Praktik Baik Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19
Pembelajaran yang bermakna dan kontekstual semakin relevan di masa pandemi ini. Pembelajaran ini akan melatih kecakapan hidup siswa.
Oleh
Yovita Arika
·4 menit baca
Ketika sekolah ditutup untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, kegiatan belajar mengajar di sekolah dipindahkan ke rumah. Siswa belajar di rumah dari guru mengajar dari rumah. Namun, metode itu tidak selalu cocok bagi sekolah menengah kejuruan karena siswa harus mempraktikkan teori yang telah mereka pelajari secara daring.
Beradaptasi dan mengembangkan pembelajaran sesuai kondisi lingkungan karena pandemi Covid-19 menjadi pilihan. Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Kabupaten Malang, Jawa Timur, misalnya, memilih tetap menyelenggarakan praktikum di sekolah untuk para siswanya dengan protokol kesehatan yang ketat.
”Pendidikan tidak boleh berhenti karena pandemi Covid-19,” kata Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Pahri, ketika dihubungi Kompas, Minggu (7/6/2020).
Tidak sekadar mempraktikkan teori yang dipelajari secara daring, para guru dan siswa SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi juga berinovasi untuk membantu penanganan Covid-19. Dengan laboratorium kimia yang biasanya digunakan untuk praktikum siswa jurusan farmasi, para siswa memproduksi cairan pembersih tangan (hand sanitizer) dan bilik disinfeksi yang menggunakan disinfektan alami.
Selain untuk dibagikan kepada para siswa dan guru, kami juga menjual hand sanitizer yang kami produksi (Pahri, Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi)
”Selain untuk dibagikan kepada para siswa dan guru, kami juga menjual hand sanitizer yang kami produksi. Astra Daihatsu Motor, misalnya, memesan 15.000 botol ukuran 100 mililiter untuk dibagikan ke sekolah-sekolah dan masjid,” kata Pahri.
Hal serupa dilakukan sejumlah siswa SMK di Sumatera Selatan. Mereka memproduksi alat pelindung diri (APD) dan alat kesehatan berupa baju hazmat, masker wajah, cairan pembersih tangan, ruang (bilik) disinfeksi, dan wastafel cuci tangan. Seperti dikutip dari laman psmk.kemendikbud.go.id, para siswa menyerahkan APD dan alat kesehatan produksi mereka kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumsel.
Lain lagi yang dilakukan SMK Negeri 1 Pacet, Jawa Barat. Sekolah menengah kejuruan dengan unggulan agrobisnis ini mendorong siswa menggali potensi wilayah di sekitar tempat tinggal siswa dan mengembangkannya. Konsep ketahanan pangan ditekankan untuk mengatasi dampak krisis akibat pandemi Covid-19.
”Kalau di sekitar mereka banyak petani menanam tanaman bahan jamu, bisa dikembangkan menjadi minuman. Kami melibatkan orangtua untuk mengembangkan kompetensi siswa ini,” kata Kepala SMKN 1 Pacet Ida Yuniati Surtika dalam diskusi daring yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Jawa Barat, Sabtu (6/6/2020).
Hasilnya, kata Ida, selain mengembangkan potensi pertanian di sekitar mereka, sejumlah siswa juga mengembangkan produksi roti, bakso, dan makanannya lainnya. Praktik-praktik baik siswa di rumah inilah yang menjadi salah satu materi pelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran jarak jauh.
Kontekstual
Apa yang dilakukan di sejumlah SMK tersebut merupakan bentuk dari pembelajaran yang bermakna bagi siswa dan pembelajaran dengan fokus pada pendidikan kecakapan hidup agar siswa berdaya. Aktivitas dan tugas pembelajaran yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di masa pandemi ini.
Pembelajaran yang bermakna juga diberikan oleh sejumlah guru kunjung kepada para siswanya yang tidak dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh secara daring karena kendala akses teknologi. Avan Fathurrahman, guru SDN Batuputih Laok III, Sumenep, Jawa Timur, memilih memberikan pembelajaran kontekstual sesuai kondisi para siswa yang berasal dari keluarga petani kecil.
”Kurikulum tidak menjadi patokan untuk dituntaskan, tetapi lebih ke pendidikan kecakapan hidup, misalnya, apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu orangtua. Saya juga membaca buku-buku bacaan, ensiklopedia setiap kali berkunjung ke rumah siswa. Saya minta mereka membaca dan bercerita apa yang mereka baca. Ini untuk merangsang imajinasi mereka, juga melatih kompetensi bicara mereka di depan orang lain,” kata Avan.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Iwan Syahril mengatakan, para guru kunjung merupakan guru-guru yang inspiratif dan menjadi teladan dalam menjaga keberlangsungan pendidikan para muridnya di masa pandemi ini. Guru-guru seperti ini banyak di beberapa daerah, baik di Jawa maupun di luar Jawa.
”Teladan yang bisa kita contoh dari (para guru kunjung) ini adalah untuk terus jangan menyerah, untuk terus mencari cara supaya kita tetap memperjuangkan anak-anak agar bisa tetap belajar meskipun dalam keterbatasan. Mereka pegang teguh orientasi pada murid,” kata Iwan dalam diskusi daring yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Sabtu.