logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanKonten Tetap yang Terutama
Iklan

Konten Tetap yang Terutama

Pesatnya disrupsi teknologi digital dialami industri perbukuan. Dikotomi format buku luring dan daring dianggap semakin tak relevan. Disrupsi ini pada akhirnya melahirkan persaingan soal konten dan kekayaan intelektual.

Oleh
Mediana
· 9 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/V7NDt5Al5KSFMnWjucRq9HgAaZQ=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2F2c02988f-c1a4-482d-96ad-5e8e571c3c1e_jpg.jpg
KOMPAS/RIZA FATHONI

Pengunjung mencari buku literatur di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (18/6/2020). Penerapan protokol normal baru yang diterapkan di Perpustakaan Nasional di antaranya dengan membatasi kuota pengunjung maksimal 1.000 orang per hari. Selain itu, protokol jarak sosial, kewajiban menggunakan masker, dan mencuci tangan serta pemeriksaan suhu tubuh juga dilakukan.

Dalam diskusi Jasa dan Dosa Platform Digital pada Sastra oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta, awal November 2020, penyair Joko Pinurbo membuka pengakuan bahwa dirinya tergolong terlambat mengikuti teknologi. Misalnya, membeli ponsel pintar, komputer jinjing, punya akun media sosial. Dia tidak memungkiri dirinya kalah cepat dibandingkan kebanyakan orang pada umumnya.

Dia baru mempunyai akun Twitter tahun 2012 dan itu pun karena ”provokasi” sejumlah rekan. Dia memiliki akun Instagram baru-baru ini di tengah situasi pandemi Covid-19.

Editor:
Ichwan Susanto
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000