Jiwa wirausaha ditanamkan kepada lebih dari 3.200 mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Di kala pandemi Covid-19, nilai-nilai kewirausahaan dibutuhkan untuk bertahan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Universitas Muhammadiyah Purwokerto menerima lebih dari 3.200 mahasiswa baru pada tahun akademik 2020/2021. Para mahasiswa baru didorong memiliki jiwa wirausaha untuk menyiapkan masa depan serta membangun bangsa yang lebih maju. Apalagi di kala pandemi Covid-19, jiwa kewirausahaan menjadi modal untuk bertahan hidup.
”Kami menegaskan identitas kami sebagai kampus entrepreneur. Kampus entrepreneur adalah kampus yang peduli, berorientasi pada segala bentuk aktivitas yang mengarahkan seluruh keluarga besarnya, termasuk mahasiswa, menjadi orang yang kreatif, inovatif, punya jiwa kepemimpinan, peduli lingkungan,” tutur Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Anjar Nugroho saat penyambutan mahasiswa baru secara virtual, Sabtu (19/9/2020).
Berorientasi pada kerja, tidak diam, tidak statis, tidak nganggur.
Anjar mengatakan, para mahasiswa adalah orang yang beruntung di antara jutaan siswa yang lulus SMA. Oleh karena itu, kesempatan berkuliah hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin.
”Tidak semua lulusan SMA teman-teman Anda bisa berkuliah. Anda yang termasuk beruntung, dari sekitar 25 juta lulusan SMA, yang berkesempatan jadi mahasiswa baru hanya sekitar 5 juta orang,” kata Anjar.
Profesor Muhammad Sirajuddin Syamsuddin yang menjadi pembicara kunci dalam penyambutan mahasiswa baru menyampaikan, pandemi menuntut orang kreatif bertahan dan mandiri lewat wirausaha. Untuk menjadi seorang wirausaha, dibutuhkan sejumlah kriteria, antara lain seseorang harus percaya diri, berorientasi pada masa depan, orisinil, kreatif, dan inovatif.
”Berorientasi pada kerja, tidak diam, tidak statis, tidak nganggur,” ucap Syamsuddin yang pernah menjabat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015.
Selain itu, lanjut Syamsuddin, dibutuhkan pula jiwa kepemimpinan, baik untuk memimpin diri sendiri maupun orang lain. ”Sebuah kewirausahaan perlu kepemimpinan, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Karena melakukan perubahan, mengembangkan kreativitas, inovasi tadi perlu pendekatan-pendekatan tertentu,” paparnya.
Jiwa kewirusahaan itu, lanjut Syamsuddin, juga harus diinternalisasikan dalam benak kesadaran mahasiswa. Kiranya mahasiswa tidak bergantung pada uang kiriman orangtua, tetapi bisa kreatif untuk mandiri. ”Nilai-nilai kewirausahaan inilah yang harus kita internalisasikan. Lebih kepada jiwa, semangat,” ujarnya.
Memperbanyak kawan
Najwa Shihab melalui video juga memberikan pesan-pesan kepada mahasiswa baru UMP, antara lain supaya mahasiswa baru giat belajar, memperbanyak kawan, suka berdiskusi, dan peka terhadap sesama serta lingkungan. ”Kunci survive itu bukan yang paling kuat atau yang paling cerdas, tapi yang paling adaptif,” katanya.
Najwa juga meminta mahasiswa baru untuk suka membaca bacaan bermutu guna menambah wawasan. ”Tanpa membaca dan belajar, kita akan jadi orang kelas teri, perundung, dan pemaki, mudah diprovokasi, tanpa keluasan hati dan imajinasi,” ucapnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga menjadi pembicara dalam penyambutan mahasiswa baru mengajak mahasiswa untuk peka terhadap masyarakat sekitar, terutama masyarakat desa. Apalagi di kala pandemi saat ini, mahasiswa baru juga diajak untuk peka membantu sesama serta menaati protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, juga rajin mencuci tangan.