Bahas Kelanjutan POP, Nadiem Kunjungi Rais Aam PBNU
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menemui Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar guna membahas kelanjutan Program Organisasi Penggerak.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menemui Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar guna membahas kelanjutan Program Organisasi Penggerak. Selain itu, keduanya juga membahas rencana reformasi pendidikan di Tanah Air.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengunjungi Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar di Gedung PBNU, Rabu (12/8/2020) siang. ”Saya bersilaturahmi dengan beliau untuk mohon doa restu dalam menghadapi tugas-tugas berat,” katanya dalam keterangan tertulis.
Pada kesempatan itu, Akhyar menegaskan arahannya bahwa Nahdlatul Ulama (NU) harus terus bekerja sama erat dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terutama dalam menyukseskan Program Organisasi Penggerak (POP).
”Ini wajib karena menyangkut masa depan anak-anak kita dan masa depan bangsa. Maka, NU wajib terus melibatkan diri dan menyertai program-program Kemendikbud, lebih-lebih lagi dalam upaya-upaya perbaikan dan pembaruan, termasuk POP,” kata Akhyar.
Dengan kerja sama yang erat tersebut, NU dapat terlibat untuk mengevaluasi dan mengkritisi kebijakan-kebijakan Kemendikbud secara efektif. Dengan demikian, kebijakan yang diputuskan penting untuk kemaslahatan bersama.
”Saya sangat berterima kasih atas dukungan dari PBNU dan doa restu Rais Aam, semoga POP dapat berjalan dengan baik dan terus berkembang lebih baik lagi,” kata Nadiem.
Nadiem telah memutuskan untuk memulai pelaksanaan POP pada Januari 2021 dengan maksud program tersebut dapat berjalan lebih leluasa sehingga memberikan hasil yang maksimal.
Di hadapan Akhyar, yang didampingi oleh Katib Aam, Sekjen, dan Ketua LP Ma’arif NU PBNU, Mendikbud juga turut menjelaskan garis besar reformasi pendidikan yang sedang digodok dalam kementeriannya. Misalnya, gagasan tentang pendidikan merdeka dan sejumlah penjabarannya.
Nadiem telah memutuskan untuk memulai pelaksanaan POP pada Januari 2021 dengan maksud, program tersebut dapat berjalan lebih leluasa sehingga memberikan hasil yang maksimal.
Dialog yang muncul siang itu menggambarkan banyaknya keselarasan pandangan antara PBNU dan Kemendikbud. Bahkan, muncul sejumlah gagasan tentang kegiatan-kegiatan konkret yang dapat dilaksanakan bersama oleh kedua pihak.
Dalam pertemuan tersebut, Akhyar juga menegaskan pentingnya sikap obyektif dan keterbukaan. ”Apa pun yang baik harus kita terima dan kita adopsi. Karena hikmah, yaitu ilmu dan gagasan-gagasan yang baik dan mulia, diibaratkan laksana barang yang tercecer bagi orang beriman. Di mana pun kita menemukannya, kita harus mengambilnya,” ucapnya.