Presiden Jokowi: Perlu Sinergi Atasi Tantangan Pendidikan Saat Pandemi
Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa di tengah pandemi Covid-19, tanggung jawab membuat pembelajaran tetap berkualitas bergantung pada sinergi guru dan orangtua siswa. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·4 menit baca
Presiden : Perlu Sinergi Atasi Tantangan Pendidikan Saat Pandemi
JAKARTA, KOMPAS — Tantangan dunia pendidikan semakin berat sejak pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Sinergi antara guru dan orangtua mutlak diperlukan untuk mendukung keberhasilan proses belajar-mengajar dan menjaga pembelajaran tetap berkualitas.
Presiden Joko Widodo, dalam peringatan Hari Guru Nasional dan Hari Ulang Tahun Ke-75 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sabtu (28/10/2020), menyampaikan, pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak keterbatasan, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Keterbatasan yang memaksa para guru harus beradaptasi dengan cepat agar kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan.
Guru dituntut untuk terus melakukan inovasi agar kualitas pembelajaran tidak turun di tengah keterbatasan akibat pandemi Covid-19. ”Guru-guru dipaksa beradaptasi dengan cepat, beralih menggunakan teknologi, mengubah metode belajar, bekerja sekuat tenaga agar anak-anak bisa tetap belajar dengan baik. Tetapi, tantangan akibat pandemi Covid-19 ini tidak boleh menurunkan kualitas pembelajaran,” tutur Presiden yang menyampaikan pidato dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Kreativitas guru, lanjut Presiden, diperlukan agar siswa tetap dapat belajar dengan antusias kendati kegiatan belajar mengajar belum kembali normal seperti saat sebelum pandemi. Kreativitas guru juga diperlukan untuk memotivasi siswa agar bisa menjadi pembelajar mandiri.
Namun, menurut Presiden, untuk menjaga pembelajaran tetap berkualitas, guru tidak bisa bekerja sendirian. Sinergi antara guru dan orangtua siswa mutlak diperlukan karena pendidikan merupakan tanggung jawab bersama.
”Tantangan pendidikan di era pandemi ini juga harus diatasi sinergi. Peran orangtua sebagai pendidikan utama keluarga sangat penting untuk mendukung keberhasilan proses belajar-mengajar anak. Oleh sebab itu, komunikasi dan kerja sama antara guru dan orangtua harus terus ditingkatkan,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa ia melihat banyak orangtua yang tak sabar menunggu sekolah dibuka kembali. Namun, di masa pandemi, pembukaan sekolah harus melalui perhitungan dan pertimbangan yang matang. Pemerintah juga berhati-hati dalam mengambil keputusan pembukaan sekolah karena kesehatan dan keselamatan guru dan siswa merupakan yang utama.
Apresiasi
Presiden juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas dedikasi para guru dalam mendidik generasi bangsa. Para guru di seluruh pelosok Tanah Air terus berjuang di tengah keterbatasan akibat pandemi. ”Terima kasih kepada para guru yang pantang menyerah dan terus berjuang di tengah keterbatasan. Terima kasih telah mendidik generasi bangsa menjadi SDM unggul yang selalu mencintai Indonesia,” ujarnya.
Pemerintah, lanjut Presiden, juga menyadari berbagai kesulitan yang dialami para guru di era pandemi . Karena itulah, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung guru agar tetap dapat menjalankan tugas dengan baik sekaligus membantu kesejahteraan para guru.
Salah satunya adalah kebijakan penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) untuk pembayaran guru honorer yang kini tak lagi dibatasi paling besar sebanyak 50 persen dari total dana yang diterima sekolah. Pemerintah juga memberikan bantuan subsidi umum (BSU) Rp 1,8 juta kepada kurang lebih 1,8 juta guru dan tenaga kependidikan honorer. Bantuan paket internet untuk guru dan berbagai program peningkatan kualitas guru juga disiapkan pemerintah.
”Pada bulan September 2020, saya juga telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2020 tentang Gaji dan Tunjangan P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Saya ingin guru-guru kita yang berstatus P3K memiliki gaji dan tunjangan setara dengan PNS yang lain,” kata Presiden.
Kualitas guru
Ketua Dewan Pembina Pengurus Besar PGRI Jusuf Kalla menyampaikan, kualitas guru kunci untuk memajukan sebuah bangsa. ”Inovasi hanya bisa dihasilkan melalui pencapaian ilmu pengetahuan dan hal itu hanya bisa tercapai jika kualitas guru sebagai penyampai ilmu pengetahuan baik mutunya,” kata Kalla saat menyampaikan pidato dalam acara tersebut.
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI itu menegaskan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di sebuah bangsa sangat bergantung pada kualitas guru. Semakin baik kualitas guru, akan semakin baik pula pencapaian di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, Kalla mengingatkan para guru untuk terus belajar, meningkatkan kapasitas agar lebih mampu menciptakan inovasi dan adaptif dengan perkembangan zaman. PGRI pun diharapkan dapat terus meningkatkan peran sebagai wadah yang tak hanya memperjuangkan kesejahteraan guru, tetapi juga kualitas guru.
”Saya berterima kasih kepada PGRI yang menjadi tempat naungan para guru yang terus mendidik mereka sehingga kualitasnya semakin baik, agar guru mengikuti perkembangan zaman, tidak ketinggalan,” ujar Kalla.