Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyiapkan proses belajar tatap muka untuk kelas XII SMA/SMK dan kelas IX SMP.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyiapkan proses belajar tatap muka untuk kelas XII SMA/SMK dan kelas IX SMP. Persiapan dimulai dari tes usap untuk guru, tes cepat untuk murid, hingga penyediaan fasilitas protokol kesehatan di sekolah.
”Belajar secara tatap muka untuk meredakan beban psikologis anak. Selama ini mereka selalu di rumah. Dengan belajar secara tatap muka, mereka berjumpa dengan teman-temannya,” ujar Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, saat memberikan arahan secara daring kepada sejumlah guru SMA/SMK dan SMP terkait pembelajaran dalam tatanan normal baru, Selasa (4/8/2020).
Uji coba belajar tatap muka, menurut rencana, dimulai dari Kota Pontianak, yakni SMAN 1 dan SMPN 1. Belajar tatap muka bisa saja dimulai Senin pekan depan atau menunggu Pontianak berstatus zona hijau.
Pihaknya masih berkoordinasi dengan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono terkait kapan akan dimulai belajar tatap muka tersebut. Guru SMA dan SMP tersebut telah dites usap. Murid-murid juga telah dites cepat.
Inovasi belajar diserahkan kepada sekolah masing-masing. ”Bisa saja diberikan pelajaran secara tatap muka untuk pelajaran ujian nasional kalau masih ada ujian nasional. Bisa juga pelajaran seperti biasa, tetapi waktunya diatur,” ujar Sutarmidji.
Tes usap guru terus dilakukan. Dalam sehari, 200 guru dites usap. Daerah lain, misalnya kota Sintang, Kabupaten Sintang, satu sekolah juga dalam persiapan belajar secara tatap muka. Sementara, Pemerintah Kabupaten Melawi mempersiapkan belajar secara tatap muka untuk SMA/SMK pedalaman terlebih dahulu karena di pedalaman tidak banyak kontak dengan orang luar.
”Tergantung kesiapan daerah. Intinya, sekolah harus benar-benar melaksanakan protokol kesehatan,” ujar Sutarmidji.
Per Selasa (4/8/2020), total kasus Covid-19 aktif di Kalbar 12 orang. Lima orang di antaranya warga Kabupaten Kubu Raya, empat warga luar Kalbar yang terdeteksi saat sedang berada di Kalbar, dan tiga warga Kabupaten Ketapang.
Tujuh kabupaten/kota di Kalbar per Selasa (4/8/2020) berstatus zona hijau, yaitu Sambas, Bengkayang, Kapuas Hulu, Kayong Utara, Melawi, Sekadau, dan Kota Singkawang. Tujuh kabupaten/kota lainnya zona kuning, yaitu Mempawah, Sintang, Sanggau, Ketapang, Landak, Kubu Raya, dan Kota Pontianak.
Secara kumulatif, hingga Selasa, total kasus Covid-19 di Kalbar 387 kasus. Sebanyak 371 di antaranya sudah sembuh dan empat orang meninggal. Warga yang terkena Covid-19 sebagian besar usia produktif 35-39 tahun.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Sugeng Hariadi menambahkan, pihaknya telah memberi tahu seluruh kepala SMA/SMK dan SMP melalui surat gubernur agar mempersiapkan protokol kesehatan.
Sekolah-sekolah di zona hijau rata-rata sudah menyatakan kesiapan belajar secara tatap muka. Jumlah siswa dalam satu kelas dibatasi maksimal 18 orang untuk SMA/SMK dan maksimal 16 orang untuk SMP. Proses belajar dilaksanakan setelah tes usap dan tes cepat.
Pihak sekolah juga harus berdiskusi bersama komite sekolah. Jika tidak disetujui orangtua murid, proses belajar disesuaikan dengan metode yang telah disiapkan, yakni selain pembelajaran dalam jaringan (daring) atau pembelajaran di luar jaringan (luring).
Kepala Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak Agus Fitriangga menilai pembelajaran secara tatap muka sebaiknya dihindari dahulu dalam kondisi seperti sekarang. Hal itu perlu untuk mencegah munculnya kluster baru Covid-19.
Agus menilai perkembangan Covid-19 masih sangat dinamis saat ini. Dengan kondisi seperti itu, dikhawatirkan terjadi gelombang kedua. Oleh sebab itu, lebih aman jika proses belajar secara tatap muka dihindari dahulu.
Catatan Kompas, sebelumnya, Pemerintah Provinsi Kalbar juga telah menyiapkan proses belajar secara tatap muka untuk kelas XII SMA/SMK. Semula, belajar tatap muka dilakukan mulai awal Agustus. Namun, karena ada tiga guru positif Covid-19, rencana itu dibatalkan. Kini, proses belajar secara tatap muka kembali dipersiapkan.