Ketahanan Budaya Jadi Pijakan Hadapi Pandemi Covid-19
Pekan Kebudayaan Nasional 2020 diharapkan menjadi perhelatan kebudayaan daring yang terbesar di dunia. Acara ini melibatkan 4.791 seniman dan pekerja seni, 27 tema konferensi, 93 pergelaran, dan 5 pameran.
Oleh
Mediana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kebudayaan menjadi pijakan menghadapi darurat Covid-19 yang masih berlangsung. Berbagai pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya yang dimiliki Indonesia mampu memperkuat ketahanan masyarakat selama pandemi.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid menyampaikan hal tersebut saat taklimat media peluncuran Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020, Jumat (23/10/2020), di Jakarta.
PKN merupakan bentuk realisasi dari Resolusi Kongres Kebudayaan. PKN pertama kali terselenggara untuk pertama kalinya pada 2019 di Istora Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta. Pada saat itu, PKN diisi dengan 10 kompetisi, 36 konferensi, 125 pertunjukan, 27 pameran, dan 10 seminar budaya. Hilmar mengatakan, tema yang diusung adalah "Ruang Bersama untuk Indonesia Bahagia".
Tema itu masih dipakai untuk PKN 2020. Namun, bersamaan dengan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, PKN ikut memikirkan hal yang bisa disumbangkan untuk mengatasi kebutuhan penanganan dampak. Oleh karena itu, kata dia, terpilihlah tema yang lebih spesifik yaitu "Cultural Resilience".
PKN 2020 melibatkan 4.791 seniman dan pekerja seni, 27 tema konferensi, 93 pergelaran, 1.477 lukisan dipamerkan secara virtual dalam 5 kategori pameran. Perhelatan PKN 2020 secara daring dimulai pada tanggal 31 Oktober hingga 30 November 2020. Semua kegiatan akan dapat diakses melalui laman resmi PKN 2020 di pkn.id serta aplikasi-aplikasi media sosial yang dikembangkan panitia.
Di tengah kesulitan seperti sekarang, justru, kebudayaan harus hadir. Saat berperang ada bala tentara membawa bendera dan bendera itu jadi simbol atas kehadiran. Kebudayaan sebagai bendera dalam cerita perang yang memperjuangkan eksistensi.(Hilmar Farid)
"Di tengah kesulitan seperti sekarang, justru, kebudayaan harus hadir. Saat berperang ada bala tentara membawa bendera dan bendera itu jadi simbol atas kehadiran. Kebudayaan sebagai bendera dalam cerita perang yang memperjuangkan eksistensi," ujar Hilmar.
Upaya melibatkan lebih dari 4.000 seniman dan pekerja seni adalah bagian dari upaya Direktorat Jenderal Kebudayaan membantu persoalan kesejahteraan mereka yang terdampak pandemi. Upaya itu juga bisa dimaknai sebagai dorongan agar ekosistem kebudayaan tetap berjalan. Apalagi, penyelenggaraan PKN 2020 berlangsung hampir sebulan.
PKN 2020 dilaksanakan seluruhnya secara daring meliputi empat program utama, yakni kompetisi berbasis obyek pemajuan kebudayaan, konferensi, pameran, dan pergelaran. Selain itu, Hilmar menyebut ada pasar budaya yang bekerja sama dengan salah satu laman pemasaran nasional. Pasar budaya menjual produk kreatif budaya yang telah melalui kurasi.
Koordinator Umum PKN 2020 Sri Hartini mengatakan, selama proses menyiapkan PKN 2020, dia menyaksikan bagaimana kebudayaan menjadi pijakan menghadapi rintangan kondisi pandemi Covid-19. Misalnya, dia menerima curahan hati seniman musik senior yang tujuh bulan tidak tampil. Dia meyakini masih banyak seniman lainnya, seperti seniman difabel dan seni tradisi, yang susah berkarya selama pandemi.
Andi Maladewa, pendiri gerakan Institut Musik Jalanan-Depok, menceritakan hal senada. Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung tujuh bulan menyebabkan musisi jalanan kesulitan berkarya. Dia mengibaratkan seperti masa puasa panjang.
Sejak Kongres Kebudayaan, para musisi jalanan terakomodasi. Pada PKN 2019, kelompok musisi jalanan juga tampil. Lalu, PKN 2020, mereka kembali hadir.
"Ibarat puasa panjang, PKN 2020 menjadi ajang kami berbuka. Kami mengajak beberapa musisi jalanan dari Yogyakarta, Semarang, dan kelompok disabilitas. Kami ingin membuktikan bisa naik kelas," kata dia.
Daerah
Seniman tari Eko Supriyanto melibatkan 50 orang penari dan pekerja seni dalam karyanya berjudul Kedigdayaan Indonesia. Beberapa penari berasal dari Maluku Utara, Kalimantan, dan Papua yang belum pernah keluar dari daerahnya.
Saat proses rekam karya, Eko memilih lokasi Candi Borobudur. Dia menceritakan, beberapa penari yang dari luar Jawa bahagia bisa berkunjung ke salah satu warisan budaya Indonesia itu. Mereka tidak lelah selama proses rekam.
"Candi Borobudur sudah berdiri sekitar abad 7-8 masehi. Tradisi kebudayaan Indonesia telah kuat sejak dulu. Dengan menggandeng penari dari berbagai latar belakang daerah, saya ingin menunjukkan hal itu," kata dia.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Restu Gunawan menyampaikan, pelaku seni tradisi dan pemerintah daerah berperan aktif. Hal itu terlihat dari 93 pergelaran yang akan tampil selama PKN 2020.
"Setiap pergelaran tampil dan direkam di lokasi daerah masing-masing. Kami yang ada di pusat bertugas menjahit video. Kami membebaskan setiap daerah menentukan proses kurasinya," ujar Restu.