Telkomsel Bantu Siswa di Jawa dan Bali Bisa Sekolah Lagi
Pandemi Covid-19 membawa dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah. Untuk itu, Telkomsel membantu siswa agar bisa belajar jarak jauh.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pandemi Covid -19 membawa dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat, terutama masyarakat kelas bawah, sehingga banyak siswa tak bisa sekolah atau belajar jarak jauh karena ketiadaan biaya. Agar siswa dari keluarga tak mampu bisa sekolah lagi, Telkomsel membantu siswa di Jawa dan Bali dengan menyediakan paket gratis lewat Program Rajawali.
Pemberian bantuan bagi anak yang terancam putus sekolah karena ketiadaan biaya dilakukan oleh Telkomsel Area Jawa Bali pada Rabu (29/7/2020) kepada pasangan Sugianto (47) dan Sulastri (45), warga Panjang Jiwo, Surabaya. Pasangan yang sehari-hari berjualan ikan segar ini memiliki anak Deswita (9), kelas III SD, yang sejak pandemi tak bisa mengikuti belajar jarak jauh karena tak memiliki telepon pintar.
”Jangankan untuk beli paket data buat anak-anak sekolah daring, cari uang buat kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit di masa pandemi ini,” kata Sugianto, yang sehari-hari menjadi buruh bangunan itu.
Mendapat bantuan ponsel sekaligus paket data gratis dari Telkomsel juga dinikmati Tian Asya Anugerah (11), anak dari Yuyun (42). Tian bahkan sempat tak ikut sekolah karena memiliki tunggakan biaya sekolah sebesar Rp 2 juta.
Executive Vice President East Area Sales Telkomsel Adiwinahnyu B Sigit yang dihubungi pada Kamis (30/7/2020) mengatakan, mereka merupakan bagian dari masyarakat yang mendapatkan bantuan program Rajawali Berbagi. Program Rajawali Berbagi ini merupakan murni program yang diinisiasi seluruh karyawan Telkomsel area Jawa Bali.
”Syukur Telkomsel membayar tunggakan sekolah anak saya sehingga bisa masuk sekolah lagi. Saya bersyukur masih ada yang peduli dengan kehidupan kami di masa sulit seperti saat ini,” kata Yuyun.
Menurut Sigit, bantuan tersebut merupakan kepedulian kepada masyarakat yang kurang mampu dari karyawan Telkomsel. Dana untuk membantu pelajar yang tidak mampu itu berasal dari karyawan dengan menyisihkan penghasilan mereka.
Jangankan untuk beli paket data buat anak-anak sekolah daring, cari uang buat kebutuhan sehari-hari saja sangat sulit di masa pandemi ini.
Penyaluran donasi dari program Rajawali Berbagi kata Sigit dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama dengan dana terkumpul Rp 110 juta akan disalurkan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan di 25 titik di Jawa Timur. Adapun sasaran pembagian bantuan, selain di Surabaya, adalah Lamongan, Jember, Madiun, Malang, serta beberapa daerah di wilayah Jawa dan Bali.
Bantuan perusahaan
Pemerintah Kota Surabaya terus mencari berbagai bentuk perhatian dari perusahaan agar bersedia membantu biaya pendidikan anak-anak SD-SMP yang sekolah di lembaga pendidikan yang dikelola swasta. Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo, Pemerintah Kota Surabaya terus mencari bantuan biaya sekolah bagi siswa dari keluarga tidak mampu atau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Salah satunya adalah memfasilitasi siswa jalur masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak diterima di SMP negeri tahun ajaran 2020-2021. Mereka akan diterima di SMP swasta tanpa membayar selama tiga tahun. Biaya pendidikan siswa di sekitar 200 sekolah di Surabaya tersebut ditanggung oleh banyak perusahaan yang telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
”Banyak sekolah sudah berafiliasi dengan Dispendik Kota Surabaya untuk menerima siswa kurang mampu. Bantuan biaya pendidikan diberikan oleh perusahaan melalui tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR),” ujar Supomo.
Bagi warga Surabaya yang ingin mendapatkan bantuan biaya pendidikan, dinas pendidikan mempermudah akses dengan membuka laman atau website agar siswa bisa memasukkan data. Di laman tersebut ada pilihan (sekolah) sehingga dinas pendidikan bisa memasukkan profil siswa ke sekolah swasta tersebut.
Menurut Supomo, di Kota Surabaya saat ini masih terdapat sebanyak 27.000 siswa dari MBR dan keluarga miskin. Mereka ini membutuhkan bantuan berupa biaya pendidikan baik SD hingga jenjang SMP, terutama yang sekolah di lembaga pendidikan swasta. ”Supaya siswa bisa sekolah sampai lulus di jejang SMP, perusahaan diminta bantuan membiayai sekolah selama tiga tahun dan banyak perusahaan menyanggupi ketentuan itu,” katanya.