Menghibur Warga Surabaya, Risma Main Ludruk Bareng Cak Kartolo
Pertunjukan Parade Seni dan Budaya Surabaya yang berlangsung secara virtual di Gedung Balai Budaya pada Sabtu (17/10/2020) malam tampak berbeda dari sebelumnya.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pertunjukan Parade Seni dan Budaya Surabaya yang berlangsung secara virtual di Gedung Balai Budaya pada Sabtu (17/10/2020) malam tampak berbeda dari sebelumnya. Bintang tamu dalam pertunjukan pada Sabtu malam itu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Wali Kota Risma hadir sebagai bintang tamu utama. Ia membawakan peran sebagai sosok Ibu RW dalam cerita ludruk berjudul ”Ger-Ger An Yes, Gegeran No” bersama Cak Kartolo, Kirun, Ning Tini (istri Cak Kartolo) beserta seniman lain tampil sebagai warga dalam cerita ludruk itu.
Meski tanpa persiapan yang matang, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu tampak begitu lihai membawakan perannya sebagai sosok Ibu RW. Bahkan, banyolan-banyolan khas ala Suroboyoan tak lupa disematkan saat tampil pada awal sesi pertunjukan bersama Cak Kartolo.
Beberapa kali Risma yang malam itu menenteng pelantang suara mengaku lupa apa yang mau dibicarakan sambil merapikan maskernya. ”Aku lali mau rek dikongkon ngomong opo yo. Lali aku rek. (Saya lupa tadi disuruh ngomong apa ya. Lupa saya),” kata Wali Kota Risma saat di atas panggung sembari mengingat-ingat kembali naskah ceritanya dengan tertawa.
Suasana pun tampak semakin heboh ketika sosok pelawak Kirun turut naik ke atas panggung. Cak Kartolo dan Kirun tak canggung saat tampil dalam satu panggung bersama Wali Kota Risma. Bahkan, kedua seniman ini pun sukses membuat beberapa kali Wali Kota Risma tertawa dengan guyonannya yang khas itu.
Menyelipkan pesan khusus
Di sela-sela pertunjukkan yang berlangsung 60 menit itu, Wali Kota Risma juga tampak beberapa kali menyelipkan pesan-pesan khusus kepada masyarakat. Salah satunya adalah mengingatkan masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan. ”Kudu gawe masker, kudu jaga jarak, kudu rajin cuci tangan yo (Harus pakai masker, harus jaga jarak, harus rajin cuci tangan ya),” pesan ibu dari dua anak ini.
Saat ditemui seusai pertunjukan, Presiden Asosiasi Pemerintah Daerah (UCLG) Asia Pacific ini mengaku sempat lupa dengan naskah cerita ludruk. Bahkan, Wali Kota Risma sedikit kesulitan ketika harus menghafalkan naskah ludruk yang terbilang panjang itu.
”Lha wong duwowone naskahe dikongkon ngapalno, lali aku. (Lha naskahnya panjang disuruh hafalkan, lupa saya). Kadang ngomong aemau lali aku. (Kadang ngomong saja tadi lupa saya),” ujarnya sembari tertawa saat mengingat-ingat kembali ketika berada di atas panggung.
Meski begitu, penampilan Wali Kota Risma ketika berada di atas panggung bisa dibilang sukses. Walaupun tanpa persiapan yang matang, Wali Kota Risma dapat mengikuti jalannya alur cerita beserta mengimbangi guyonan khas ala Cak Kartolo.
Tanpa persiapan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan, Wali Kota Risma tampil dalam pertunjukan ludruk kali ini memang tanpa persiapan khusus. Sebelum tampil, pihaknya hanya memberikan konsep naskah alur cerita.
”Ibu Wali Kota tampil memang tidak ada persiapan khusus. Kami hanya menyampaikan naskah cerita. Tetapi, saya minta izin kepada beliau, nanti pas tampil silakan berimpropisasi saja apa yang diingat. Pas tampil, ternyata memang cepat menguasai panggung dan langsung cocok dan nyambung dengan pemain lain,” kata Antiek.
Esensi dalam cerita ludruk kali ini memang ada pesan mendalam yang disampaikan kepada masyarakat. Wali Kota Risma ketika tampil sebagai sosok Ibu RW ingin mengajak warganya agar turut serta disiplin menjalankan protokol kesehatan. Selain itu, dia juga mengajak warga agar peduli terhadap sesama dan saling menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
Kota ini harus terus dibangun dengan tetap berjalan, tetapi wajib menerapkan protokol kesehatan, peduli terhadap lingkungan, dan masyarakat tidak berselisih paham. ”Bagaimana membangun Surabaya secara guyub, rukun supaya bisa menjadi Surabaya lebih baik,” tucap Antiek.
Antiek menambahkan, pergelaran Parade Seni dan Budaya Surabaya yang digelar secara virtual sejak September 2020 hingga 10 Desember 2020 mendatang bakal menyuguhkan pertunjukan yang semakin menarik. Tentunya ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi seniman dan budayawan di Kota Pahlawan agar tetap dapat berkarya meski di tengah pandemi Covid-19.
Setelah pertunjukan ludruk, masih ada lagi yang lebih menarik, yakni Jazz Tepi Pantai yang berlangsung Minggu (18/10/20200 pukul 16.00. Semua pertunjukan seni dan budaya ini bisa dinikmati secara virtual melalui Instagram dan YouTube @Bangga Surabaya, @sapawargasby, @surabayasparkling, @surabaya, @Disbudpar Kota Surabaya.
Selepas tampil atau main ludruk bersama Cak Kartolo dalam acara Parade Seni Budaya Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung menggelar tes cepat dan swab massal mendadak di Taman Bungkul di Jalan Raya Darmo. Setibanya di lokasi, Risma langsung meminta petugas linmas dan Satpol PP untuk memblokade setiap akses jalan masuk dan keluar di Taman Bungkul.
Akibatnya, pengunjung di sekitar Taman Bungkul tak bisa kabur dari area taman. Mereka pun kebingungan karena tiba-tiba saja petugas menutup setiap akses jalan di Taman Bungkul.
Dengan pengeras suara, Wali Kota Risma mengimbau kepada para pengunjung itu agar dapat membatasi kegiatan atau aktivitas kumpul-kumpul di luar rumah. Itu karena virus Covid-19 ini mudah sekali menular dan tak memandang usia.
”Kalian harus bisa membatasi (kegiatan kumpul-kumpul). Kalau kalian kena, kasihan yang di rumah,” katanya kepada anak muda yang nongkrong di Taman Bungkul itu.
Memang tidak dilarang kumpul-kumpul, tetapi pengunjung yang didominasi anak muda itu dapat saling menjaga jarak dan tetap memakai masker. Ia hanya tak ingin ada lagi warganya yang tertular Covid-19.