajaran yang digunakan untuk penyampaian materi, termasuk materi yang disampaikan, lebih variatif agar anak-anak semakin senang,” kata Mabruri.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pekalongan Nurul Indrawati mengatakan, pihaknya akan mengupayakan agar penyiaran materi pembelajaran lewat LPPL bisa diteruskan. ”Di masa seperti ini, pembelajaran jarak jauh menjadi opsi paling aman untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di sekolah,” katanya.
Bersiap
Meski demikian, di Kabupaten Tegal, pemerintah setempat berupaya memastikan seluruh sekolah siap menyambut pembelajaran tatap muka. Untuk memastikan kesiapan sekolah, Bupati Tegal Umi Azizah melakukan pemantauan ke sejumlah sekolah.
”Berdasarkan pemantauan, sejumlah sekolah sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Para siswa juga diwajibkan memakai masker, diperiksa suhunya, dan diminta mencuci tangan sebelum masuk ke sekolah. Dalam sehari, siswa yang masuk hanya separuh dari kapasitas kelas, jadi bisa menjaga jarak,” kata Umi.
Menurut Umi, seluruh sekolah sudah melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas dengan protokol kesehatan ketat sejak Juni 2020. Diharapkan, pada Januari mendatang, seluruh sekolah di Kabupaten Tegal siap melaksanakan pembelajaran tatap muka sesuai dengan arahan pemerintah pusat.
”Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, kalau ada salah satu warga sekolah yang positif Covid-19, kegiatan tatap muka langsung dihentikan. Setelah itu, yang sempat berkontak juga ditelusuri dan dites untuk menekan penyebaran,” imbuhnya.