Pemerintah Diharapkan Fokus Mencari Solusi Persoalan Pembelajaran Jarak Jauh
Isu pemerintah akan pembukaan kembali sekolah di zona kuning Covid-19 memicu protes. Pembukaan kembali sekolah tidak akan menyelesaikan persoalan pendidikan yang muncul selama pandemi Covid-19.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mencuatnya isu pemerintah akan merelaksasi pembukaan kembali sekolah di zona bukan hijau Covid-19 dinilai sebagai usaha mengaburkan kerumitan persoalan pembelajaran jarak jauh atau PJJ. Permasalahan PJJ yang semestinya butuh solusi konkret justru semakin tidak tertangani.
Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim saat dihubungi, Selasa (4/8/2020), di Jakarta, mengatakan, permasalahan PJJ setelah masuk tahun ajaran 2020/2021 masih sama dengan sebelum kenaikan kelas. Misalnya, masih seputar akses internet susah, anak tidak punya gawai, guru kebingungan materi ajar, guru harus berkunjung tetapi siswa ternyata membantu orangtua bekerja, dan sebagainya.
”Pemerintah gagal berkoordinasi lintas kementerian/lembaga untuk memecahkan solusi atas permasalahan PJJ,” katanya.
Satriwan mengemukakan, salah satu contoh solusi menyelesaikan persoalan kesusahan akses internet adalah memakai dana desa. Kepala desa sebenarnya bisa memasang perangkat Wi-Fi di balai desa sebagai tempat sentral untuk belajar.
Mereka bisa mengacu ke Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa. Dalam peraturan ini dijelaskan, prioritas penggunaan dana desa pada tahun 2020 harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Satriwan juga mengatakan, selama pandemi Covid-19, tidak semua guru ataupun siswa tinggal berdekatan dengan sekolah sehingga memungkinkan mereka datang dari zona bukan hijau Covid-19. Realitas itu mencemaskan.
Wacana pembukaan kembali sekolah di zona bukan hijau Covid-19 seharusnya juga mendengarkan pendapat ahli kesehatan.
”Kegiatan belajar-mengajar bisa berjalan nyaman asalkan guru dan siswa sama-sama sehat. Pandemi Covid-19 juga belum bisa diprediksi kapan usai. Demi kesehatan dan keselamatan guru dan siswa, wacana pembukaan kembali sekolah di zona bukan hijau Covid-19 seharusnya juga mendengarkan pendapat ahli kesehatan,” ujar Satriwan.
Selain itu, berdasarkan survei FSGI yang dirilis pertengahan Juni 2020, sebanyak 55,1 persen sekolah belum siap dengan kenormalan baru dalam pembelajaran. Kendala utama adalah menyiapkan sarana-prasarana dan anggaran sekolah. Survei itu menyasar ke 1.656 responden guru, kepala sekolah, dan manajemen sekolah di 245 kabupaten/kota di 34 provinsi.
Head of Commercial Pintek Yasser M Syaiful memandang, proses pergeseran pembelajaran dari luring ke daring bukan hal mudah. Maka, orangtua dan guru harus memahami pola komunikasi dan platform yang ramah bagi anak.
”Orangtua dan guru harus selalu berkomunikasi. Artinya, mereka pun harus selalu beradaptasi mencari cara-cara yang pas mendampingi anak belajar sesuai kebutuhannya. Ini adalah kunci utama kesuksesan PJJ,” ujarnya di sela-sela webinar Mempersiapkan Generasi Emas Indonesia yang Mandiri dan Bermotivasi Tinggi.
Konsultan psikologi, Achsinfina H Sinta, mempunyai pandangan senada. Orangtua harus sadar sadar bahwa proses belajar tidak melulu bersumber dari aktivitas akademik di kelas tatap muka di sekolah. Masa pandemi Covid-19 semestinya dijadikan momentum lebih memahami kebutuhan belajar anak.
Masih dibahas
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan M Bakrun, saat dihubungi terpisah, membenarkan adanya isu pemerintah ingin membuka kelas tatap muka di sekolah-sekolah yang berada di zona kuning Covid-19. Isu itu sedang dibahas dalam rapat lintas kementerian/lembaga.
”Kan sudah disampaikan Pak Doni (Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo), tetapi masih nunggu aturannya,” katanya.
Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud Sri Wahyuningsih saat dikonfirmasi mengenai isu itu hanya mengatakan masih proses pembahasan.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbud Muhammad Hasbi menyampaikan, saat ini pihaknya terus mengamati perkembangan pandemi Covid-19 dan aspirasi semua masyarakat terkait pembukaan pembelajaran tatap muka. ”Saya yakin dalam waktu dekat Mendikbud akan memberikan keterangan pers,” katanya.