Mengisi ”Tangki Bahan Bakar” Sosial di Masa Pandemi
Sama halnya kebutuhan dasar untuk makan, demikian pula kebutuhan dasar untuk koneksi sosial, berinteraksi dengan orang lain. Jika tidak terpenuhi, lama-lama tangki bahan bakar sosial kita akan kosong.
Oleh
Yovita Arika
·4 menit baca
Pembatasan sosial untuk memutus rantai penularan Covid-19 membuat kebutuhan untuk terhubung dengan orang lain, seperti berkumpul dengan keluarga, teman, atau tetangga, tidak dapat terpenuhi. Kondisi ini bisa berdampak pada rasa sepi, bosan, jenuh, bahkan stres.
Penelitian terbaru yang dilakukan Shira Gabriel, Guru Besar Psikologi di Sekolah Tinggi Seni dan Sains Universitas Buffalo, Amerika Serikat, dan tim menunjukkan, kita tetap dapat memenuhi kebutuhan akan koneksi sosial tersebut tanpa harus melibatkan orang lain. Menonton film di televisi atau perangkat komunikasi canggih, membaca buku, bahkan memasak dapat memuaskan kebutuhan kita akan koneksi sosial.
”Orang-orang dapat merasa terhubung melalui berbagai macam cara. Kami menemukan bahwa strategi yang lebih tradisional, seperti menghabiskan waktu dengan seorang teman secara pribadi, tidak selalu lebih baik daripada strategi nontradisional, seperti mendengarkan musik favorit,” tambah Elaine Paravati dari Universitas Buffalo, New York, Amerika Serikat, seperti dikutip Science Daily, 17 April 2020.
Menghabiskan waktu dengan seorang teman secara pribadi, tidak selalu lebih baik daripada strategi nontradisional, seperti mendengarkan musik favorit.
Gabriel mengatakan, temuan ini sangat relevan selama pandemi Covid-19. ”Ada kebutuhan dasar untuk koneksi sosial, sama halnya kebutuhan dasar untuk makan. Karena itu, semakin lama kita tidak memiliki koneksi sosial, maka semakin rendah tangki bahan bakar sosial (social fuel tank) kita. Saat itulah kita mulai merasa cemas, gelisah, tertekan karena kekurangan sumber daya yang dibutuhkan,” katanya.
”Yang penting bukanlah bagaimana kita mengisi tangki bahan bakar sosial, tetapi bahwa tangki bahan bakar sosial kita sedang diisi,” kata Gabriel.
Selama lebih dari satu dekade, Gabriel mempelajari pentingnya strategi sosial nontradisional, mulai dari membaca buku hingga menyiapkan dan menikmati makanan yang menenangkan. Penelitian ini juga mencakup pentingnya strategi sosial tradisional, seperti hubungan interpersonal atau keanggotaan kelompok.
Sebelumnya, tidak pernah ada yang secara empiris menggabungkan strategi sosial tradisional dan nontradisional akan koneksi sosial untuk secara bersamaan menguji efektivitas relatif mereka. Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Self and Identity pada 11 Maret 2020 ini tidak hanya memperkuat fungsi strategi sosial non tradisional, tetapi juga menunjukkan bahwa melakukan sesuatu seperti menonton drama televisi favorit sama bermanfaatnya dengan cara pemenuhan tradisional lainnya.
Berbagai strategi
Penelitian ini melibatkan 173 responden yang ditanyai tentang kesejahteraan mereka dan koneksi sosial mereka. Tanggapan mereka memberikan pengukuran yang terinspirasi oleh penelitian sebelumnya, yang oleh tim disebut sebagai ”tangki bahan bakar sosial”.
Peserta mengisi tangki mereka menggunakan berbagai strategi dalam kehidupan mereka untuk memenuhi kebutuhan sosial mereka. Mayoritas responden melaporkan strategi sosial tradisional dan nontradisional.
”Ini sangat relevan sekarang, dengan pembatasan sosial mengubah cara orang terhubung dengan orang lain,” kata Paravati. ”Kita dapat memanfaatkan strategi nontradisional ini untuk membantu kita merasa terhubung, terpenuhi, dan menemukan lebih banyak makna dalam kehidupan kita, bahkan ketika kita mengikuti ketentuan pembatasan sosial.”
Pada saat pembatasan terkait pandemi memunculkan pertanyaan tentang bagaimana menjadi sosial, Gabriel mencatat bagaimana temuan ini berbeda dari persepsi budaya mengenai aturan tidak tertulis tentang apa yang tepat untuk menciptakan rasa memiliki.
”Kita hidup dalam masyarakat di mana orang akan ditanya ketika memutuskan untuk tidak memiliki anak, atau tidak suka menghadiri pesta. Ada pesan implisit bahwa orang-orang ini melakukan kesalahan. Itu bisa merugikan mereka. Berdasar penelitian ini, kami ingin berpesan, bahwa itu tidak benar,” kata Gabriel.
Dia mengatakan, selama ini masyarakat beranggapan bahwa hubungan nontradisional tersebut tidak berharga, hanya pengganti untuk hubungan sosial yang nyata. Namun, hasil penelitian tidak menunjukkan bahwa responden yang menggunakan strategi nontradisional lebih kesepian atau kurang bahagia, kurang terampil secara sosial atau merasa kurang terpenuhi dibandingkan yang menggunakan strategi sosial.
”Ini bukan pengganti untuk koneksi sosial nyata, ini adalah cara nyata merasa terhubung yang sangat penting bagi orang-orang,” kata Gabriel.
Paravati menambahkan, ”Ikatan sosial simbolik tidak berfungsi sebagai pilihan kedua untuk cara tradisional. Mereka adalah cara yang efektif untuk menghasilkan manfaat mental positif. Ini berguna untuk kapan saja.”
Jadi dengarkan musik, baca buku, nonton film di televisi, pelihara anjing, atau mainkan permainan untuk mengisi bahan bakar sosial selama pandemi Covid-19 ini.