Bantu Perempuan Penggerak UMKM Bertahan di Masa Pandemi
Lebih dari separuh usaha mikro kecil menengah digerakkan oleh perempuan. Mereka menjadi penyokong kekuatan ekonomi masyarakat bawah.
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·3 menit baca
Perempuan memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Bahkan lebih dari separuh usaha mikro kecil menengah digerakkan oleh perempuan, yang saat ini dalam kondisi terpuruk karena pandemi Covid-19. Maka, dukungan pemerintah terutama dalam mendukung perempuan-perempuan untuk bangkit kembali dan bertahan menghadapi krisis sangat diharapkan.
Selain memberikan insentif, revitalisasi modal, pembebasan dari berbagai pungutan, dan kemudahan izin, di saat pandemi, bentuk dukungan yang paling penting dari pemerintah adalah penyediaan akses internet gratis kepada perempuan pelaku usaha kecil hingga di pelosok-pelosok desa. Dengan cara seperti itu, komunitas perempuan pelaku usaha di daerah akan bangkit lagi dan bisa memasarkan produknya di pasar domestik.
“Saya yakin perempuan itu enggak betah diam. Intinya bagaimana mendorong perempuan-perempuan. Karena perempuan itu tipikalnya enggak bisa disuruh duduk manis, dia enggak mungkin bisa. Jadi gunakan itu dan berdayakan mereka untuk dapat menghasilkan nilai ekonomi,” ujar Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Perikanan dan Kelautan yang juga perempuan pengusaha, pada seri webinar untuk bisnis dengan topik “Perempuan Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19”, Kamis (4/6/2020).
Diskusi yang digelar UNDP Indonesia bekerjasama dengan Indonesia Global Compact Network (IGCN), Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dan QLUE Aplikasi Smart City, juga menampilkan pembicara Wulan Tilaar (Vice Chairwoman, PT Martina Berto Tbk, Martha Tilaar Group), Jacky Mussry (President, International Council of Small Business Indonesia/ICSBI), Irma Sustika (Founder, Womanpreneur Community/WPC).
Hadir juga Sophie Kemkhadze (Deputy Resident Representative, UNDP Indonesia), dan Nita Yudi (Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia, dan Wakil Ketua Umum Bidang Pemberdayaan Perempuan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Diskusi tersebut digelar karena krisis saat ini diperkirakan akan memicu resesi ekonomi yang lebih parah dibandingkan krisis keuangan 2008. Penurunan ekonomi akan berdampak buruk pada pendapatan dan pekerjaan, terutama bagi kelompok rentan, termasuk perempuan.
Di saat pandemi Covid-19 saat ini, mestinya pemerintah memberikan dukungan penuh kepada pelaku UMKM
Susi menyatakan, di saat pandemi Covid-19 saat ini, mestinya pemerintah memberikan dukungan penuh kepada pelaku UMKM. Jika pemerintah selama ini memberikan insentif kepada pengusaha-pengusaha besar, maka hal yang sama juga harus dilakukan kepada para pelaku UMKM.
Bahkan menurut Susi, UMKM tidak perlu mengurus berbagai izin, tapi cukup menangani usaha dan produknya saja, transportasinya dibantu, dan akses internet disediakan. “Saya kurang tahu tentang teknologi informasi, tapi kurang lebih kira-kira kalau itu dibangkitkan kembali, maka komunitas ibu-ibu bisa bangkit. Pemerintah sangat penting membuat program internet gratis pada masa pandemi ini,” katanya.
Menurut Nita, dari 62 juta pengusaha di Tanah Air, sebanyak 57 juta di antaranya adalah pelaku usaha UMKM dan 60 persennya adalah miliknya perempuan. Di saat krisis moneter 1998 dan 2008, UMKM memang menjadi tulang punggung perekonomian, namun saat ini UMKM-lah yang paling terimbas pandemi Covid-19.
Kembangkan bisnis lain
Wulan Tilaar mengungkapkan meskipun perusahaan nya merupakan perusahaan kosmetik besar tapi juga terdampak dari pandemi Covid-19. Berbagai upaya terus dilakukan untuk bertahan, karena 70 persen karyawan grup Martha Tilaar adalah perempuan. Misalnya mengembangkan bisnis penjualan produk-produknya secara daring, dan memberikan insentif kepada karyawan yang bekerja dari rumah.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memperluas jenis produksi dari produk kecantikan ke produk kesehatan, seperti antiseptik dan gel pencuci tangan, dan disinfektan. “Ini strategi yang tepat yang kami lakukan sehingga tetap bertahan di masa pandemi ini. Kami juga perhatikan kesehatan karyawan, dengan memberikan jamu secara gratis, dan gel pencuci tangan,” kata Wulan.
Selain itu, kata Wulan, pihaknya memproduksi minuman herbal dan membuka kelas-kelas daring make-up yang bisa diakses di mana dan kapan saja. Selain itu ada juga program belanja dari rumah.