Pergelaran Virtual, Bentuk Adaptasi dan Transformasi Kala Pandemi Covid-19
Dampak pandemi Covid-19 juga dihadapi kalangan budayawan, seniman, serta pekerja kreatif seni dan budaya. Budayawan, seniman, dan pekerja kreatif memiliki keluwesan beradaptasi dan diharapkan semakin kreatif.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Dampak bencana pandemi penyakit akibat virus korona baru (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 juga dihadapi kalangan budayawan, seniman, serta pekerja kreatif seni dan budaya. Akan tetapi, para budayawan, seniman, dan pekerja kreatif memiliki keluwesan dalam beradaptasi dan diharapkan semakin kreatif ketika berhadapan dengan tantangan.
”Penyelenggaraan kegiatan seni bukan sebagai bentuk kemewahan di tengah pandemi,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid dalam sarasehan (timbang rasa) secara dalam jaringan dengan topik ”Festival Seni Pasca Pandemi” dari Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Kota Denpasar, Minggu (1/11/2020).
Hilmar menambahkan, jikalau aktivitas berkesenian dipadamkan dengan alasan situasi wabah, dampaknya pun menjadi tidak terbayangkan pada kehidupan bangsa. ”Presiden sudah menyampaikan, kebudayaan tidak tunduk terhadap pandemi. Justru ekspresi artistik berpotensi menyehatkan,” ujar Hilmar yang dihadirkan secara daring sebagai satu dari tiga pembicara dalam sarasehan itu.
Dalam pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020, Sabtu (31/10/2020), Presiden Joko Widodo menyampaikan budaya tangguh bencana yang ditekuni masyarakat Nusantara secara turun-temurun mesti terus dihidupkan sehingga menjadi modal kuat bagi bangsa dalam menghadapi bencana wabah Covid-19 yang sedang mendera.
Presiden menyatakan penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Nasional 2020 menjadi bukti bahwa budayawan dan para pekerja seni di seluruh Tanah Air tidak mau tunduk pada pandemi Covid-19 (Kompas, 1/11/2020).
Adapun sarasehan, atau timbang rasa, bertema ”Festival Seni Pasca Pandemi” difasilitasi Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Sejumlah sarasehan digelar serangkaian Festival Seni Bali Jani II 2020.
Seniman dikenal mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi, termasuk krisis, dengan mempertahankan artistik dan profesionalitasnya.
Festival Seni Bali Jani merupakan festival yang mewadahi geliat seni modern dan kontemporer di Bali. Festival Seni Bali Jani II 2020 mengangkat tema ”Candika Jiwa, Puitika Atma Kerthi”. Adapun pembukaan Festival Seni Bali Jani II 2020 berlangsung pada Sabtu (31/10/2020) malam di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali.
Seniman
Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar I Gede Arya Sugiartha mengatakan, dampak pandemi Covid-19 dirasakan kalangan seniman karena mereka mengalami pembatasan fisik dan sosial berkaitan kegiatan seni dan budaya, termasuk penyelenggaraan festival. Di sisi lain, menurut Arya, menikmati seni masih dibutuhkan manusia dalam situasi krisis.
”Seniman dikenal mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi, termasuk krisis, dengan mempertahankan artistik dan profesionalitasnya,” kata Arya dalam sarasehan dalam sarasehan yang dipandu akademisi Universitas Udayana, I Gde Nala Antara.
Arya menambahkan, seniman juga memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dalam mengomunikasikan karya mereka, di antaranya melalui pergelaran panggung virtual.
”Manusia harus belajar untuk terus berubah. Kita harus belajar dan mampu berubah, tidak diam dalam kemapanan dan kenyamanan,” ujar Arya.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Adnyana menerangkan, Festival Seni Bali Jani II merupakan wahana apresiasi dan upaya menjaga roh kesenian Bali di masa pandemi Covid-19. Festival itu juga menjadi ruang aktualisasi pencapaian karya terkini para seniman dan pekerja kreatif budaya yang ditampilkan secara virtual (daring) ataupun secara langsung (luring).
Adnyana menambahkan, festival diselenggarakan sebagai implementasi visi dan misi Pemerintah Provinsi Bali, yakni Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Dalam seremoni pembukaan Festival Seni Bali Jani II 2020, Sabtu (31/10/2020) malam, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan pandemi Covid-19 berdampak pula terhadap para seniman di Bali karena pergelaran ataupun pertunjukan seni dibatasi.
Penyelenggaraan Festival Seni Bali Jani 2020 di tengah situasi pandemi Covid-19, menurut Koster, memberikan arti dan dampak penting bagi seniman dan kehidupan seni dan budaya Bali karena festival memberikan peluang bagi seniman menampilkan karya seni mereka dan kehidupan seni dan budaya Bali tetap berdenyut.
”Festival Seni Bali Jani yang digelar mulai 2019 menjadi wahana bagi seni modern dan kontemporer Bali,” kata Koster, Sabtu (31/10/2020). ”Dengan adanya Festival Seni Bali Jani, di Bali ada dua wahana seni, yakni Pesta Kesenian Bali yang mewadahi seni tradisi dan Festival Seni Bali Jani yang mewadahi seni modern,” ujar Koster.
Kedua festival seni dan budaya di Bali itu, menurut Koster, menjadi wujud perhatian dan komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam menguatkan dan memajukan kebudayaan serta upaya bersama mengangkat Bali kembali sebagai pusat peradaban dunia.
Tiada duanya
”Bali tidak memiliki sumber daya alam. Jadi, patut disyukuri jika Bali memiliki seni dan budaya yang tiada duanya,” kata Koster. Kendati demikian, kebudayaan akan tetap ada sepanjang manusianya hidup dan mau memelihara serta berinovasi terhadap kebudayaan.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Adnyana menyampaikan, penyelenggaran Festival Seni Bali Jani II secara hibrida, yakni secara virtual dan secara langsung, menjadi bentuk adaptasi dan transformasi. Format tersebut diharapkan dapat menjangkau seluas-luasnya kemungkinan proses kreatif, elaborasi, dan eksplorasi, termasuk dalam pemanfaatan media baru.
Festival Seni Bali Jani II mengangkat tema ”Candika Jiwa, Puitika Atma Kerthi” yang dimaknai semesta kreativitas terkini dalam ”mencandikan” jiwa, spirit, ide cemerlang, dan taksu seni budaya Bali.
Adnyana melaporkan, kegiatan festival melibatkan 45 sanggar atau yayasan serta komunitas seni dari seluruh Bali dengan jumlah seniman dan pekerja kreatif budaya yang terlibat sekitar 1.000 orang. Festival Seni Bali Jani II 2020 berlangsung mulai Sabtu (31/10/2020) sampai Sabtu (7/11/2020).