Balai RW di Surabaya Sediakan Internet Gratis untuk Pelajar
Pemerintah Kota Surabaya segera memasang layanan internet yang bisa diakses secara gratis di seluruh balai rukun warga. Fasilitas ini menjadi solusi bagi para pelajar yang tak mampu membeli paket data.
Oleh
IQBAL BASYARI/AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
Kompas/Bahana Patria Gupta
Siswi SMK Negeri 1 Surabaya menunggu waktu dimulainya ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di luar ruang ujian, Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/3/2020).
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, segera memasang layanan internet yang bisa diakses secara gratis di seluruh balai rukun warga. Fasilitas ini menjadi solusi bagi para pelajar yang tak mampu membeli paket data untuk pembelajaran dalam jaringan internet selama wabah Covid-19.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya Muhammad Fikser di Surabaya, Jumat (31/7/2020), mengatakan, pemasangan layanan internet di balai RW akan dimulai pekan depan. Fasilitas ini terutama digunakan bagi siswa SD, SMP, SMA, dan SMK di Surabaya yang kesulitan membeli paket data untuk pembelajaran daring.
Dari survei yang dilakukan kepada lebih dari 1.200 dari 1.360 balai RW di Surabaya, mayoritas memenuhi syarat untuk digunakan melakukan pembelajaran daring. Ruangan cukup luas sehingga mampu memastikan siswa yang memanfaatkan layanan tersebut mematuhi protokol kesehatan.
Kapasitasnya disesuaikan dengan kemampuan daya tampung agar tetap dapat mematuhi protokol kesehatan. (Tri Rsimaharini)
”Bagi balai RW yang ruangannya tidak memadai, bisa menggunakan fasilitas lain di kawasan itu yang lebih memadai, seperti balai pertemuan,” kata Fikser.
Siswi SMK Negeri 1 Surabaya membersihkan tangannya dengan tisu basah sebelum memasuki ruangan ujian nasional berbasis komputer (UNBK), Surabaya, Jawa Timur, Senin (16/3/2020).
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, selain balai RW, akan dioptimalkan 53 broadband learning center (BLC) untuk tempat pembelajaran daring. Fasilitas di BLC itu memadai untuk pembelajaran daring karena ada komputer dan internet.
Kurang mampu
Namun, siswa yang dibolehkan memanfaatkan layanan internet gratis akan dibatasi. Hanya siswa dari keluarga kurang mampu yang boleh mengakses. Sebab, jangan sampai balai RW dan BLC menjadi tempat belajar siswa saat pandemi yang berarti ada risiko penularan.
”Kapasitasnya disesuaikan dengan kemampuan daya tampung agar tetap dapat mematuhi protokol kesehatan,” ujar Risma.
Senada diutarakan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang meminta seluruh bupati/wali kota mendorong lurah/kepala desa menyediakan fasilitas internet cuma-cuma bagi pelajar untuk mendukung pembelajaran daring.
Anak bermain bola di trotoar di kawasan Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (27/12/2019).
Penyediaan internet gratis dianggap menjadi solusi karena metode pembelajaran di sekolah reguler belum bisa diadakan dengan tatap muka di sekolah.
”Kami meminta agar setiap desa bisa menyediakan fasilitas internet gratis,” kata Khofifah.
Di sisi lain, kalangan masyarakat pengelola tempat usaha, khususnya warung atau kedai kopi, sudah bergerak menyediakan fasilitas internet gratis khusus bagi pelajar. Meski upaya ini dicurigai bermotif bisnis, ada kalangan pelajar yang memanfaatkannya.
Penyediaan internet gratis akan sulit, terutama di daerah amat terpencil yang belum ada menara telekomunikasi. (Akhmad Muzakki)
Warung kopi (warkop) Pitulikur, Jalan Ngagel, Surabaya, sudah hampir sebulan menyediakan internet gratis bagi pelajar. Bahkan, pelajar juga disediakan minuman teh hangat dengan syarat datang untuk pembelajaran daring bukan untuk bermain gim daring.
Meski tak menjadi mayoritas pengunjung, ada beberapa siswa SMP dan SMA yang datang ke warkop pada pagi hingga jelang tengah hari untuk pembelajaran daring. Namun, di sini mereka juga bercampur dengan konsumen dewasa yang ingin makan minum, bahkan merokok.
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Dengan kacamata khusus pinjaman, anak-anak melihat gerhana matahari sebagian saat berlangsung kegiatan nonton bareng gerhana matahari cincin (GMC) di halaman Masjid Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (26/12/2019).
Tak mampu beli
Ketua Dewan Pendidikan Jatim Akhmad Muzakki mengingatkan, penyediaan internet gratis tidak akan bermanfaat jika pelajar berasal dari keluarga tak mampu yang tidak bisa membeli telepon seluler, apalagi komputer pangku, untuk pembelajaran daring.
”Penyediaan internet gratis akan sulit, terutama di daerah amat terpencil yang belum ada menara telekomunikasinya,” ujar Muzakki, guru besar di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya.
Muzakki mengimbau pemerintah mengoptimalkan banyak cara agar pembelajaran jarak jauh bisa terlaksana dengan baik. Di daerah yang belum terjangkau atau sulit sinyal telekomunikasi, bisa memaksimalkan fungsi radio komunikasi (handy talkie). Lalu, maksimalkan fungsi media massa radio dan televisi untuk program acara pembelajaran.
”Tantangan terbesar dari pembelajaran daring adalah pengawasan apakah berjalan efektif dan lancar atau sebaliknya,” kata Muzakki.