Kreativitas Merespons Masa Adaptasi Pandemi
Seniman dan pengusaha industri hiburan tidak boleh berdiam dan menyerah menghadapi tekanan akibat pandemi Covid-19. Program konser dan dialog bertajuk ”Bali Live on Nature” memanfaatkan teknologi informatika dan medsos.
”Ibarat proses kelahiran, pasti melalui penderitaan.”
Pernyataan itu diungkapkan Ayu Laksmi menjelang pengujung acara dialog di rumah produksi Pregina Studio, Sanur, Kota Denpasar, Bali, Kamis (27/8/2020), dan serangkaian acara penayangan perdana video bertajuk Bali Live on Nature episode ”Pusaka” (”Heritage”) yang digarap Pregina Art and Showbiz Bali.
Seniman multitalenta yang dijuluki lady rocker dari Bali itu menanggapi pertanyaan mengenai rencana garapan kreatif yang berkaitan dengan pandemi penyakit akibat virus korona baru (Covid-19).
Sejak pandemi Covid-19 merebak di Indonesia, termasuk di Bali, mulai pertengahan Maret 2020, masyarakat dianjurkan membatasi aktivitas di luar rumah dan mengurangi interaksi dengan keramaian. Ayu Laksmi pun taat mengikuti anjuran itu dengan berdiam di rumah. ”Situasi pandemi itu ternyata membuat saya dapat kembali ke diri, termasuk untuk kembali bermusik,” kata Ayu Laksmi.
Situasi pandemi itu ternyata membuat saya dapat kembali ke diri, termasuk untuk kembali bermusik.
Dalam perbincangan bersama pemilik rumah produksi Pregina Art and Showbiz Bali, I Gusti Agung Bagus Mantra; akademisi sekaligus pemerhati film dan musik di Bali, I Made Adnyana; dan Pemimpin Redaksi Kanalbali.id Rofiqi Hasan, serta Kompas di bale bengong saka pat (balai bertiang empat) Studio Pregina, Kamis malam, Ayu Laksmi bertutur tentang kegiatannya selama berada di rumah saat pandemi Covid-19.
”Saya menjadi senang menjahit. Mungkin ada deoxyribonucleic acid (DNA) dari ibu saya karena ibu saya bisa menjahit,” ujar Ayu Laksmi.
Meskipun dalam kondisi pembatasan di masa pandemi Covid-19, Ayu Laksmi tidak mengendurkan kegiatan kreatifnya meski berada di rumah. Ia mengisi acara dialog langsung secara dalam jaringan (daring), termasuk dengan Bentara Budaya Bali dalam program Teras Bentara edisi ”Cerita Semesta” pada Rabu (20/5/2020). ”Klentang klenting main penting (alat musik berdawai),” ujar Ayu Laksmi.
Baca juga: Ayu Laksmi di Teras Bentara Budaya Bali
Bagus Mantra mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan pengaruh luar biasa dan membawa perubahan dalam kehidupan, termasuk pula terhadap aktivitas berkesenian ataupun industri hiburan. Acara pergelaran musik atau konser yang biasa meramaikan Bali pun mandek akibat terdampak pandemi Covid-19.
Pregina Art and Showbiz (Pregina Enterprise) sebagai penyelenggara konser Bali Blues Festival, misalnya, membatalkan penyelenggaraan konser blues yang semestinya digelar tahun ini. Begitu pula dengan sejumlah pergelaran seni budaya lain, termasuk Pesta Kesenian Bali ke-42, yang dibatalkan karena situasi pandemi Covid-19.
Spirit seni
Bagus Mantra mengungkapkan, dirinya dan para pegiat seni dan industri hiburan tidak boleh berdiam serta menyerah menghadapi tekanan akibat pandemi Covid-19. Bagus Mantra membuat program siaran langsung secara virtual, yakni Mcast Live, yang ditayangkan melalui kanal media sosial, di antaranya Youtube dan Instagram. Cara ini ditempuh agar aktivitas terjaga di masa pandemi Covid-19 sekaligus persiapan menghadapi perubahan seusai pandemi Covid-19.
Langkah memanfaatkan teknologi informatika dalam menjaga spirit seni itu juga dilaksanakan Pemerintah Provinsi Bali. Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, misalnya, membuat program pementasan secara dalam jaringan yang melibatkan lebih dari 200 kelompok seni atau sanggar dari seluruh Bali sejak pertengahan Juni 2020.
Terkait program pergelaran virtual yang digelar Dinas Kebudayaan Provinsi Bali itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Kun Adnyana menyebutkan, pementasan virtual bertujuan menjaga elan atau daya hidup kreatif seniman Bali di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Jurus Bali Menjaga Napas Seni di Masa Pandemi
Lembaga kebudayaan Kompas Gramedia, Bentara Budaya, menghadirkan Teras Bentara, yakni program seni budaya secara daring sebagai ruang publik berinteraksi dengan seniman selama masa pandemi Covid-19. Begitu pula kalangan seniman di Bali, Navicula, misalnya, yang mengadakan pergelaran konser langsung secara daring melalui laman Youtube milik Navicula, yakni ”Corona Concert” pada pertengahan Maret dan April lalu.
Bagus Mantra mengungkapkan, dirinya melalui Pregina Art and Showbiz beradaptasi dengan perubahan dan situasi kekinian itu, termasuk dengan membuat program konser disertai dialog bertajuk Bali Live on Nature. Program konser yang digarap secara live tapping itu mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif karena bertautan dengan upaya pemulihan pariwisata Indonesia, termasuk Bali.
Pergelaran Bali Live on Nature dijadwalkan berlangsung empat episode. Episode perdana berupa konser di Pemuteran, kawasan wisata desa pesisir di Bali utara, yakni di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Pada episode pertama yang ditayangkan pertengahan Agustus 2020, konser melibatkan sejumlah seniman musisi dan penyanyi.
Mereka, antara lain, adalah Bali Blues Brothers berkolaborasi dengan Gus Teja, Agung Ocha, dan Gus Agung Gautama. Menariknya, pergelaran itu juga diisi bincang-bincang mengenai pariwisata di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng.
Adapun Bali Live on Nature episode kedua bertema ”Pusaka” yang menampilkan Ayu Laksmi dan Svara Semesta. Perekamannya dilaksanakan pada Kamis (20/8) di kawasan Pura Taman Ayun, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Serupa episode pertama di kawasan Pemuteran, episode kedua di Pura Taman Ayun, Mengwi, juga diisi bincang-bincang antara Bagus Mantra, Ayu Laksmi, dan Anak Agung Gde Agung, yakni tokoh Puri Ageng Mengwi yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.
Bincang-bincang di bale bengong di Studio Pregina, di Denpasar, Kamis malam, itu menandai penayangan perdana Bali Live on Nature episode ”Pusaka” di akun media sosial yang dikelola Pregina. Perbincangannya ditayangkan langsung melalui akun Bagus Mantra di Instagram, sedangkan pergelaran Bali Live on Nature disiarkan melalui akun Pregina Art and Showbiz di Youtube.
Baca juga : Bali Bersemi di Tengah Pandemi
Bagus Mantra menyatakan, program Bali Live on Nature diproduksi dengan menampilkan kawasan wisata di Bali yang memiliki keindahan panorama dan juga sarat nilai warisan budaya. Tujuannya mempromosikan pariwisata Bali kepada khalayak Nusantara dan kalangan internasional dalam upaya pemulihan pariwisata Indonesia.
Kolaborasi
Program Bali Live on Nature episode ”Pusaka” menayangkan penampilan Ayu Laksmi bersama Svara Semesta membawakan dua lagu dari dua album Svara Semesta, yakni Hyang dan Maha Asa serta satu sesi perbincangan antara Bagus Mantra, Ayu Laksmi, dan Anak Agung Gde Agung. Ayu Laksmi mengungkapkan, proses perekaman di Pura Taman Ayun, Mengwi, berjalan dalam satu kali pengambilan, yakni menjelang sandikaon atau senja kala.
Ayu Laksmi menuturkan, konsep album Svara Semesta menggambarkan suasana Indonesia yang sejatinya kental semangat kolaborasi dan penuh toleransi. Lirik dari lagu ”Hyang” yang digarap Ayu Laksmi dalam album Svara Semesta 2 diambil dari puisi karya Fajar Arcana.
Adapun lirik dalam lagu ”Maha Asa” dibuat oleh Sugi Lanus. ”Pengambilan rekaman di Pura Taman Ayun menjadi pas karena pura tersebut dipercaya sebagai tempat pemersatu umat manusia,” ujar Ayu Laksmi kepada Kompas.
Ayu Laksmi mengungkapkan, menyanyi, bermusik, atau beraktivitas seni lainnya itu diyakini berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. ”Hormon endorfin naik, oksitosin juga bagus. Kemarin, ketika masih berdiam diri di rumah, leher sempat pegal. Dikasih menyanyi lagi, hilang tuh sakitnya,” ujar Ayu Laksmi.