Bermula dari Guru, SMKN Jawa Tengah Jadi Kluster Penularan Covid-19
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membenarkan ada penularan Covid-19 di SMKN Jateng. Menurut laporan kepada DPRD Jateng, siswa yang diketahui positif telah mencapai lebih dari 100 orang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sedikitnya 12 siswa sekolah menengah kejuruan Jawa Tengah, di Kota Semarang, terkonfirmasi Covid-19. Di tengah angka kasus yang masih tinggi, pembelajaran tatap muka yang, menurut rencana, dimulai Januari 2021, kemungkinan belum akan dilakukan di provinsi itu.
SMKN Jateng adalah sekolah berasrama yang didirikan Pemprov Jateng di Kota Semarang pada 2014. Seluruh kebutuhan para siswa selama pendidikan dibebankan pada APBD Pemprov Jateng. Pada akhir 2020, sekolah itu menggelar uji coba pembelajaran tatap muka.
Menurut informasi yang dihimpun, awalnya, pemeriksaan tes usap Covid-19 dilakukan pada delapan siswa SMKN Jateng dan diketahui lima siswa di antaranya positif. Pada Jumat (4/11/2020), menurut laporan kepada DPRD Jateng, total siswa positif dari SMK itu bertambah signifikan, menjadi 179 siswa.
Ketika dikonfirmasi hal tersebut di rumah dinasnya di Kota Semarang, Jumat sore, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo membenarkan informasi adanya penularan pada siswa. Namun, ia mengaku belum mendapat laporan terakhir terkait jumlah keseluruhan siswa yang terinfeksi Covid-19.
”Saya belum tahu daftar terakhir. Kemarin waktu saya datang (Selasa, 1/12), ada 12 siswa. Saya cek ada penularan dari mana, ternyata dari gurunya. Sudah kami tutup dan saya suruh tes semuanya. Jadi, uji coba (pembelajaran tatap muka) ditutup, (sudah) dua hari ini,” kata Ganjar.
Saya cek, ada penularan dari mana, ternyata dari gurunya. Sudah kami tutup dan saya suruh tes semuanya. Jadi, uji coba (pembelajaran tatap muka) ditutup. (Ganjar Pranowo)
Sementara itu, saat dikonfirmasi terkait jumlah total siswa SMKN Jateng yang terkonfirmasi positif Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo dan Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Hari Wuljanto tidak memberi respons.
Ganjar menuturkan, kegiatan di SMKN Jateng masih uji coba atau simulasi. ”Kelas sebenarnya enggak ada, hanya praktik. Namun, justru dari praktik itu. Saat kami tracing, ternyata dari gurunya. Mereka, sih, sehat-sehat semua (tanpa gejala),” ujarnya.
Sebelumnya, di Kabupaten Jepara, satu SMP berasrama juga menjadi kluster penularan Covid-19. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pemkab Jepara Moh Ali mengatakan, kasus pertama diketahui saat ada satu siswa peserta simulasi batuk pilek. Sedikitnya 10 siswa dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. (Kompas, 30/11)
Terkait pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021, Ganjar menekankan, semua bergantung pada kondisi. ”Kemungkinan besar belum (dibuka). Pertumbuhan (kasus) di dunia begini (meningkat). Di Jawa saja seperti ini. Lebih baik kita siapkan dan hati-hati pada soal itu,” katanya.
Senada dengan Ganjar, Ketua DPRD Jateng Bambang Kusriyanto berharap, sekolah-sekolah di Jateng menunda dahulu uji coba pembelajaran tatap muka hingga tersedianya vaksin. Hal tersebut semata-mata untuk menekan penyebaran virus Covid-19 di Jateng.
”Saya minta bersabar dulu, tidak usah kesusu (terburu-buru). Utamakan keselamatan siswa dan guru. Ini juga untuk menekan agar angka positif di Jateng tidak meroket seperti saat ini,” kata Bambang.
Menurut laman Corona.jatengprov.go.id yang dimutakhirkan Jumat (4/11/2020) pukul 12.00, terdapat 60.867 kasus positif kumulatif dengan rincian 9.377 orang dirawat, 47.561 orang sembuh, dan 3.929 orang meninggal. Ada penambahan 1.120 kasus dalam 24 jam terakhir.