Jalur Rempah Ditargetkan Masuk Daftar Sementara Warisan Dunia UNESCO 2020
Proses pengusulan Jalur Rempah menjadi warisan dunia UNESCO memerlukan penelitian yang panjang. Indonesia juga harus membangun narasi yang kuat.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah Indonesia mengusulkan kepada Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) agar Jalur Rempah masuk menjadi warisan dunia. Untuk tahun 2020, pemerintah menargetkan, tentative list atau daftar sementara Jalur Rempah telah diterima.
CEO Komite Jalur Rempah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Ananto Kusuma Seta menyampaikan hal tersebut di sela-sela diskusi virtual "Jalur Rempah dan Diplomasi Kebudayaan Indonesia", Selasa (28/4/2020), di Jakarta. Target tentative list akan dicapai dengan cara penetapan lokasi, penyusunan pusat data, pendalaman konsep, publikasi, kerja sama, dan diplomasi. Sekitar 100 kepala daerah telah berkomitmen terlibat, termasuk untuk urusan penelitian. Komite Jalur Rempah tingkat daerah direncanakan akan dibentuk.
Sebelum ada pandemi Covid-19, Komite Jalur Rempah berniat aktif menggelar diplomasi ke luar negeri. Namun, karena muncul pandemi, maka niat itu diurungkan dan digeser lebih banyak ke kegiatan penelitian dan penguatan narasi.
Setidaknya ada empat tahapan kerja Komite Jalur Rempah agar usulan Jalur Rempah berhasil diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Diluar target masuk tentative list tahun 2020, tahap kedua yaitu tahun 2021 - 2022 dipakai untuk konsultasi, pengembangan pusat data dan publikasi, penyusunan dossier, kerja sama, dan diplomasi. Tahap kedua diharapkan menghasilkan persetujuan voluntary submission.
Adapun tahap keempat akan dijalankan tahun 2023 - 2024 diisi dengan pengembangan platform budaya. Harapannya yaitu tahun 2024 sudah ada penetapan warisan dunia.
Proses perjalanan pengusulan sampai penetapan warisan dunia bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Ananto mengakui, proses perjalanan pengusulan sampai penetapan warisan dunia bisa memakan waktu bertahun-tahun. Sebagai gambaran, penetapan Jalur Sutera sebagai warisan dunia butuh waktu 11 tahun. Negara pengusul Jalur Sutera adalah China.
"Indonesia tidak akan menyaingi China. Indonesia mempunyai karakteristik nonblok sehingga kami optimis mudah menjalin diplomasi untuk kebutuhan penelitian dan pendataan," ujar dia.
Salah satu tantangan terbesar pemajuan kebudayaan adalah pembangunan narasi. Data - data arsip tentang rempah masih berserakan baik di dalam maupun luar negeri. Realitas itu berpotensi menyebabkan kesusahan membangun narasi.
Tantangan lainnya adalah sumber daya manusia. Sebagai ujung tombak menggala peninggalan sejarah, sumber daya manusia Indonesia belum cukup piawai.
Berangkat dari dua fakta tantangan tersebut, dia mengatakan pentingnya menjadikan Jalur Rempah sebagai gerakan nasional. Siapapun bisa ikut berpartisipasi, seperti aktivitas penelitian dan publikasi.
Sejarah cita rasa
Budaya rempah bukan menjajah, melainkan memberikan cita rasa kepada budaya lain yang dilewati. Jalur rempah adalah sejarah awal globalisasi," kata dia.
Dalam sejarah, nusantara menjadi episentrum globalisasi. Salah satu kisah sejarah terkenal adalah Belanda bersedia melepas Nieuw Nederland atau Manhattan di Amerika dan menyerahkan kepada Inggris, sedangkan Inggris melepaskan Pulau Run kepada Belanda. Pulau Run merupakan bagian dari Kepulauan Banda, Maluku, dan kaya pohon pala.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Restu Gunawan mengatakan pentingnya bekerja sama dengan partisipan penelitian lintas bidang ilmu dari berbagai negara. Perjalanan rempah sendiri melintasi batas negara.
Menurut dia, makna jalur rempah telah meluas. Di sepanjang wilayah yang dilalui perdagangan rempah berdampak ke aspek kebudayaan, seperti kuliner dan pengobatan berbahan baku rempah.