Anak Muda Pencerah Nusantara Turun ke Daerah Pandemi
Sejumlah 13 anak muda dalam Pencerah Nusantara akan kembali diterjunkan untuk membantu puskesmas di Jakarta dan Jawa Barat. Mereka akan membantu layanan kesehatan primer menangani pandemi Covid-19.
Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketika sejumlah orang berusaha menghindari tempat-tempat yang dianggap rentan penularan virus korona tipe baru, di masa pandemi Covid-19 ini sebanyak 13 anak muda malah bergabung dalam Program Pencerah Nusantara. Tim profesional muda bidang kesehatan tersebut akan bertugas memperkuat respons Covid-19 di puskesmas-puskesmas di wilayah Jakarta dan Jawa Barat, khususnya di kecamatan dengan kasus Covid-19 yang tinggi.
Program Pencerah Nusantara diselenggarakan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dan Pencerah Nusantara dengan menempatkan tim profesional muda bidang kesehatan selama enam bulan (Juni-Desember 2020) di puskesmas yang menjadi sasaran. Mereka akan berkolaborasi dengan sukarelawan Gugus Tugas Nasional dan Gugus Tugas Daerah dalam menjalankan program di lokasi penugasan.
”Tidak ada yang menyangka bahwa kita akan mengalami situasi yang sebenarnya terjadinya 100 tahun yang lalu, sehingga Pencerah Nusantara terpanggil kembali untuk turun dan memperkuat layanan kesehatan primer di masa pandemi dengan menggunakan semua pengetahuan, kisah-kisah baik, dan keahlian yang telah kami bangun selama delapan tahun ini,” ujar Diah Saminarsih, Ketua Dewan Pembina CISDI yang juga Penasihat Gender dan Pemuda untuk Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada pelatihan perdana Pencerah Nusantara Covid-19 yang akan dilaksanakan secara virtual, Rabu (17/6/2020).
Pencerah Nusantara terpanggil kembali untuk turun dan memperkuat layanan kesehatan primer di masa pandemi.
Pelatihan diikuti 13 calon tim Pencerah Nusantara, yakni Anditha Nur Nina (kesehatan masyarakat), Andre Patar Saroha Situmorang (dokter), Anita Siti Fatonah (kesehatan masyarakat), Deni Frayoga (kesehatan masyarakat), Dewi Agustina Wati (perawat), Eka Putri Puspita Aryanti (bidan), Ghofur Hariyono (hukum kesehatan), Mepsa Putra (perawat), Murti Utami Putri (kesehatan masyarakat), Priska Natasya (gizi), Putri Handayani (dokter), Yoel Setiawan (kesehatan masyarakat), dan Zesty Fitri Dyanda (perawat).
Diah yang merintis program Pencerah Nusantara sejak tahun 2012 menjelaskan, pada awal program Pencerah Nusantara diluncurkan, menempatkan tim profesional muda bidang kesehatan selama sekitar satu tahun di daerah penempatan. Mereka memperkuat layanan kesehatan primer (puskesmas) di tingkat kecamatan.
”Jadi, Pencerah Nusantara lahir lebih dulu daripada CISDI, sebagai sebuah gerakan pemuda yang disiapkan untuk menampung aspirasi profesional muda kesehatan yang ingin berbuat sesuatu untuk memperkuat pelayanan kesehatan primer. Angkatan pertama diberangkatkan pada saat hari Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober 2012,” ujarnya.
Pada tahun 2015, Kementerian Kesehatan mereplikasi program Pencerah Nusantara sebagai program skala nasional, Nusantara Sehat, untuk memperkuat wajah layanan kesehatan primer di Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan. Bahkan, Pencerah Nusantara mendapat penghargaan atas programnya tersebut.
Berbeda dengan enam angkatan sebelumnya yang ditempatkan selama setahun, kata Diah, tim Pencerah Nusantara angkatan 2020 hanya ditempatkan selama enam bulan. Begitu juga pelatihan yang biasanya berlangsung beberapa pekan, sekarang dipadatkan menjadi empat hari. Meski demikian, dia berharap kualitas tim Pencerah Nusantara saat ini sama dengan enam angkatan sebelumnya yang diterjunkan di sejumlah daerah.
”Kami berharap Pencerah Nusantara bisa membantu layanan kesehatan primer, selain menangani pandemi, tetapi juga memastikan agar setelah pandemi berakhir nanti layanan kesehatan primer tetap bisa dilanjutkan. Bahkan lebih baik lagi, serta mempunyai tambahan skill dalam menangani pandemi atau wabah,” ujar Diah.
Direktur Eksekutif CISDI, Gatot Suarman Ilyas, menyatakan CISDI melanjutkan program Pencerah Nusantara. Pihaknya menyasar anak muda karena CISDI melihat pemuda tidak hanya menjadi target pembangunan, tetapi juga bisa menjadi bagian yang terlibat langsung dalam pembangunan.
”Ini fondasi kenapa Pencerah Nusantara dibentuk, karena kami ingin melibatkan sebanyak mungkin pemuda dalam pembangunan. Selain itu, karena pemuda memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi, sifat untuk lebih adaptif terhadap perkembangan dan dinamika yang terjadi, dan diharapkan menjadi pemimpin di masa depan,” katanya.
CISDI selaku pengelola Pencerah Nusantara pun memastikan keamanan dan keselamatan tim Pencerah Nusantara dalam bertugas. Keamanan ini dipastikan dalam fasilitas tes secara rutin setiap dua bulan.
Setelah melalui pelatihan, tim Pencerah Nusantara akan bertugas di enam puskesmas di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara (DKI Jakarta). Tujuh puskesmas lainnya berada di Kecamatan Cicendo, Kota Bandung (Puskesmas Pasir Kaliki dan Puskesmas Sukaraja); Kecamatan Andir, Kota Bandung (Puskesmas Garuda dan Puskesmas Babatan); serta Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung (Puskesmas Cijerah, Puskesmas Cibuntu, dan Puskesmas Cigondewah).
Adapun tugas Tim Pencerah Nusantara, antara lain, melatih tenaga kesehatan dan sukarelawan kesehatan serta edukasi dan promosi kesehatan kepada masyarakat. Mereka pun melakukan pelacakan kontak dan pemetaan kelompok berisiko, pemeriksaan individu berisiko, memberikan perawatan dan isolasi pasien, serta mengelola sukarelawan medis dan nonmedis di wilayah kerja puskesmas.