Peserta Ujian Tertulis Berbasis Komputer Gelombang Kedua Tetap Wajib Cek Kesehatan
Jumlah peserta Ujian Tertulis Berbasis Komputer gelombang kedua diperkirakan mencapai 170.000-an orang. Jumlah ini terdiri dari peserta terjadwal tes gelombang kedua dan peserta relokasi dari gelombang sebelumnya.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ujian Tertulis Berbasis Komputer-Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri gelombang kedua pada 20-29 Juli 2020 bakal diikuti oleh peserta yang memang terjadwal dalam gelombang kedua dan peserta relokasi dari gelombang sebelumnya. Kesehatan dan keselamatan peserta tetap menjadi syarat utama agar bisa mengikuti ujian.
Berdasarkan data Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) per 2 Juli 2020 pukul 14.00, total peserta UTBK-SBMPTN 703.875 orang. Jumlah ini terdiri dari 579.069 peserta tes gelombang I dan 124.806 peserta tes gelombang II.
Jumlah peserta tes gelombang I yang sudah mencetak kartu 539.935 orang atau 93,24 persen dari total peserta tes yang seharusnya. Sementara jumlah peserta tes gelombang II yang sudah mencetak kartu 117.159 orang atau 93,78 persen dari total peserta tes yang seharusnya.
Ketua LTMPT Mohammad Nasih dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (15/7/2020), di Jakarta mengatakan, yang dimaksud dengan peserta relokasi dari gelombang I adalah peserta terjadwal ujian tetapi mengalami masalah persyaratan Covid-19 dan peserta terjadwal ujian tetapi Pusat Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) tidak dapat menyelenggarakan keseluruhan atau sebagian kegiatan karena tidak memperoleh izin dari satgas Covid-19 daerah.
Mengenai peserta terjadwal UTBK gelombang I tetapi mengalami masalah persyaratan Covid-19, dia menyebutkan, sejauh ini jumlahnya sekitar 1.505 orang. Agar bisa ikut ujian nanti pada jadwal gelombang II, peserta yang bersangkutan harus mempunyai suhu tubuh tidak lebih dari 37,5 derajat celsius atau hasil tes PCR reaktif/tes usap negatif Covid-19.
Jumlah peserta ujian di Pusat UTBK tidak dapat menyelenggarakan keseluruhan ataupun sebagian karena tidak memperoleh izin dari satgas Covid-19 daerah diperkirakan sekitar 40.000 orang. Pusat UTBK tersebut antara lain Universitas Nusa Cendana, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Sriwijaya, IPB University, Universitas Maritim Raja Ali Haji, dan Universitas Negeri Surabaya.
Bagi peserta terjadwal gelombang I tetapi bermasalah syarat Covid-19, masa-masa ini harus menyehatkan diri.
Dengan demikian, Nasih memperkirakan total peserta yang akan mengikuti UTBK pada jadwal gelombang kedua mencapai 170.000-an orang. ”Hanya peserta sehat yang diperbolehkan mengikuti UTBK gelombang kedua. Bagi peserta terjadwal gelombang I tetapi bermasalah syarat Covid-19, masa-masa ini harus menyehatkan diri,” ujarnya.
Apabila ada Pusat UTBK tertentu mensyaratkan hasil tes PCR reaktif/tes usapnegatif, syarat itu harus dipenuhi peserta. Begitu pula jika ada Pusat UTBK tertentu yang mensyaratkan peserta punya suhu tubuh tidak lebih dari 37,5 derajat celsius.
Ketua Pelaksana Eksekutif LTMPT Budi Prasetyo menegaskan, sejak awal, LTMPT telah menyampaikan kesehatan dan keselamatan peserta sebagai syarat wajib ikut UTBK. Syarat dan ketentuan itu semestinya sudah dipahami peserta.
Bagi sekitar 1.505 peserta terjadwal gelombang I tetapi bermasalah syarat Covid-19 dan tidak bisa ikut tes pada gelombang kedua karena sakit, LTMPT akan mengembalikan uang pendaftaran. LTMPT telah memiliki data profil peserta dan pengembalian uang melalui transfer.
Kami berharap siswa dan keluarganya bisa maklum mengapa kami kerap membuat surat edaran berganti-ganti karena memang mengikuti dinamika pandemi.
”Dinamika penyebaran pandemi Covid-19 luar biasa. Kami berharap siswa dan keluarganya bisa maklum mengapa kami kerap membuat surat edaran berganti-ganti karena memang mengikuti dinamika pandemi,” ujarnya.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam menilai, pelaksanaan UTBK gelombang I sudah mengedepankan protokol kesehatan dengan baik. Dia berharap sikap seperti itu tetap diterapkan pada pelaksanaan gelombang II.
Dia mengapresiasi tim panitia UTBK di belakang layar. Mereka bekerja dalam senyap agar teknis pelaksanaan UTBK berjalan lancar. ”Tantangan penyelenggaraan UTBK gelombang kedua kemungkinan lebih kompleks. Jangan sampai lengah,” ujar Nizam.