Ujian Tertulis Berbasis Komputer Digelar dalam Dua Gelombang
Pelaksanaan UTBK memperhatikan status perkembangan pandemi di seluruh Pusat UTBK perguruan tinggi negeri dan mendapatkan izin dari Satgas Covid-19 masing - masing daerah. Tes akan berlangsung dua gelombang.
Oleh
Mediana
·4 menit baca
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA
Peserta menyempatkan belajar dari soal latihan sebelum mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di ruang Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, 8 Mei 2019.
JAKARTA, KOMPAS - Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi memutuskan, pelaksanaan tes Ujian Tertulis Berbasis Komputer - Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri dilaksanakan dalam dua gelombang. Gelombang pertama berlangsung 5 - 14 Juli 2020 dan elombang kedua pada 20 - 29 Juli 2020. Pengumuman seleksi akan dilaksanakan 20 Agustus 2020. Keputusan ini dengan mempertimbangkan perkembangan kasus Covid-19.
Sebelumnya, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) menetapkan, pendaftaran Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) - Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) berlangsung 2 - 20 Juni 2020. Pelaksanaan tes UTBK 2020 yaitu pada 5 - 12 Juli 2020. Pengumuman SBMPTN dilangsungkan pada 25 Juli 2020.
Hingga pendaftaran UTBK - SBMPTN ditutup 20 Juni 2020, terdapat 706.901 peserta atau 49,26 persen dari total kapasitas kursi yang disediakan secara nasional sebanyak 1.435.130. Sebanyak 145.802 orang dari total peserta merupakan peserta Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Perguruan tinggi negeri yang menjadi pusat UTBK bekerja sama dengan SMA/SMK
Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mohammad Nasih saat konferensi pers secara virtual, Rabu (24/6/2020) di Jakarta, mengatakan, keputusan menyelenggarakan dua gelombang waktu tes UTBK juga disertai kebijakan agar perguruan tinggi negeri yang menjadi pusat UTBK bekerja sama dengan SMA/SMK. Sekolah SMA/SMK yang dimaksud berlokasi di sekitar pusat UTBK dan lokasi asal peserta.
KOMPAS/IQBAL BASYARI
Mohammad Nasih
Oleh karena itu, sejak sekarang, perguruan tinggi negeri harus segera mengontak dan mengidentifikasi para peserta. Mereka bisa saja berada di dekat pusat UTBK maupun berada di luar provinsi atau pun kabupaten/kota asal. Ini bertujuan mengetahui preferensi lokasi tes.
"Menyelenggarakan tes UTBK secara daring memerlukan persiapan panjang. Investasinya pun tidak murah. Kalau dipaksakan tes secara daring, ada kemungkinan waktu penyelenggaraan tes yaitu November 2020," ujar Nasih.
Kalau dipaksakan tes secara daring, ada kemungkinan waktu penyelenggaraan tes yaitu November 2020
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Jamal Wiwoho menekankan, UTBK harus dijalankan sesuai jadwal karena itu cara menentukkan hasil SBMPTN. Jika terhambat, maka jalur penerimaan mahasiswa baru berikutnya, yakni jalur mandiri, akan terhambat.
"Kami maraton mendesain teknis UTBK normal baru dengan tetap mengutamakan prinsip adil, akuntabilitas, dan transparan. Kami mempertimbangkan keselamatan dan kesehatan pengawas, peserta, dan pengantarnya. Kami berusaha mencegah terjadinya perpindahan orang antar daerah sebagai bagian menyukseskan pembatasan sosial berskala besar," tegas dia.
Perubahan lain
Nasih menekankan, penyelenggaraan tes UTBK secara luring dianggap lebih ampuh menilai kualitas peserta. Sejalan dengan komitmen mengedepankan keselamatan dan kesehatan serta perkembangan Covid-19, LTMPT sudah menyusun mekanisme - mekanisme perubahan lainnya.
Pertama, materi UTBK hanya tes potensi skolastik yang pengerjaannya memerlukan waktu 105 menit atau 1 jam 45 menit. Ini berbeda dari tahun - tahun sebelumnya, yaitu tes bisa memakan waktu 3 jam.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Para peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 gelombang I di SMKS Yapan, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/4/2019).
Kedua, masing - masing gelombang waktu tes akan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berlangsung pukul 09.00 - 11.15, lalu jeda 2 jam 45 menit, baru dilanjut sesi kedua pada pukul 14.00 - 16.15. Sebelumnya, pelaksanaan tes UTBK berlangsung empat sesi dalam sehari. Konsekuensi dari perubahan ini adalah perguruan tinggi negeri pusat UTBK harus pandai mengatur ulang jadwal dan gencar mensosialisasikan kepada peserta tes.
Perguruan tinggi negeri pusat UTBK pun harus mempersiapkan kemitraan dengan SMA/SMK sekitar dan sekolah yang terletak dengan asal peserta. Perguruan tinggi negeri harus memetakan kebutuhan sekolah yang akan diajak kerja sama sesuai jumlah peserta tes.
Perguruan tinggi pusat UTBK beserta sekolah mitranya pun diingatkan wajib mempersiapkan protokol kesehatan. Misalnya, titik zona menurunkan dan menjemput mahasiswa, pengaturan kelas yang memperhatikan pembatasan sosial, dan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan dan kesehatan.
Total pusat UTBK mencapai 74 instansi. Dari jumlah ini baru 60 persen siap dengan protokol kesehatan. "Terkait soal tes, kami mempunyai bank soal sehingga kemungkinan soal sama sangat kecil. Bank soal memiliki banyak kombinasi," ujar Nasih.
Kesehatan peserta
Sementara dari sisi peserta, kebijakan membagi gelombang tes UTBK memiliki konsekuensi yang harus mereka patuhi. Selain harus cermat membaca informasi, peserta juga harus menjaga kesehatan dan kebersihan dirinya.
Menurut Nasih, LTMPT menganjurkan peserta harus isolasi mandiri selama 14 hari sebelum tes untuk meminimalkan risiko terpapar Covid-19, sebelum berangkat ke lokasi tes harus sehat dan bersih, dan menyiapkan dokumen persyaratan. Dalam perjalanan menuju ataupun pulang dari lokasi tes tidak mampir ke mana-mana.v"Peserta jangan memaksakan diri ketika sakit," kata dia.
Nasih menambahkan, LTMPT menyediakan gelombang cadangan yaitu 29 Juli - 2 Agustus 2020. Gelombang ini dirancang untuk menuntaskan persoalan - persoalan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan gelombang satu dan dua. Apabila terjadi bencana, maka gelombang cadangan ini juga dapat dipakai menyelenggarakan tes.
Tes gelombang pertama ataupun kedua sama saja
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Nizam berpesan agar semua siswa peserta tes UTBK - SBMPTN tidak panik. Peserta harus tetap tenang dan menjaga kesehatan.
"Apabila masih berada di tempat tinggal asal, kami harap tetap tinggal. Tunggu pengumuman perkembangan tes. Tes gelombang pertama ataupun kedua sama saja," kata dia.