Dampak Perubahan Iklim Sangat Besar pada Anak-anak
Perubahan iklim membawa pengaruh besar terutama bagi anak-anak. Duta Nasional Unicef Indonesia, Nicholas Saputra, optimistis banyak anak muda di Indonesia berkontribusi dalam mengurangi krisis iklim.
Hari Anak Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 20 November, tahun ini berlangsung di tengah pandemi Covid-19. Isu perubahan iklim dan lingkungan dinilai sangat relevan dengan peringatan tahun ini.
Mengenai relevansi perubahan iklim dan anak, berikut wawancara Kompas dengan Duta Unicef Indonesia Nicholas Saputra, Sabtu (14/11/2020).
Sebagai Duta Unicef Indonesia, bagaimana kamu melihat Hari Anak Sedunia 2020?
Hari Anak Sedunia menurut saya adalah inisiatif yang penting dan sifatnya global. Tahun ini, Unicef mengangkat isu perubahan iklim, karena ini juga isu global dan di Indonesia isu ini saya rasa perlu diangkat, karena tidak terlepas dari masalah anak. Penting untuk mengangkat isu-isu hak anak karena anak-anak itu, kan, generasi ke depan, kita penting sekali untuk punya satu hari untuk bicara tentang hal-hal yang aktual yang terkait dengan anak-anak.
Hari Anak Sedunia tahun ini bersamaan terjadi pandemi Covid-19. Terasa bedakah?
Ini situasi yang unik yang tidak pernah disangka, unprecedented. Ini tentu menjadi tantangan buat semua, tidak terlepas untuk anak-anak. Di Indonesia sendiri, tantangan dan permasalahan anak masih banyak, mulai dari akses sekolah, edukasi gizi, dan lain-lain. Tetapi, kalau kita bicara pandemi sekarang ini, kita merasakan kekuatan alam, kita merasakan kekuatan bumi ini sungguh besar dampaknya terhadap hidup kita.
Jadi saya rasa mengangkat itu perubahan iklim yang berkaitan dengan bumi kita ini sangat menjadi relevan. Karena saat di saat inilah kita bisa menyaksikan langsung bagaimana alam itu memiliki kekuatan dan pengaruhnya terhadap kualitas hidup kita, termasuk anak-anak. anak-anak berdampak paling besar terhadap situasi ini, kegiatan sekolah, kegiatan edukasi juga terhambat, lalu masalah perubahan iklim ini terus berlanjut. Padahal, peran mereka terhadap perubahan iklim sangat kecil, sementara dampaknya sangat besar ke mereka.
Baca juga: Anak-anak yang Menagih Masa Depan Bumi
Mengapa peran anak-anak dalam perubahan iklim masih kecil?
Ya, kecil dalam artian kalau kita ngomong perubahan iklim, kan, kita berbicara tentang perubahan atau kita ngomongin soal global warming, peran mereka (anak-anak) kecil karena mereka pasif. Sebab, mereka tidak eksploitatif, mereka tidak mengonsumsi sebanyak orang dewasa, misalnya.
Maksudnya begini, kalau kita perubahan iklim kita bicara sebuah perubahan iklim dan peran anak-anak terhadap perubahan iklim ini kecil, orang dewasa besar. Kita ini (orang dewasa) konsumtif, kan, dampaknya besar ke anak-anak
Kontribusi orang dewasa terhadap kerusakan alam, besar. Jadi tema perubahan iklim tepat ya?
Betul karena kita di sini bisa bisa melihat kekuatan alam di dalam kualitas kehidupan kita semua, dan tentu anak-anak merasakan dampak yang besar terhadap perubahan iklim ini. Karena kalau kita bicara soal perubahan iklim secara general, kita bicara juga tentang akses makanan, soal panen cukup atau enggak, bicara bumi ini menyediakan pangan yang cukup untuk anak-anak ke depannya dengan situasi perubahan iklim ini, lalu juga kesehatan, dan bencana. Jadi bertumpuk-tumpuk masalahnya. Jadi saya rasa ini waktu yang tepat untuk berbicara soal (lingkungan) itu.
Untuk anak Indonesia, apakah ada lagi hal lain yang kamu rasa relevan dengan tema lingkungan?
Kita bicara soal Indonesia, ini, kan, wilayah yang punya potensi bencana cukup besar karena perubahan iklim, ya tanah longsor, penyakit malaria, demam berdarah, kualitas air, kualitas udara, itu juga merupakan hak-hak anak yang sebenarnya harus dipenuhi dengan kualitas yang baik. Nah, perubahan iklim ini memiliki potensi untuk mengurangi kualitas yang alam bisa berikan kepada kehidupan kita. Jadi, kita bicara soal generasi ke depan bagaimana kita musti memastikan generasi ke depan memiliki haknya untuk mendapatkan kualitas lingkungan yang baik.
Bagaimana cara memastikannya?
Banyak pihak yang sebenarnya bertanggung jawab. Anak-anak sudah cukup terbeban dengan banyak hal. Memang kita yang mungkin lebih dulu ada di dunia ini punya tanggung jawab yang yang besar untuk memastikan itu. Ada pembuat kebijakan, ada aktivis yang lebih banyak menyoroti soal hak-hak anak dan remaja, dan kita semua sebagai masyarakat umum juga punya tanggung jawab yang besar untuk generasi selanjutnya.
Apa harapan Anda di Hari Anak Sedunia ini?
Ya, mungkin saya malah justru untuk yang dewasa, orangtua, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum untuk lebih memperhatikan hak-hak anak yang terkait dengan isu lingkungan. Jadi bagaimana kualitas kehidupan anak itu sangat sangat tergantung dengan lingkungannya, kebersihan, kesehatan, gizi, dan edukasi yang alam bisa berikan.
Jadi saya rasa perhatian yang besar untuk generasi selanjutnya. Karena, kalau kita bicara masalah lingkungan, kita bicara juga soal percepatan kerusakannya gitu. Jadi mudah-mudahan semua orang bisa menyoroti atau bisa melakukan ini untuk anak. Jadi bagaimana perubahan iklim sangat memengaruhi kehidupan anak dan remaja.
Baca juga: Anak Muda Menggerakkan Kepedulian Lingkungan
Harapan terhadap pembuat kebijakan?
Ya banyak hal, harus satu-satu kita beda. Tentu kita sangat dipengaruhi oleh lingkungan hidup kita, udara, air, sumber pangan tempat kita hidup. Ini berdampak sangat besar ke anak-anak. Jadi saya rasa banyaknya kebijakan yang pro terhadap kualitas lingkungan hidup akan baik terhadap anak-anak nantinya.
Selain kebijakan implementasi kebijakan juga penting, kan?
Ya itu tidak bisa dipisahkan. Kita tidak hanya bicara soal para pembuat kebijakan, ya, tapi juga bagaimana kebijakan itu muncul karena ada dukungan dan awareness dari masyarakat. Jadi awareness dari masyarakat yang juga menjadi orangtua, semua, penting, supaya kebijakan itu bisa muncul.
Ini, kan, anak-anak Hari Anak Sedunia, apakah ada pesan ini khusus untuk anak-anak?
Ya, ini adalah masa-masa yang sulit bagi kita semua, tak terlepas bagi anak-anak dan remaja. Saya rasa kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan sebelum pandemi ini tidak bisa dilakukan. Jadi kita bisa saling terkoneksi, terhubung dengan cara yang berbeda, kita tetap bisa belajar, bersosialisasi, dan melakukan aktivitas yang biasa anak-anak dan remaja lakukan dengan cara yang berbeda. Jadi saya rasa kita butuh kebersamaan di saat seperti ini.
Dari observasi dan pengalaman pribadi sebagai Duta Unicef Indonesia, bagaimana kamu melihat memandang situasi dan tantangan anak-anak Indonesia sekarang ini?
Kalau secara umum saya rasa tantangan setiap generasi akan mengalami berbeda-beda. Di masa yang sangat mudah terkoneksi sekarang ini, misalnya, di era digital ini tentu tantangannya sangat berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya dan kita tidak bisa menentukan atau membacanya semudah itu. Di saat yang bersamaan, Indonesia secara kontekstual masih sangat luas cakupannya, masih banyak anak-anak yang juga tidak terkoneksi tapi harus terkoneksi digital. Perlu perhatian yang tinggi untuk masalah pendidikan, informasi, dan dan kesehatan, dan lain-lain
Belum semuan terkoneksi internetnya, ini tantangan digital juga, kan?
Di era digital sekarang ini ya kita bisa bilang semua orang lebih cepat, dan mudah mendapatkan informasi tapi di saat yang bersamaan infrastruktur, dan memang Indonesia sangat luas dan banyak sekali wilayah yang belum terakses. Jadi saya rasa penting untuk bisa memastikan kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, dan itu juga tidak kalah cepat dibangun infrastrukturnya segera dengan kualitas sama dengan yang ada di kota. Kalau kita mau cepat, sebarannya mesti merata.