”Kompas” Meraih Penghargaan sebagai Media Berdedikasi
Harian ”Kompas” kembali meraih penghargaan sebagai media cetak yang berdedikasi dalam penggunaan bahasa Indonesia. Selama beberapa dekade, ”Kompas” turut serta merawat bahasa Indonesia dalam beragam rubriknya.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harian Kompas meraih penghargaan sebagai surat kabar yang berdedikasi dalam penggunaan bahasa Indonesia. Empat tahun berturut-turut Kompas meraih penghargaan serupa dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tahun ini, ada 20 media cetak terbaik dalam penggunaan bahasa Indonesia, antara lain Bisnis Indonesia, Pikiran Rakyat, dan Republika. Adapun penghargaan media cetak berdedikasi dalam berbahasa Indonesia diberikan kepada harian Kompas, Koran Tempo, dan Media Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam sambutannya mengatakan, keberadaan bahasa Indonesia telah menjadi anugerah bagi bangsa Indonesia. Sebab, persatuan dirajut dengan bahasa Indonesia. Momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda setiap tahun mengingatkan kepada siapa saja, termasuk dunia pendidikan, ikrar menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.
”Tanpa kecintaan (terhadap bahasa Indonesia), upaya peningkatan kemampuan literasi anak susah dilakukan. Padahal, literasi bagus berdampak ke banyak hal, seperti penciptaan sumber daya unggul pembelajar sepanjang hayat, berkompetensi global, dan berperilaku sesuai nilai Pancasila,” ujar Nadiem saat menghadiri kegiatan daring Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2020, Rabu (28/10/2020), di Jakarta.
Lebih jauh, kata Nadiem, kebijakan pengembangan bahasa dan sastra di Indonesia diarahkan untuk merawat kebinekaan. Kemendikbud telah memetakan 718 bahasa daerah yang masih digunakan masyarakat Indonesia. Literasi terhadap bahasa daerah tersebut tetap dilakukan bersamaan dengan bahasa Indonesia.
Pada kesempatan itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa turut memberikan penghargaan meliputi, antara lain, South East Asia Award kepada sastrawan berdedikasi selama 2018-2020, penghargaan Sastra Kemendikbud 2020 kategori novel, cerpen, puisi dan esai/kritik sastra, serta Wajah Bahasa Indonesia di ruang publik.
Selain itu, penghargaan tokoh kebahasaan dan kesastraan serta Anugerah Hoessein Djajadiningrat. Adapun Anugerah Hoessein Djajadiningrat diberikan kepada almarhum Ajip Rosidi, Anton M Moeliono, Gorys Keraf, dan Hassan Wirayuda.
Disikapi positif
Secara terpisah, dosen Penulisan Kreatif, Penulisan Akademis, dan Bahasa Indonesia Fakultas Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara, Niknik M Kuntarto, mengatakan, pertemuan masyarakat pengguna bahasa Indonesia dengan warga asing membuka peluang tercampurnya bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Itu didukung komunikasi di media sosial yang membuka luas pergaulan dengan siapa pun dan dari negara mana pun dengan bahasa berbeda.
Realitas itu sebaiknya disikapi dengan positif karena bahasa akan berkembang seiring perkembangan zaman. Bahasa bersifat dinamis. Perkembangan bahasa, termasuk, yang berasal dari anak muda merupakan bagian dari kreativitas. Dengan adanya bahasa slang, bahasa Indonesia menjadi kaya dan dinamis.
”Hal terpenting adalah terapkan slogan dari Badan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ’Gunakan bahasa Indonesia dengan baik, benar, dan bijak!’ Anak muda harus memahami kapan mereka bisa menggunakan bahasa asing, bahasa gaul, kepada siapa mereka boleh menggunakannya, dan dalam situasi apa,” ujarnya.
Saat pemerintah merancang kurikulum Bahasa Indonesia yang akhirnya melahirkan silabus dan diwujudkan melalui tujuan pembelajaran dalam materi ajar, itu seharusnya disesuikan dengan peta masalah uji kompetensi Bahasa Indonesia (UKBI). Pemerintah atau sekolah harus menyesuaikan materi ajar dan evaluasi pada tingkat pendidikan sekolah dasar hingga pascasarjana dengan pelevelan kemahiran berbahasa Indonesia dan alat evaluasi UKBI.
Pemerintah juga perlu tegas menerapkan syarat UKBI sesuai dengan pelevelan dan jenjang kemahiran kepada masyarakat Indonesia yang penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan klasifikasi baku jabatan dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.