Peringatan Hari Guru Nasional mengingatkan akan semangat para guru melayani pendidikan terbaik bagi kemajuan bangsa. Tak mengherankan, guru disebut sebagai \'soko guru\' kemajuan bangsa
Oleh
Mediana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kemajuan suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari peranan guru. Guru yang selalu berjuang dan mengabdi untuk memberikan layanan pendidikan terbaik bagi anak sebagai modal kemajuan.
Ketua Dewan Pembina Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jusuf Kalla menyampaikan pandangan tersebut. Tujuan utama bangsa adalah meningkatkan kesejahteraan yang ditandai dengan kemajuan ekonomi. Kemajuan ekonomi tidak bisa terjadi tanpa inovasi. Inovasi timbul dari ilmu dan teknologi yang berkembang di sekolah yang selalu memberikan pendidikan terbaik.
”Pendidikan yang yang baik tidak bisa dipisahkan dari pengabdian guru yang baik pula,” ujarnya saat menghadiri peringatan Hari Guru Nasional 2020 dan Hari Ulang Tahun Ke-75 PGRI, Sabtu (28/11/2020), di Jakarta.
Jusuf Kalla, yang pernah menjadi wakil presiden RI dua kali, mengaku pencapaiannya juga dipengaruhi peran guru. Dia percaya, siapa pun yang punya prestasi juga ada campur tangan guru.
Pemerintah pun menaruh perhatian besar terhadap peran guru. Hal ini salah satunya terlihat dari alokasi anggaran pendidikan yang diperuntukkan untuk kesejahteraan guru. Meski demikian, dia mengakui masih ada masalah-masalah yang dihadapi guru, seperti guru honorer yang belum diangkat menjadi aparatur sipil negara.
”Guru adalah ’soko guru’ kemajuan bangsa. Oleh karena itu, guru pun harus selalu belajar mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi memaknai peringatan Hari Guru Nasional (HGN) untuk mengenang perjalanan perjuangan guru dari masa ke masa. Guru selalu menanamkan semangat patriotisme dan nasionalisme kepada peserta didik. Kedua semangat itu penting guna mencapai kemajuan nasional.
”Guru tidak mengenal medan layanan pendidikan, seperti mereka yang bekerja di daerah tertinggal, terdepan dan terluar Indonesia. Karena itu, mereka sangat pantas mendapat pujian dan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa. Dedikasi mereka menjaga kelangsungan Indonesia dipupuk tiada henti,” ujarnya.
Fachrul mengatakan, peringatan Hari Guru Nasional di Kemenag mengusung tema ”Bakti Guru Lindungi Negeri”. Tema ini sejalan dengan kebinekaan Indonesia. Apabila kebinekaan tidak dirawat, seperti melalui pendidikan, Indonesia akan mengalami perpecahan. Dia berharap, para guru terus mendidik siswa, meskipun berbeda-beda latar belakang kultural dan suku.
Pendidikan pada masa pandemi
Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2020 yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19 diharapkan tidak mematahkan semangat guru. Pelayanan pendidikan harus terus berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
”Di tengah pandemi, pemerintah berusaha berbagai cara meningkatkan kesejahteraan guru, meskipun belum memenuhi semua harapan,” ujarnya.
Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Unifah Rosyidi mengatakan, betapa penting peran guru sebagai manusia pengubah yang berkarakter kreatif, inovatif, dan berdedikasi. Pada perayaan peringatan ke-75 tahun ini, PGRI mengusung tema ”Dari PGRI untuk Indonesia: Kreativitas dan Dedikasi Guru Menuju Indonesia Maju”. PGRI akan terus berjuang memajukan pendidikan dan sebagai wadah perjuangan para guru, pendidik, dan tenaga kependidikan.
Pada peringatan HUT PGRI tahun 2020, dia menyebut beragam inovasi dihadirkan PGRI untuk Indonesia, antara lain, Olimpiade Virtual Gurulympics, peluncuran TV Streaming Tunas TV, Aplikasi Bantu Guru, dan Inovasi Pemelajaran dalam PGRI Smart Learning and Character Center, Wave (Webinar dan Workshop online).
”Kami juga berusaha berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk mengatasi persoalan pendidikan di Tanah Air,” ujarnya.
Unifah mengapresiasi upaya-upaya pemerintah memperbaiki kesejahteraan guru. Misalnya, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 98 Tahun 2020 tentang Gaji dan Tunjangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PP ini ditunggu oleh guru honorer yang sudah dua tahun lalu lulus seleksi PPPK, tetapi belum mendapat surat keputusan pengangkatan. Contoh lain adalah kebijakan merekrut guru berstatus PPPK sampai satu juta pada tahun 2021.
Dia juga menyampaikan bahwa PGRI mengapresiasi kebijakan pemberian kuota kepada guru, dosen, siswa, dan mahasiswa untuk kelancaran pemelajaran jarak jauh (PJJ), relaksasi penggunaan dana bantuan operasional untuk pembayaran guru honor dan pemelajaran daring, serta pembatalan ujian nasional.
Unifah menambahkan, PGRI mendukung kebijakan pemelajaran tatap muka yang sudah digaungkan pemerintah. Meski demikian, PGRI berharap eksekusi kebijakan itu harus dijalankan dengan hati-hati, mempertimbangkan keselamatan guru, dan kesehatan siswa. PGRI terbuka menerima diskusi dengan para ahli kesehatan yang relevan.