Cegah Sebaran Covid-19, Pondok Pesantren Gontor Perketat Penerapan Protokol Kesehatan
Pesantren Modern Darussalam Gontor 2 Ponorogo memperketat penerapan protokol kesehatan untuk meminimalkan sebaran Covid-19. Selain itu penelusuran kontak erat, pengetesan, dan pengobatan dilakukan beriringan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
PONOROGO, KOMPAS — Pesantren Modern Darussalam Gontor 2 Ponorogo, Jawa Timur, memperketat penerapan protokol kesehatan untuk meminimalkan sebaran Covid-19. Hingga saat ini, jumlah santri yang terkonfirmasi positif mencapai 11 orang. Penelusuran kontak erat, pengetesan, dan pengobatan dilakukan beriringan.
Wakil Pengasuh Pesantren Gontor 2 Muhammad Hudaya mengatakan, hingga saat ini, pihaknya masih melakukan isolasi kewilayahan. Akses keluar masuk lingkungan pesantren masih ditutup. Seluruh santri yang tinggal di dalam pesantren wajib menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin yang tinggi.
”Untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas para santri, beragam upaya juga telah dilakukan,” ujar Hudaya, Jumat (10/7/2020).
Upaya itu, antara lain, memberikan tambahan gizi dan vitamin secara rutin serta kesempatan istirahat yang lebih banyak. Selain itu, para santri diajak berolahraga secara terukur, seperti senam bersama. Selama kegiatan berlangsung, protokol kesehatan diterapkan secara ketat, seperti memakai masker dan menjaga jarak minimal 1 meter.
Muhammad Hudaya menambahkan, pihaknya berharap seluruh wali santri dan masyarakat tetap tenang serta senantiasa mendoakan agar semua santri dan pengajar dalam kondisi sehat. Dia menyampaikan kabar gembira terkait kondisi santri yang menjadi kasus pertama konfirmasi Covid-19.
Melanjutkan karantina
Berdasarkan hasil uji usap terbaru yang diterima oleh pengasuh pesantren pada Kamis (9/7/2020), santri kasus pertama Covid-19 itu dinyatakan negatif. Meski demikian, menurut dinas kesehatan (dinkes), santri tersebut masih harus melanjutkan masa karantina hingga dinyatakan sembuh.
Isolasi terhadap 98 kontak erat pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang saat ini masih berada di Pesantren Gontor 2. Dilakukan pemisahan dengan santri lainnya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penananan Covid-19 Ponorogo, jumlah santri Pesantren Gontor 2 yang terkonfirmasi positif, hingga Kamis (9/7/2020), sebanyak 11 orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan sehari sebelumnya sebanyak tujuh santri. Dari 11 santri itu, satu orang berasal dari Sidoarjo, sedangkan 10 lainnya dari Kendari, Sulawesi Selatan.
Dalam pernyataan resminya, Gugus Tugas Covid-19 Ponorogo menyebutkan, ada dua kelompok penularan di Gontor, yakni subkluster Sidoarjo dan subkluster Kendari. Disebut subkluster Sidoarjo karena berawal dari seorang santri asal Sidoarjo yang dinyatakan positif Covid-19. Santri ini menjadi kasus positif pertama di Gontor.
Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan 98 kontak erat. Dari 98 orang itu, sebanyak 68 orang di uji cepat Covid-19, sedangkan 30 orang lainnya di uji usap dengan metode reaksi berantai polimerase (PCR).
Sementara subkluster Kendari diketahui dari 11 santri yang akan berangkat ke Kendari. Para santri ini melakukan uji cepat Covid-19 dan hasilnya semua dinyatakan reaktif. Setelah dilakukan uji usap untuk mengonfirmasi, sebanyak 10 santri dinyatakan positif, sedangkan satu orang lainnya dinyatakan negatif.
Setelah dilakukan penelusuran, seluruh kontak erat dengan pasien positif dari Kendari ini ternyata sudah pergi meninggalkan Gontor Ponorogo. Mereka pergi ke Kendari sehingga Pemerintah Provinsi Jatim langsung berkoordinasi dengan Pemprov Sulawesi Selatan.
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan, menindaklanjuti kasus Gontor, pihaknya telah mengambil sejumlah langkah strategis, di antaranya meningkatkan penelusuran kontak dan pengetesan secara massal untuk mengetahui kondisi riil sebaran Covid-19.
”Isolasi terhadap 98 kontak erat pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang saat ini masih berada di Pesantren Gontor 2. Dilakukan pemisahan dengan santri lainnya,” kata Ipong.
Selain itu proses belajar-mengajar untuk santri selain yang diisolasi, akan dilakukan dengan membagi dalam dua waktu yang berbeda (sif). Kegiatan belajar-mengajar ini dilakukan dengan mengurangi jam belajar dan kapasitas ruang kelas serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ponorogo merupakan zona oranye dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif sampai dengan Kamis (9/7/2020) sebanyak 77 orang. Dari 77 kasus itu, sebanyak 31 orang dirawat di rumah sakit, 8 orang isolasi di gedung, 2 orang isolasi mandiri di rumah, 33 orang sembuh, dan 2 orang meninggal.
Kepala Dinkes Ponorogo Rahayu Kusdarini mengatakan, langkah strategis mengendalikan sebaran Covid-19 ditempuh dengan 3T (tracing, testing, teraphy). Hingga saat ini, upaya penelusuran kontak, pengetesan, dan penanganan dilakukan beriringan. Terkait kasus di Pesantren Gontor, pengetesan tidak hanya dilakukan terhadap santri, tetapi juga para pengasuh.
Sebagai gambaran, pada hari Kamis telah dilakukan pengetesan massal dengan target 300 orang, yakni 177 pengasuh dan 123 santri. Pengetesan massal dilanjutkan pada hari Jumat dengan target 500 orang. Pengetesan Covid-19 ini akan dilanjutkan secara bertahap.
”Dalam upaya mencegah sebaran Covid-19 semakin meluas, dinkes memfasilitasi pengetesan terhadap semua pesantren di Ponorogo dengan sistem subsidi,” ucap Rahayu.
Dinkes Ponorogo memfasilitasi tenaga kesehatan dan alat pendukung pengujian. Sementara pengelola pesantren menyediakan reagen untuk uji cepat. Selain itu dinkes juga telah bekerja sama dengan semua rumah sakit di Ponorogo untuk pelayanan pasien terindikasi Covid-19.