Dibuka Nanti Malam, Pekan Kebudayaan Nasional 2020 Andalkan Teknologi dan Media Daring
Situasi pandemi Covid-19 membuat penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Nasional mengalami perubahan. Seluruh program dalam PKN 2020 dominan diselenggarakan dalam format dalam jaringan. Ini membutuhkan kreativitas baru.
Oleh
Mediana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Nasional 2020 dominan mengandalkan teknologi digital dan media dalam jaringan. Penyelenggaraan ini menggunakan berbagai kreativitas agar tetap menarik dinikmati penonton.
”Atmosfer kebersamaan saat Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) tahun 2019 tidak bisa diulang. Namun, kami berusaha agar kegiatan-kegiatan melalui laman dan aplikasi PKN tetap interaktif,” ujar Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid, Jumat (30/10/2020), di Jakarta.
Penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020 dimulai pada 31 Oktober hingga 30 November 2020. Semua kegiatan kompetisi, konferensi, pameran, dan pergelaran bisa diakses melalui laman pkn.id dan aplikasi PKN. PKN 2020 melibatkan 4.791 seniman dan pekerja seni, 27 tema konferensi, 93 pergelaran, dan 1.477 lukisan dipamerkan secara virtual.
Dia mengatakan, kualitas suara dan gambar amat ditekankan. Produksi konten karya seni seperti itu tidak mudah dilakukan, apalagi berlangsung di tengah pembatasan sosial karena Covid-19. Seniman dan pekerja seni juga diharuskan patuh terhadap protokol kesehatan.
Pameran
Dalam PKN 2020, kegiatan pameran digelar di Galeri Nasional Indonesia (Galnas) dan Museum Nasional Indonesia. Galnas menyelenggarakan pameran imersif lukisan Affandi. Selain 15 koleksi fisik lukisan, pengunjung juga diajak memasuki dunia Affandi melalui serpihan karya yang disajikan dalam proyeksi gambar bergerak dengan diiringi musik dan suara.
Untuk menjalankan proyeksi gambar bergerak, Galnas menyediakan 50-an proyektor dengan spesifikasi teknis yang sama. Ini bisa menciptakan konsistensi detail bentuk dan warna.
Menurut Kepala Galnas Pustanto, konsep pameran seni rupa perlu mengikuti perkembangan selera target penonton. Penonton usia muda, misalnya, akan bosan jika konsep pameran hanya mengandalkan tampilan fisik koleksi lukisan Affandi.
Galnas mengupayakan konsep pameran imersif yang bertujuan mendekatkan diri dengan penonton usia muda. Ketika konsepnya menarik, mereka diharapkan mau berinteraksi dan belajar seni rupa.
Peserta yang telah registrasi di aplikasi PKN dapat berkunjung ke Galeri Nasional sesuai jadwal. ”Registrasi kunjungan melalui sistem daring sejauh ini disambut positif. Sejak dibuka 26 Oktober, pameran imersif Affandi telah dikunjungi 70-an orang,” kata Pustanto.
Kepala Museum Nasional Indonesia Siswanto menceritakan, pihaknya menampilkan koleksi pusaka Pangeran Diponegoro. Museum Nasional Indonesia memberikan judul pameran Pamor Sang Pangeran. Teknologi digital juga dominan dipakai, mulai dari registrasi kunjungan hingga tampilan.
Agar tetap interaktif, kami menggunakan pendekatan penceritaan. (Siswanto)
”Agar tetap interaktif, kami menggunakan pendekatan penceritaan. Kalau kami menampilkan sebatas koleksi pusaka disertai penjelasan, kami khawatir pengunjung akan bosan. Maka, kami kembangkan video mapping, komik manga, film animasi, dan hologram berwujud Pangeran Diponegoro bersama kuda kesayangan dan pusaka Kanjeng Kiai Gentayu,” katanya.
Siswanto memandang, penggunaan teknologi digital dan media daring membuat pengelola museum menjadi mudah mengetahui karakter pengunjung. Hal ini bermanfaat untuk pembuatan konsep pameran selanjutnya.
Koordinator PKN 2020 Sri Hartini saat dihubungi terpisah, mengatakan, panggung penyelenggaraan PKN 2020 menyebar di berbagai tempat, antara lain, Jakarta, Banyumas, dan Yogyakarta. Setiap daerah tersebut menggeliatkan aktivitas seni budaya melalui Pekan Kebudayaan Daerah. Para seniman dan pekerja seni di sana menampilkan karya, lalu direkam, dan disebarluaskan melalui media daring. Penonton kapan pun dan di mana pun dapat menyaksikan.
Hilmar menambahkan, karena penyelenggaraan dominan mengandalkan media daring, setiap daerah dimungkinkan memasukkan penampilan karya lalu dijahit menjadi kesatuan. Hal itu akan terlihat saat acara pembukaan yang akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo, Sabtu (31/10/2020), pukul 19.00 di laman pkn.id dan TVRI.
Dengan format penyelenggaraan yang mengedepankan teknologi digital dan media daring, komunitas pelaku budaya dan pemerintah di daerah saling belajar. Tim dari Direktorat Jenderal Kebudayaan turut memperkuat kapasitas.
”Pemerintah daerah bekerja dengan anggaran sendiri menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di tengah keterbatasan karena pandemi Covid-19. Saya rasa hal itu juga termasuk pencapaian penting,” imbuh Hilmar.
Pasar budaya
Pasar Budaya yang menjadi subtema PKN 2020 memperkenalkan aneka produk budaya. Pasar Budaya bekerja sama dengan laman pemasaran Tokopedia. Warga di mana pun dan kapan pun bisa membeli.
”Pada PKN tahun sebelumnya, interaksi terpusat di Istora Gelora Bung Karno. Hubungan karya dan seniman dengan audiens langsung di tempat itu,” kata Sri Hartini.