Tren Pembelajaran Terbuka Memungkinkan Guru Jadi Produsen dan Penerbit Konten
Materi pembelajaran dengan format terbuka semakin menjamur. Teknologi digital memudahkan produksi dan distribusi materi seperti itu.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Materi pembelajaran dengan format terbuka atau open educational resources akan semakin berkembang seiring berjalannya pembelajaran jarak jauh. Tren ini memungkinkan guru menjadi produsen sekaligus penerbit konten pembelajaran.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Hasan Chabibie menyampaikan hal itu di sela-sela taklimat media ”Anugerah Kita Harus Belajar (Kihajar) 2020”, Jumat (4/12/2020), di Jakarta.
Open educational resources (OER) adalah materi pembelajaran, mengajar, dan riset dalam bentuk multimedia. Format yang diterbitkan berlisensi terbuka dan tetap memiliki hak cipta. Masyarakat dapat mengakses, menggunakan ulang, dan mendistribusikan materi tersebut.
Istilah OER biasanya bisa berupa kursus daring yang diikuti secara gratis oleh peserta berjumlah besar sepanjang kursus itu berlisensi terbuka (MOOC).
Istilah OER biasanya bisa berupa kursus daring yang diikuti secara gratis oleh peserta berjumlah besar sepanjang kursus itu berlisensi terbuka (MOOC). Ada pula berwujud kursus yang dibuat gratis oleh perguruan tinggi OpenCourse Ware (OCW) yang biasanya berfungsi menambah keterampilan.
Kehadiran OER umumnya juga mendorong produksi ilmu pengetahuan, seperti sains, secara gotong royong. Dia memandang, perkembangan seperti itu menjadikan internet semakin menyerupai belantara konten. Di satu sisi memudahkan timbulnya konten-konten belajar, sedangkan di sisi lain terdapat tantangan kualitas dan komersialisasi.
Menyikapi tren OER, Hasan mengatakan, Pusat Data dan Informasi Kemendikbud berikhtiar ikut menciptakan ekosistem konten pembelajaran di dunia maya yang sehat.
Sebagai gambaran, Anugerah Kihajar dengan program lomba kegiatan Membuat Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (Membatik) dipakai untuk menjaring konten-konten pembelajaran inovatif. Program Membatik pada tahun 2020 digelar 20 Mei-3 Desember 2020.
Hasan menyebutkan, program lomba Membatik terdiri dari lima kategori, yaitu multimedia interaktif, video pembelajaran, augmented reality (AR), gim edukasi, dan grafis bergerak. Jumlah peserta lomba 392 orang yang terdiri dari guru dan siswa. Setiap kategori dipilih tiga terbaik.
Selain Membatik, ada juga program lomba Peningkatan Kompetensi Teknologi Informasi Komunikasi (PembaTIK) bagi guru yang mengacu pada standar kompetensi TIK guru versi UNESCO, yaitu literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi. Waktu pelaksanaan adalah April-November 2020 dengan total peserta 70.312 orang.
Subkoordinator Perancangan Teknologi Pembelajaran Pusat Data dan Informasi Kemdikbud Agus Triarso mengatakan, melalui dua program lomba itu diharapkan mampu menjaga semangat belajar di tengah disrupsi teknologi digital. Karya-karya inovatif yang dihasilkan peserta dapat memperkaya konten yang sedang dikembangkan oleh Pusat Data dan Informasi Kemendikbud.
”Guru ataupun publik bisa memanfaatkan proyek pembelajaran inovatif tersebut untuk digunakan selama pembelajaran jarak jauh,” ujar Agus.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim saat malam pemberian Anugerah Kihajar 2020 pukul 19.00 WIB menyampaikan, pandemi Covid-19 berhasil meningkatan pemanfaatan teknologi yang luar biasa. Dia menilai momentum itu sebagai lompatan nasional.
”Penggunaan teknologi adalah keniscayaan. Teknologi digital yang ini pesat berkembang dapat menjawab aneka tantangan pendidikan yang mempunyai skala ataupun keberagaman masalah yang luar biasa,” ujarnya.
Menurut Nadiem, teknologi mampu menjadi alat bantu memperluas akses dan mempermudah berbagai administrasi yang membelenggu upaya-upaya inovasi. Teknologi mesti dipandang sebagai sarana pendukung perbaikan kualitas pembelajaran.
”Teknologi untuk membantu guru-guru tumbuh menjadi lebih baik bagi anak-anak Indonesia. Kami berusaha mendukung semangat dan inisiatif inovasi guru dalam memajukan pendidikan nasional,” kata Nadiem.